Selasa, 15 Mei 2012

Prihal Mengabdi

umat KHC mengabdi kepada Tian seperti yang tertulis dlm Bingcu:
存 其 心 , 養 其 性 , 所 以 事 天 也 。
cún qí xīn , yǎng qí xìng , suǒ yǐ shì tian yě .
“Menjaga hati, merawat Watak Sejati, demikianlah mengabdi kepada Tian.”
Tengah Sempurna XIX: 5 “Mengabdi kepada siapakah yang terbesar? Mengabdi kepada orangtua itulah yang terbesar. Menjaga apakah yang berbesar? Menjaga diri itulah yang terbesar. Orang yang tidak kehilangan dirinya dan dapat mengabdi kepada orangtuanya, aku pernah mendengar. Tetapi orang yang kehilangan diri dapat mengabdi kepada orangtuanya, aku belum pernah mendengar.” (Mengzi IV A: 19) “Cinta Kasih itulah Kemanusiaan dan mengasihi orang tua itulah terbesar.” ~`~
Berfokus pada hal-hal yang berada dalam kendali diri masing-2 individu merupkan hal yang utama dalam ajaran Shengren Kongzi. Dan apa yang mereka pelajari, tak lain adalah pemahaman tentang nurani/watak sejati kita yang sebenarnya secara mendasar telah dimiliki secara alamiah baik ,dan apa yang harus mereka lakukan sesuai dengan peranan dan tanggung jawab masing-masing, juga bagaimana setiap orang hendaknya berusaha sekuat tenaga untuk hal ini
seperti penjabaran Ming de 

明德者,人之所得乎天,而虛靈不昧,以具眾理而應萬事者也。

明德 ming de kebajikan tercerahkan adalah, kebajikan yang didapatkan secara alamiah oleh manusia; 明德 bersifat menerima, batiniah (menyatu dengan jiwa-rohani-nurani), tidak tertutupi (terkaburkan oleh pandangan salah); mengandung banyak prinsip-prinsip sehingga ia (明德) dapat digunakan untuk menghadapi segala masalah.

但為氣稟所拘,人欲所蔽,則有時而昏;

Namun, dikarenakan oleh keterbatasan tingkat kualitas batin (氣 qi2 - dalam hal ini yang dimaksud adalah batin / moral), dan dikaburkan/ditutupi oleh nafsu keinginan manusia, ada kalanya (明德) tertutupi.

然其本體之明,則有未嘗息者。

Walaupun begitu, di akarnya (明德 yang tertutupi) potensi pencerahan tidak pernah hilang.

故學者當因其 所發而遂明之,以復其初也。

Karenanya kaum terpelajar hendaknya mengikuti pancaran kebajikannya (ujung pancaran dari明德 yaitu berupa prinsip-prinsip kebajikan) dan berikutnya mencerahkannya (mencerahkan kebajikan - menghayati melaksanakan prinsip-prinsip kebajikan) untuk kembali ke awal (awal 明德yang didapat secara alamiah ketika sebelum dibatasi oleh氣 dan nafsu keinginan).
 
Bagaimanapun hebatnya, orang tua kita adalah manusia biasa , yang tidak luput dari berbuat salah , keliru dan terlanjur. Bila sekali waktu beliau terlanjur berbuat salah kita harus tetap hormat pada beliau .

Mengingatkan ini harus dilakukan dengan santun, hati - hati, tulus dan perlahan- lahan dengan tutur kata yang lembut, penuh kasih sayang, dan sikap manis yang menyenangkan .

Bila beliau menolak nasehat, dengan santun terus diulang di lain saat ; Mungkin diiringi tangis agar beliau bertobat, walau dipukuli jangan menaruh sakit hati .

Bila pada tahap awal beliau belum bisa menerima koreksi dan pendapat kita , maka kita tetap harus sabar, dan penuh kesantunan mencobanya lagi . Carilah lain waktu hati beliau lebih santai dan terbuka, coba, dan coba lagi . Walau mungkin beliau marah, kalau kita yakin beliau bersalah , ingatkan lagi . Walau sampai keluar air mata saking sedihnya, tetaplah bermohon pada beliau untuk berubah sikap .

Walau mungkin beliau sampai terlupa lalu memukul kita, jangan menyesal dan putus asa. Selalulah tetap mencoba. Kalau beliau dibiarkan terbiasa berbuat salah yang berulang-ulang , bisa merugikan kita semua .^V^..

若曲禮、少儀、內則、弟子職諸篇,固小學之支流餘裔,而此篇者,則因小學之成功,以著大學之明法,外有以 極其規模之大,而內有以盡其節目之詳者也。
Seperti 曲禮 Qu1 Li3 (Tata Upacara Dan Susila), 少儀 Shao3 Yi2 (Norma Sosial Bersifat Ringan), 內則 Nei4 Ze2 (Aturan Dalam Keluarga) (ketiga ini nama-nama buku bagian dari Li Ji), 弟子職 (di4 zi3 zhi2 kewajiban berbakti seorang murid - nama dari bagian tulisan Guanzi) kesemuanya adalah materi tahap lanjutan yang dipelajari di sekolah dasar, sedangkan bab ini (Zhu Xi merujuk ke buku Da Xue) dipelajari setelah berhasil menyelesaikan sekolah dasar, berbicara mengenai metode pengajaran sekolah tinggi / akademi kerajaan, secara garis besar terdiri dari ruang lingkup pembahasan yang sangat luas,lebih lanjut lagi setiap bidang pelajaran (buku) isinya sangat terperinci.
sebagai perwujudan dari pengabdian kpd Tian dengan menjalankan pengabdian dlm bentuk perbuatan. Dan perbuatan mengabdi yang terbesar itu adalah mengabdi kpd Ortu. Pengabdian kpd ortu adalah penjabaran bentuk dari Cinta Kasih juga. Di dunia nyata ini mengasihi ortu itu yg terbesar, jadi umat KHC yg tidak mengabdi kpd ortu nya belum bisa dikataakan mengabdi juga pd Tian. Mengabdi kepada Ortu ya.. sama saja mengabdi kepada Tian. Mengabdinya kepada Tian hrs nyata dlm perbuatan.

mengabdi ajaran Kongzi tidaklah langsung mengabdi kepada TIAN ini merupakan suatu lompatan yang sangat jauh bila langsung kesana ,Tian adalah suatu bagian dari tiga kuasa (Tian Di Ren; ) yang menegaskan bahwa Tian bukanlah suatu kekuasaan absolut tunggal, namun perimabngan dalam keseimbangan alam. Konsep yang juga dikembangkan misalnya sejak periode Tang menggariskan bahwa kekuasaan alam itu sudah punya perwakilan yang termanifestasi dalam diri manusia, yaitu gui dan shen yang mewaris ke anak cucu. Dari situ saja sudah tergambar bahwa wakil Tian (dalam arti xing) adalah orang tua.性 Xing - Watak Sejati itu bisa di artikan sebagai sifat Rohani manusia yang berawal dari Tian itu sendiri melalui perwakilan orang Tua . Bagaimanapun berhasilnya manusia "medahulukan pengabdian ke Tian,sehingga kita selalu berfokus pada Tian sedangkan pengabdian soal kehidupan saja belum di pahami (termasuk aqu) tapi kalau dia mengabaikan primafacie berupa orang tuanya, maka dia sudah melanggar hirarki. Makanya dikatakan, menyembah yang tidak seharusnya/pada tempatnya adalah menjilat. Dulu Tian itu bahkan tidak disembahyangi oleh rakyat jelata, itu tugas dari para penguasa. Hanya belakangan saja ada pergeseran sehingga Tian juga disembahyangi oleh semua orang sehingga banyak umat Rujiao selalu mengedepankan /bicara Tuhan . Kekeliruan selama ini terjadi akibat doktrin samawi digunakan oleh Tionghoa terhadap dokrin tersebut , apalagi pake bungkus "agama khonghucu" yang menyebabkan ada pergeseran yang terlalu jauh ke arah samawi. Selayaknya Tian tidak disembah-sembah begitu, karena Tian dalam kebudayaan Tionghoa sudah melihat dan mendengardsb . Penghormatan itu boleh, bahkan untuk kelenteng memang mempunyai altar khusus sebagai pertanda bahwa kita menghargai kekuasaan di dunia sebelum mendatangi shenming yang menjadi penunggu wilayahnya. Namun sebagai bukti lain, jelaslah sembahyang orang tua tidak menggunakan sembahyang Tian. Apa arti bukti ini, yaitu bahwa dalam hal penghormatan Orang Tua, hubungan pribadi itu tidak terputus dan tidak tergantikan bahkan langsung kepada Tian sekalipun. Dengan kata lain, meskipun memang orang tua yang almarhum memang bersifat yin (gui), itulah asal darah daging kita. Menghormat Tian ada waktu dan porsinya sendiri, kususnya dalam hubungannya dengan alam. Hubungan terasli dan terdekat tentu saja dengan orang tua, dengan gui dan shen-nya itu yang memang mewaris ke dalam diri kita.