Dahulu ada seorang yang bernama Liu She,
begitu rajin belajar tetapi selalu tak lulus ujian, dalam hati
sedemikian tak gembira, penuh dengan kegelisahan, terakhir memohon pada
dewa agar memberikan petunujuk lewat mimpi. Pada suatu malam, dewa benar
- benar memberikan mimpi, malahan menyalahi dia berkata ”Pada kehidupan
kamu ini selalu menampakkan kebajikan,
tetapi tak mau melakukannya, malahan ada melakukannya perbuatan yang
merusak moral, kamu mana bisa mengharapkan dapat menjadi sarjana tempo
dulu”. Liu She menjawab “Diri sendiri tak pernah berbuat hal yang
merusak moral”. Dewa berkata ”Adik kamu berhutang pada negara, kamu
bukan saja tak membantunya, malahan membiarkan dia mati dalam penjara,
bukankah ini merupakan hal yang merusak moral ?”. Liu se lalu
menjelaskan akan kelakuan jelek dari adiknya. Pada saat itu pula dewa
berkata lagi ”Orang biasa yang berlalu lalang saja melihat keadaan
adikmu saja sudah menaruh hati yang tidak tega melihatnya, apalagi kamu
sebagai saudaranya, juga bagaimana tidak memperhatikan dan menaruh iba
terhadapnya, apakah kamu tidak mengetahui akan masalah Chu She yang
mewakili orang membayar pajak menanam tanaman ? Dia hanya dikarenakan
satu niatan yang berhati baik, tidak tega dan berbuat baik, sekarang
sudah menerima pembalasan baik”. Liu She setelah terjaga dari mimpinya,
hari ke dua lalu pergi mengunjungi Chu She, meminta pengarahan hal baik
apa yang dilakukan sehingga mendapatkan balasan baik, Chu She berkata
“Tahun ini saya pulang dari belajar di tempat yang jauh, di dalam
perjalanan melihat seseorang di siksa oleh orang, saya bertanya pada
pemukulnya, kenapa bisa sedemikian ?” Dia menjawab “Orang ini berhutang
pada negara, pajak menanam bibit sebanyak 2500 masih belum dibayarnya.”
Saya lalu mengambil uang saya yang semestinya saya kasih sebagai
penghormatan terhadap guru saya, untuk mewakili dia membayarnya, tak di
sangka lantaran hal yang demikian telah dicatat oleh Langit. Setelah Liu
She habis mendengarkan, tak tahan diri sendiri merasakan sangat malu
sekali, juga akhirnya memahami diri sendiri telah merusak moral dan
itulah penyebab dia beberapa kali tak lolos ujian.
Kitab kuno berkata ”Langit tanpa mengenal apapun, hanyalah moral sebagai pendampingnya”. Rupanya Langit begitu memandang berat pada orang yang memiliki Tao dan bermoral, dan segala rezeki dan bergelimangan balasan kebajikan, juga akan didapati lantaran ada membina diri.
Kitab kuno berkata ”Langit tanpa mengenal apapun, hanyalah moral sebagai pendampingnya”. Rupanya Langit begitu memandang berat pada orang yang memiliki Tao dan bermoral, dan segala rezeki dan bergelimangan balasan kebajikan, juga akan didapati lantaran ada membina diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar