Selasa, 03 April 2012

Lukisan mural bangunan klenteng

sumber; Xie Tian Gong, 協天宫 Bandung Chinese Temple

 

Simbol, Hermeunatik, Iconography Mural pada Bangunan Kelenteng  Xie Tian Gong  協天宫 (1917), (awal pembangunan 1896 Sheng Di Miao 聖帝廟), Bandung 

Abstrak

Keberadaan kelenteng merupakan suatu ekspresi vernakular keberadaan masyarakat Tionghoa awal sebagai  pemukim disekitarnya. Bangunan murni bercirikan arsitektur dari tempat asalnya Tiongkok, relatif sedikit sekali dipengaruhi budaya lokal. Dibangun terutama berfungsi untuk tempat  beribadat  kepercayaan yang dianut. Dengan konstruksi  dan langgam arsitektur yang digunakan serupa dengan  bangunan tradisional yang umum dipakai didaerah asal. Sejarah keberadaan kelenteng setempat dapat memberi petunjuk dan penjelasan sejarah masyarakat yang membangun dan penggunanya. Ornament yang dipakai merupakan adaptasi collective memories dari budaya Tionghoa. Pemaknaan mural dinding kelenteng dapat menjelaskan sebagian dari unsur budayanya. Penguraian ornament simbolis yang dipakai dapat  memperinci pandangan kehidupan dan harapan masyarakat. Pengenalan tokoh yang dihormati; berkaitan erat dengan  sejarah Tiongkok kuno. Arsitektur dan detail konstruksi bangunan merupakan rekaman dari falsafah membangun tradisional masyarakat yang dibawa  dari tempat asal mereka. Keadaan bangunan kelenteng sekarang dapat membantu menjelaskan proses historis transformasi etnis Tionghoa serta situasi pemukiman sekitarnya.
Keywordsvernacular architecture, traditional building, symbol, meaning,mural, hermeunatic, iconography, Chinese culture, folklore, Chinese history, diaspora, religion, temple, conservation
Keberadaan masyarakat Tionghoa di Indonesia umumnya, hususnya di pulau Jawa; tercatat dalam sejarah telah berabad-abad lamanya. Mereka telah bermukim lama sebelum kedatangan para pelaut Eropah, terutama bermukim dipesisir pulau-pulau Nusantara. Dalam jumlah yang besar telah bermukim di pulau Bangka, Belitung dan Kalimantan barat; bekerja sebagai penambang timah. Sebagian emigran lainnya bermukim sehubungan dengan kegiatan perdagangan, dipulau-pulau Jawa, Sulawesi, dan Sumatra (dibagian timur Sumatra mereka bekerja sebagai buruh perkebunan karet dan tembakau, sedang disekitar daerah Bagansiapiapi sebagai nelayan). Sedangkan pendatang di pulau Jawa terutama sebagai pedagang; banyak yang berasal dari propinsi Fujian dengan dialek Hokkian (disamping ada juga dialek lainnya; tetapi tidak signifikan jumlahnya, juga ada yang berasal dari propinsi Guangdong 廣東). Sehubungan dengan kegiatan perdagangan ini mereka membentuk kelompok hunian yang berdekatan dengan jalur transportasi dan pasar tempatnya berdagang. Pada kota pesisir di dekat pelabuhan sering letak pemukiman berdekatan dengan pasar setempat. Di kota pedalaman mereka mengelompok berdekatan dengan jalan utama (jalan raya dan jalan kereta api) serta pasar tempat perdagangan. Dalam lingkungan memusat demikian dengan sendirinya akan terbentuk lingkungan bersuasan budaya yang sarat dengan tradisi dan kepercayaan asli yang terbawa dari tempat asal. Untuk menampung kegiatan kelompok masyarakat demikian dibangunlah kelenteng sebagai comunity center sekalian juga tempat beribadah kercayaan bersama sesuai kepercayaan tradisional yang dibawa dari daerah asalnya di Tiongkok. Kelenteng turut menjadi penentu beberapa pola pemukiman etnis Tionghoa setempat.
Kepercayaan tradisional Tionghoa merupakan campuran beberapa ajaran, yang terpenting Budhisme, Konfusianisme, Taoisme. Ketiga faham ini terangkum dalam filsafat bangunan kelenteng. Ritual pokok bagi masyarakat etnis Tionghoa inti utamanya ialah penghormatan dan bakti pada orang tua, anggota keluarga yang dituakan dan Allah yang maha kuasa. Dalam penerapan penguraiannya (derivation) menjadi penghormatan pada tokoh yang berjasa pada masyarakat semasa mereka hidup, pelaku sejarah yang karakter dan tindakannya patut diteladani, guru yang dihargai, serta para nabi. Dalam perjalanan sejarah berabad abad; tokoh budaya ini bermetaforsa menjadi folklore, mitos, legenda, malah terangkat dipuja dianggap dewa-dewi yang dipercaya memiliki kemampuan atau berkat tertentu bagi umatnya.
Ada gejala sangat menarik bahwa di kawasan Nusantara terdapat inkulturasi dan toleransi yang sangat besar dengan menggabungkan tokoh setempat yang dihormati kedalam adat budaya ini, dengan adanya tokoh Muslim setempat dan tokoh etnis Tionghoa yang dihormati dan dipuja bersama sama didalam klenteng. Para umatnya berlainan agama dan etnis berkunjung bercampur berbrengan, semuanya diterima dengan bersahabat dan senang hati. Tanpa prasangka dan konflik. Contoh klenteng: Tanjung Kait, Cileungsi, Ancol, Palembang (pulau Kemarau), Semarang (SamPoKong) dst. Ini merupakan hasil adaptasi berabad-abad lamanya antara masyarakat yang bermukim dan terlibat di sekelilingnya; toleransi yang saling melengkapi menjadikan objek klenteng berubah menjadikan suatu produk vernakular lokal dengan nuansa arsitektur Tionghoa.

Lukisan mural bangunan klenteng tersirat simbol budaya Tionghoa (hermeneutika, iconography).

Budaya dan kepercayaan kuno Tiongkok seperti juga masyarakat di lingkungan Asia dan Pasifik lainnya berawal dari animisme, kepercayaan yang beranggapan tiap benda atau mahluk memiliki jiwa. Baik bebatuan, tumbuhan, hewan, arwah leluhur, gejala alami dst. Timbulah tokoh mitologi naga, topeng roh jahat, dst yang mirip dengan totemisme bagi masing masing suku.
Kemudian (500BC) muncul ajaran Confusius, Laotse dan Budha yang pengaruhynya bercampur membentuk budaya dan kesenian Tionghoa. Masa dinasti Han (202 BC- 221 AD) banyak timbul karya seni yang kemudian kita kenal sekarang sebagai budaya Tionghoa, sutera, lacquer dan tulisan. Muncul juga motif bertemakan harimau, kura-kura, bangau, macan, rusa dll, hewan-hewan mitologi phoenix, kirin, naga yang kita kenal sekarang yaitu bertanduk, berekor panjang, berkaki, bersisik, berduri punggungnya. Ketika dinasti Tang (AD 618-906) karya seni banyak dipengaruhi Budhisme. Muncul simbol bergambarkan: malaikat, Bodhisatva, penjaga gerbang, roh jahat, juga tokoh perorangan yang dianggap suci. Dalam proses pencampuran budaya ini timbul juga ajaran Chan (Jepang: Zen). Pada periode dinasti Song (AD 960 – 1279) didapat karya yang sangat indah dan halus mutunya, berupa keramik dan lukisan sangat menonjol; bersifat naturalis, burung, unggas, ikan, bunga, tumbuhan dan gunung. Pada masa ini sering disebut periode munculnya karya puncak dari kebudayaan Tionghoa.
Menurut sejarahnya huruf tulisan Tionghoa berasal dari gambar (pictographic symbols) setiap huruf mewakili suatu objek. Simbol berkembang menjadi huruf yang kita kenal sekarang (abstract ideographic writing). Cara membacanya haruslah diingat dan dihafal. Tidak ada ejaan untuk membentuk suatu bunyi suara seperti pada alfabet (phonetic alphabet). Ini lebih membentuk budaya komunikasi Tionghoa menjadi cenderung "komunikasi mata" berbeda dengan kita yang terbiasa "komunikasi kuping." Tulisan mereka hakekatnya merupakan susunan simbol-simbol. Huruf ini disebut sebagai hanzi     huruf yang dipakai oleh suku bangsa Han yang merupakan mayoritas penduduk di Tiongkok. Lafal yang disebut mandarin adalah lafal baca warga sekitar Beijing yang menjadi pusat pemerintahan. (kata mandarin berasal dari bahasa Portugis, mandrim: pejabat. Maka bahasa mandarin berarti bahasa resmi pemerintahan). Huruf yang sama dapat dilafalkan berbeda-beda menurut dialek berbagai tempat.
Lukisan yang dihasilkan juga sering berupa simbol, membawakan pesan tersirat yang harus ditafsirkan oleh penerima. Sebagai pengantar kadang-kadang disertakan suatu kutipan dari bagian tulisan sastra kuno. Untuk dapat mengerti pesan-pesan tersirat ini secara tepat; mutlak perlu mengetahui secara lengkap karya yang dikutip, serta sejarahnya dan dalam kerangka apa saat diciptakan. Penggunaan simbol dalam budaya Tionghoa banyak juga digunakan huruf dengan bunyi yang sama (homophone). Kata yang berbunyi sama ini lalu dituangkan dalam bentuk huruf kaligrafi, ornamen, dan lukisan.
Mural yang lukisannya sekarang dapat diteliti pada bangunan klenteng Xie Tian Gong 協天宫 Bandung, membawakan pesan budaya yang serupa. Kepercayaan menurut falsafat Tao, Budhisme, dan ajaran kehidupan Confusius. Mengangkat episode-episode dalam cerita Hong Sin, epos San Kuo (三國 zaman 3 kerajaan), dilengkapi contoh-contoh perbuatan tokoh bersejarah yang dinilai patut untuk diteladani oleh masyarakat generasi penerus. Mitos, folklore, legenda rakyat Tiongkok yang telah berusia berabad-abad bercampur terangkum di dalamnya . Wujud lambang, simbol, ornamen pada bangunan merupakan ekspresi arsitektur yang dipakai bermuarakan budaya tersebut, untuk dapat mengerti dan menguraikannya; memerlukan pengertian mengenai situasi dan kondisi sejarah ataupun falsafat yang berhubungan dengan exposure yang terlukis.
Mural sayap timur gedung utama (gambar tahun 2008 & 1976)
Image
Zhao cai yuan shi xing ren de. 招財源是行仁徳進寳全為在善心。Sumber mendatangkan harta adalah melaksanakan kebajikan.
Jin bao quan wei zai shan xin. 進寳全為在善心進寳全為在善心。Memasukan kekayaan dasarnya berbuat baik.
Image
Kelelawar (Mandarin: bian fu  蝙蝠). Secara fonetik mirip dengan huruf fu keberuntungan. Sering digambarkan dengan 5 ekor kelelawar melambangkan keberuntungan: panjang umur, kaya, sehat, bijaksana, meninggal secara alami. Diceritakan bila telah berusia 1000 tahun; kelelawar berwarna putih, bila dimakan akan memberi manfaat panjang umur dan penglihatan yang tajam. Kadang digambarkan berwarna merah (Mandarin: hong ) sebab dibacanya mirip kata yang berarti besar.
Rusa (Mandarin: lu 鹿). Dipercaya rusa dapat hidup lama, digunakan sebagai pelambang panjang umur. Tubuhnya akan berubah warna menjadi abu-abu setelah berusia 1000 tahun, setelah 500 tahun lagi akan bewarna putih. Sebagai hewan tunggangan dewa panjang umur (sedangkan pada gambar ini penunggangnya mirip tokoh Nezha ?). Tanduk menjangan dihargai sebagai obat panjang umur. (Lihat juga keterangan mengenai rusa di bagian lain). Gerobak kecil berisikan tanduk rusa dan buah persik, peach (tao ) yang keduanya melambangkan panjang umur.
Gambar bangau (he ) di bagian muka mural ini juga melambangkan panjang usia (baca juga penjelasan hal bangau di bagian lain). Bunga chrysanthemum (Mandarin: ju ) adalah bunga musim panas, lambang panjang umur dan kegembiraan. Berwarna-warni menarik.
Mural sayap barat gedung utama (gambar tahun 2008 & 1976)
Image
Fu lu shou san xing gong zhao. 福禄夀三星拱照。Keberuntungan, harta, usia, 3 bintang menyinari.
Tian di ren yi qi tong chun. 天地人一氣同春。Langit, bumi, manusia bersama di musim semi.
Image
Tergambar 3 (tiga) orang tokoh Cai zi shou 財子夀, terdiri dari dewa panjang usia (pria tua) Shou shen 夀神, di sebelahnya dewa kekayaan Cai shen 財神, dan sedang duduk dewa keberuntungan Fu shen 副神 (memangku bayi) dalam filsafat Tionghoa keturunan adalah hal yang juga sangat didambakan. Meneruskan nama keluarga serta melakukan upacara menghormati leluhur. Gambar rusa, bangau, pohon cemara, naga pada tiang kolom; semua penjelasannya dapat dilihat pada bagian lain. Buah persik, peach (mandarin: tao ) besar dijunjung oleh seorang anak, menurut cerita diartikan sebagai buah dewa panjang usia, pan tao 蟠桃 hanya tumbuh di gunung Kun Lun 昆仑山, berbunga tiap 3000 tahun sekali, serta buahnya masak setelah 3000 tahun berikutnya. Berdiri dengan menyender pada sebatang tongkat adalah dewa panjang usia Shou Xing 夀星; awalnya adalah dewa bintang dilangit selatan dianggap menguasai umur manusia. Disebut juga Orang tua dari kutub selatan, Nan ji xian-weng 南極仙 . Digambarkan juga 2 bayi yang sedang dipangku dan 2 anak kecil yang sedang bermain melambangkan keturunan yang banyak dan sehat. Bunga peony (Mandarin: mu dan 牡丹). Bunga musim semi, disebut-sebut sebagai "ratu bunga" melambangkan kekayaan dan kejayaan. (bunga musim panas: lotus, lian , musim dingin: plum, mei  ). Muncul dalam bentuk sekarang sejak abad ke-8, dengan bermacam-macam warna yang paling dikagumi peony berwarna merah. Naga pada kolom, lihat penjelasan di bagian lain. Perempuan dipinggir lukisan sedang membawa kain dan emas, lambang kekayaan.
Seluruh gambar-gambar mural yang terdapat pada tahun 1976 dalam tulisan ini dikutip dari karangan Claudine Lombard-Salmon: Une morale en images: les peintures murales du Xie-Tian-Gong de Bandung. Archipel 11. Paris. 1976. Halaman:167-176.
ImageImage
Nian nian you yu. 年年有余 Tahun-tahun berkelebihan.
Image
Yu shui he xie 鱼水和谐 Ikan dan air harmonis.
Lukisan Ikan (Mandarin: yu ) berbunyi serupa dengan kata yang berarti berkecukupan, berkelebihan makmur. Sehingga ikan digunakan untuk melambangkan kekayaan. Sepasang ikan yang berenang berbarengan dimaksudkan sebagai pasangan yang bahagia dan harmonis. Sering digambarkan pada upacara pernikahan pengantin. Mao Tse Tung 毛泽东pernah mengumpamakan tentara PRT sebagai ikan dan air dengan rakyat jelata Tiongkok. Pada hari raya musim semi (tahun baru imlek) hidangan dari ikan melambangkan harapan kemakmuran dari tahun ke tahun. Pada upacara penghormatan bagi leluhur pada makanan sesaji mutlak tersedianya samseng, 3 jenis hidangan dari 3 matra: darat, air, dan udara. Ikan merupakan hidangan harus selalu tersaji. Ikan merupakan objek gambar hiasan yang banyak dipakai pada hasil kerajinan poselen Tiongkok. Suatu adat tradisional mengirim ikan pada keluarga calon mertua melambangkan kebersamaan pasangan dengan kesuburan keturunan. Adat ini diadaptasi oleh warga Betawi di sekitar Jakarta dengan mengirimkan ikan bandeng, pada mertua. Ikan emas yang berenang melawan arus air melambangkan keuletan, dipakai simbul dalam persilatan. Sejenis ikan di sungai Kuning: Sturgeon (gurame), pada setiap bulan ketiga imlek diceritakan berenang melawan arus kehulu, ikan yang dapat melewati pintu naga (long men 龍門) berubah menjadi naga. Cerita ini dipakai sebagai kiasan untuk mereka yang lulus melewati ujian negara. Kadang bila sekelompok ikan berenang melawan arus dipercaya sebagai pertanda mereka yang melawan ketertiban masyarakat, awal suatu pergolakan. Legenda menceritakan raja Fu Yi (2953 – 2838 BC) yang pertama mengajarkan masyarakat membuat bermacam macam jaring penangkap ikan, serta mengawetkan hasil kelautan. Digambarkan bersamaan dengan lotus berbunga, (Mandarin: lian  atau he ) berlafal mirip huruf yang berarti: bersatu, berkelanjutan, sayang. Bunga lotus dengan daun dan putik melambangkan kesatuan yang lengkap. Menurut cerita rakyat, ada seorang kaisar pada sekitar 500 AD menghamparkan bunga lotus agar seorang istri kesayangannya dapat menari diatasnya. Mungkin yang dimaksud adalah hamparan karpet lantai bergambar bunga-bunga lotus. Cerita ini dianggap sebagai awal dari adat pengikatan kaki perempuan Tionghoa, agar dapat menari diatas bunga lotus yang kecil. Sebagian pria tradisional menganggap perempuan berkaki kecil sebagai menarik. Tradisi ini yang dimulai sekitar tahun 900 AD dan baru dihapuskan setelah 1912 (Republik Tiongkok, Sun Yat Sen). 2 bunga lotus melambangkan sehati dan harmonis bersama, dengan buah lotus melambangkan kesuburan dan keturunan.
Image
Lukisan rusa (Mandarin: lu 鹿) fonetik mirip dengan kata yang berarti: berpenghasilan baik. Sering dipakai sebagai simbol panjang umur. Legenda menuturkan rusa merupakan hewan yang dapat menemukan jamur abadi. Ini mengakibatkan dipercayanya tanduk rusa sebagai obat panjang umur. Pohon pinus (song ), dan cypres (bai ), yang juga simbol panjang usia. Sebab pohon cemara; bambu dan pohon plum selalu hijau saat musin dingin bersalju (evergreen). Sungai, air terjun, air unsur alam melambangkan yin  wanita.
ImageImage
Image
Long yin. 龍吟 Naga bersenandung.
Naga (long ): hewan mitologi Tionghoa popular yang memiliki pelambangan sangat rumit. Simbolisasi sumber kebaikan dan kemakmuran. (Berbeda dengan budaya barat naga digambarkan bersifat buruk dan jahat). Naga melambangkan jantan dan kesuburan, unsur Yang . Sejak dinasti Han (206 BC – 220 AD) naga juga melambangkan raja sebagai "Putera langit." Hewan ke-5 dalam sistem zodiak 12 tahunan kelahiran Tionghoa (zhi  shio). Pada simbol sistem mata angin ganzhi 干支, naga biru dianggap hewan penjaga di timur, mengatur hujan dan musim semi. Berhadapan di barat dengan macan putih, musim gugur. Ular hitam di utara berkaitan dengan musim dingin, phoenix merah di selatan dengan musim panas. Naga dipercayai memiliki sifat supranatural, ia dapat mengecil sebesar ulat sutra; tapi juga dapat mengembang memenuhi semesta alam. Dapat kasat mata tapi juga dapat menghilang sesuai kemauannya sendiri. Usia naga ditentukan oleh dirinya sendiri. Naga memangsa burung walet, maka dalam upacara penghormtan naga dilepaslah burung-burung walet. Naga dapat melayang diatas awan; juga melintas diatas samudera. Gambar 2 (dua) naga yang bermain bola api, di lambangkan sebagai pembawa pesan dari langit ke bumi bolak-balik. Juga dimaksudkan permainan yang membawa hujan bagi petani. Dipercaya ada 4 jenis naga: "naga langit" (tian-long 天龍) sebagai daya tumbuh berkembangnya langit, "naga dewa" (shen-long ) yang mengatur angin dan turunnya hujan, "naga bumi" (di-long 地龍) menguasai mata air dan aliran sungai, "naga penjaga harta" (fu-cang-long 富藏龍) sehingga harta kekayaan tidak terlihat kasat mata. Disamping juga ada 4 (empat) "naga raja" (long-wang 龍王) yang menguasai 4 (empat) samudera sekeliling bumi. Mereka tinggal di istana dasar samudera yang indah dan sangat berharga. Pada tanggal 5 bulan 5 imlek, biasa diadakan lomba perahu naga 龍船. Suatu perahu panjang 40m, lebar 1.5m, dalam 0.7m, dihias dengan kepala naga pada bagian hulu dan ekor naga di buritan. Diawaki sampai 60 pedayung pada masing-masing perahu. Serta diiringi suara tambur dan hiasan bendera. Kini sering dihubungkan dengan peringatan negarawan Qu-Yuan 屈原 dari daerah Ying yang bunuh diri di sungai Mi-luo 汨羅江 (295BC) ketika dirinya difitnah, serta melihat penyelengara negara yang korup. Masyarakat yang mencintainya berlayar hilir mudik seolah mencari jasadnya; membekali diri dengan zong ; ketan dibungkus daun bambu berisikan daging (bacang) untuk bekal arwahnya. Sering terjadi kecelakaan pada perlombaan demikian. Korban jiwa yang terjadi dalam kecelakaan mungkin sebenarnya merupakan penerusan tradisi adat kuno persembahan korban manusia untuk naga penguasa sungai, yang mengatur hujan dan air sungai yang sangat berarti untuk kemakmuran petani. Hiasan naga pada jubah pejabat dan perlengkapannya dari jumlah jari cakar kaki mununjukan tingkatan resminya, 5 (lima) cakar untuk raja, putra dan pangeran tingkat pertama dan kedua, 4 (empat) cakar untuk pangeran tingkat tiga dan empat, cakar 3 (tiga) untuk pejabat lain.
Image
ImageImage
Hu xiao. 虎啸 Macan mengaum.
Harimau (hu ). Disebut sebagai raja hewan buas, digunakan sebagai simbol kejantanan dan keberanian. Sifat garang dan ketegasan. Simbol harimau banyak dipakai dalam kemiliteran Tiongkok kuno. Gambar kepala harimau sering ditempatkan di ambang pintu rumah, sebagai penangkal agar roh jahat tidak berani memasuki rumah yang bersangkutan. Topi dan alas kaki anak-anak juga digambari kepala harimau untuk tujuan perlindungan dan menghindari gangguan. Banyak simbol harimau muncul pada keramik dan kerajinan perunggu (bronze). Harimau juga merupakan hewan ke-3 dalam zodiak kelahiran Tionghoa 12 tahunan (zhi , shio). Ada kepercayaan bahwa setelah berusia 500 tahun tubuh harimau akan berubah berwarna putih.
Long yin hu xiao 龙吟虎啸. Naga bersenandung dan harimau mengaum, merupakan pasangan penjaga pintu utama klenteng. Dipercaya dapat menghalau mahluk halus yang berniat buruk, sehingga tidak berani memasuki ruangan klenteng.
ImageImage
Song he yan nian. 松鹤延年 Pohon pinus dan bangau melambangkan panjang usia.
Image
Yun zhong bai he 云中白鹤. Bangau putih di tengah awan.
Bangau. (he ) Melambangkan panjang umur, digambar bersamaan dengan pohon cemara dan batu yang juga merupakan simbol dengan arti yang sama juga. Bangau juga melambangkan kebijaksanaan, digambarkan dengan sepasang bangau terbang kelangit atas (tien-he 天鹤). Ia juga dipercaya dapat mengusir roh jahat Legenda menyebutkan ada 4 warna bangau: hitam, kuning, putih, dan biru. Hitam merupakan bangau tertua. Ketika bangau mencapai usia 600 tahun, ia hanya minum saja dan tidak lagi makan. Bangau dianggap juga sebagai pesuruhYyang Maha Kuasa, dewa panjang umur dan ratu langit.
Kadang ketika pemakaman diatas peti mati tergambar bangau terbang; seperti juga rusa, melambangkan hewan tunggangan jiwa untuk berangkat ke langit barat bagi hidup abadi. Gambar bangau putih dipakai pada jubah pejabat Tiongkok dulu tingkatan ke-3.
Image
Ayam hutan (ye ji 野雞). Ayam hutan berleher emas sering disulamkan pada jubah pejabat pengadilan kerajaan tingkat 2. Dan yang berleher perak bagi tingkat 5. Ayam digambarkan berdiri di tebing batu pantai laut memandang matahari (pelambang raja). Ada cerita ketika musim gugur dan musim salju, ayam hutan merubah menjadi remis/tiram didalam air. Kadang kadang ayam hutan dipercaya juga membawa pertanda buruk. Pada beberapa cerita rakyat roh ayam hutan jahat berubah menjadi perempuan cantik yang berniat mencelakakan.
Image
Peacock, burung merak. (Mandarin: kong que 孔雀) Melambangkan kecantikan dan harga diri. Dipercaya mengusir kejahatan. Hidup di alam di selatan Tiongkok, mungkin berasal dari semenanjung Malaka. Sejak dinasti Ming bulu ekornya digunakan untuk menunjukan derajat pejabat, kebiasaan ini dihapus setelah tahun 1918. Jumlah lingkaran pada bulunya menunjukan tingkatan pejabat.
Image
Ayam jantan dan betina (gong ji  公雞, mu ji 母雞). Ayam jantan merupakan hewan ke-10 dalam susunan zodiak Tionghoa. Dipercaya dapat mengusir kejahatan serta membawa keberuntungan. Kadang pada dinding rumah ditempelkan gambar ayam jantan merah dimaksudkan untuk melindungi dari kebakaran. Ketika ditempelkan gambar ayam jantan putih (kadang juga bangau putih) pada peti mati, dimaksudkan untuk membujuk arwah yang meninggal agar masuk kedalam peti dan mengusir roh jahat. Dianggap pemberani dan menguntungkan dari sifatnya yang mengundang ayam betina bila menemukan makanan. Sifat tepat waktu, selalu berkokok bila pagi tiba. Gambar ayam betina juga dipercaya ditakuti roh jahat. Sepasang ayam diatas batu karang membawa pesan keharmonisan hidup, dilengkapi anak ayam yang mengingatkan tanggung jawab orang tua untuk pendidikan bagi keluarga.
ImageImage
Ji Zha gua jian季扎挂剑 (gambar dulu: Ji Zha xi jian 季扎繫劍). Ji Zha menggantungkan pedang.
Pada masa "Musim semi dan gugur," 春秋 kerajaan Wu mengangkat putra mahkota Ji Zha sebagai menteri luar negeri. Dalam rangka kunjungan kebeberapa kerajaan, pertama kali Ji Zha singgah ke negara Xu. Ia disambut dengan sangat baik. Sebab memiliki minat dan kesenangan yang mirip; raja Xu dengan cepat menjadi sangat bersahabat dengannya. Ketika dalam pertemuan Ji Zha mencatat bahwa raja berulang kali memperhatikan pedang yang dibawanya. Meskipun tidak diutarakan tapi Ji Zha sadar bahwa raja sangat senang dengan pedang indah yang dibawanya tersebut. Pedang antik warisan dari leluhurnya, sangat tajam dan terhias dengan permata. Saat akan berpisah untuk meneruskan perjalanan ke negeri lain (Ji, Lu, Jin dan lain sebagainya) Ji Zha berjanji: nanti bila telah selesai tugasnya ia akan kembali untuk menghadiahkan pedang itu bagi raja Xu. Setelah tugas muhibah selesai; Ji Zha lalu melapor pada raja Wu. Lalu ia bersiap-siap untuk membawa hadiah lainnya bagi raja Xu, terdengarlah berita yang bersangkutan telah wafat. Ternyata beberapa saat setelah Ji Zha berangkat raja Xu jatuh sakit dan tidak tertolong. Saat sakit pun ia sangat mengharapkan kedatangan kembali Ji Zha sebagai sahabatnya. Dengan cepat Ji Zha lalu berkunjung ke makam raja Xu, ia berlutut dan memberi hormat dengan sangat sedih. Ketika bangkit dilepaskanlah pedang yang dijanjikan itu dari punggungnya lalu digantungkan pada batang pohon yang menaungi makam. Sambil berkata, inilah pedang hadiah yang pernah saya janjikan. Meskipun baginda kini telah meninggal tapi pedang tetap kuserahkan bagi baginda.
ImageImage
Kong Rong rang li. 孔融让梨. Kong Rong membagi buah pear.
Kong Rong (143-208) hidup di masa dinasti Han Timur, masa San Guo 三國 (Tiga Kerajaan). Lahir dinegara Lu. Dikenal sebagai sastrawan dan pejabat. Bekerja untuk CaoCao , karena sering berbeda pendapat dan mengkritiknya; akhirnya dibunuh. Cerita pada mural ini mengenai Kong Rong kecil berusia 4 tahun yang mendapatkan buah pear, ia membagikan pada saudaranya dan mengambil terahir yang terkecil. Ketika ditanya; jawabnya yang lebih besar mengambil yang besar; sebagai anak terkecil wajar mendapatkan bagian yang kecil juga. Kejadian ini merupakan bahan pelajaran bagi pengajaran di sekolah dasar Tiongkok; membawakan ajaran Confucius. Kong Rong seorang yang cerdik, ketika berusia belasan tahun Kong Rong berkunjung pada seorang tokoh Li Yung yang tidak biasa menerima sembarang tamu kecuali yang dikenalnya dengan baik. Ketika mendatangi rumah Li Yung; Kong Rong mengaku sebagai saudara dan kawannya dan minta dipertemukan. Li Yang yang sedang menerima tamu, lalu bertanya kamu saudara dari mana? Kong Rong bertanya balik: Bukankah Li Yung turunan dari LaoTze sedangkan ia adalah keturunan ke-20 dari Confucius. Kedua tokoh itu adalah kawan baik dan seolah berkerabatan.
Sehingga sekarang Kong Rong dan Li Yung juga berkerabat dan bersahabat. Mereka semua tertawa melihat kecerdikannya. Seorang tamunya berkomentar; seorang anak yang waktu kecil pintar pada saat dewasa belum tentu mendapat jabatan yang berarti. Kong Rong menukas, tuan ketika kecil pandai rupanya dan sekarang tidak punya kedudukan yang baik. Mendengar jawaban yang tepat ini; tamu tersebut merasa malu.
ImageImage
Wo xin chang dan. 卧薪嚐胆. Berbaring diatas ranting mencicipi empedu.
Pada masa sejarah "Musim semi dan gugur" 春秋 (770 – 476 BC) ada perang antar negara Wu dan Yue. Raja Yue, Si Gou Jian (bertakhta 496-465 BC) ditahan sebab kalah perang. Ia selama 3 tahun diperlakukan menjadi pesuruh dan pemelihara kuda di negara Wu. Setelahnya ia diizinkan kembali ke negara Yue. Goujian mengangkat beberapa penasehat yang cerdik, lalu dengan bermacam cara berusaha melemahkan negara Wu. Sambil membangun kekuatan bersenjatanya. Selama masa membangun kembali negaranya ia menolak tinggal diistana dan menghindari kemewahan. Dibuatnya gubuk di luar istana, lalu ia tidur diatas tumpukan kayu ranting serta digantungkannya kantung empedu di atas kepalanya. Setiap hari; ketika bangun dan akan tidur dicicipinya kantung empedu ini. Untuk mengingatkan dirinya atas segala penderitaan selama di tahanan. Setelah 10 tahun membina dan merasa cukup kuat; Yue menyerang Wu secara tiba-tiba. Berhasillah ia menaklukan Wu, Fu Chai rajanya lalu bunuh diri. Gou Jian tercatat menurut tutur cerita ketika berperang pernah mengerahkan di garis terdepan pertempuran para kriminal yang telah diputus hukuman mati, untuk memenggal kapala mereka sendiri berbarengan. Pasukan musuh yang melihat darah bertebaran menjadi ngeri dan takut berperang lagi.
ImageImage
Jìn zhōng bào guó. 尽忠报国. Semampunya setia melayani negara.
Yue Fei 岳飛 (1103 – 1142) seorang panglima perang yang termashur, dalam budaya Tionghoa menjadi teladan kesetiaan dalam membela negara. Memimpin pasukan dinasti Song selatan melawan dinasti Jin. Dibunuh karena difitnah. Sampai sekarang ada kuil untuk menghormatinya. Riwayat hidupnya banyak dilengkapi dengan tutur rakyat yang mengaguminya. Yue Fei pernah menolak tawaran untuk menjadi pimpinan panglima pasukan perompak, dan berketetapan untuk memasuki dinas militer negara demi mencapai tingkat panglima. Ibunya mengetahui hal ini, ketika tahun 1122 akan berangkat berdinas ia berujar: engkau telah menolak tawaran yang sesat dan bersedia menderita kemiskinan tanpa tergoda kekayaan atau kedudukan.
Tapi ibu kuatir setelah kematian ku kamu dapat tergoda. Ibu akan menulis 4 huruf dipunggung mu. "semampunya" "setia" "melayani" "negara." Dikerjakanlah tatoo di punggung YueFei; yang menjadi sangat termashur dalam sejarah Tiongkok kuno.
Image
Image
Meng mu jiao zi. 孟母教子. Bunda Meng mendidik putra.
Meng Zi 孟子 (Mencius; 372-289BC) ketika belia sangat diperhatikan pendidikannya oleh ibunya yang bijaksana. Ia berpindah rumah berulang kali: pertama kali dekat kuburan ayah Meng Zi, lalu dekat pasar, terakhir dekat sekolah. Sebab dari pengamatan ibunya Meng Zi kecil sering meniru kelakuan para pengunjung pada masing-masing tempat. Setelah bertetanggaan dengan sekolah ibunda berkesimpulan, lokasi ini merupakan yang paling sesuai untuk pendidikan putranya. Suatu hari Meng Zi kecil merasa bosan didalam ruang kelas. Ia lari pulang lalu makan sambil duduk diatas kain hasil tenunan ibunda. Tenunan ini biasanya untuk dijual sebagai penghasilan seorang janda untuk penghidupan sekeluarga. Ketika melihat putranya telah pulang sebelum waktunya; ditegurnya Meng Zi. Ia menjawab bahwa belajar di sekolah itu sulit, dan dirinya bukan anak pintar yang mudah mengingat pelajaran. Ibunda menjadi sangat gusar; tetapi ia tidak banyak berbicara. Diambilnya potongan kain hasil pekerjaannya itu; lalu disobeknya berulang-kali menjadi potongan kecil yang tidak berguna lagi. Melihat demikian Meng Zi kecil tersentuh perasaannya dan menyadari ibunya sangat gusar. sambil menangis memohon agar ibunda berhenti memotong-motong kain itu. Ibunda menjelaskan: "Lihatlah kain ini hasil menenun sehelai demi sehelai benang, baru menjadi lembaran kain yang lebar. Kemudian baru dapat dibentuk menjadi baju indah. Belajarpun sama, sedikit demi sedikit meskipun sulit; lalu belajar lebih lanjut lagi. Kemudian kamu akan mengerti belajar adalah menarik dan berguna. Bila sekarang kamu sering membolos yang terpikirkan hanyalah bermain-main yang lebih menyenangkan. Kamu tidak akan pernah mengerti pelajaran sangat bermanfaat." Sejak saat itu Meng Zi bersungguh-sungguh bersekolah dan belajar. Sejarah mencatat kemudian hari Meng Zi merupakan filsuf terkemuka Tiongkok sejajar dengan Kong Zi Zi 孔子 (Confusius). Tokoh yang sangat berpengaruh dalam budaya Tionghoa.
Image
Image
Jiang tai gong diao yu. 姜太公钓鱼. Paduka Jiang memancing.
Jiang Ziya  姜子牙(Lu Shang) hidup pada masa dinasti Zhou Barat (1046 – 771 SM) tokoh sejarah legendaris, tinggal di tepi sungai Weishui. Ketika muda Jiang menjabat diahir dinasti Shang tetapi karena kecewa dengan keadaan pemerintahan yang korup ia berhenti. Dalam keadaan miskin istrinya Ma Shi meminta cerai. Kemudian hari ketika Jiang sukses Ma Shi bermaksud kembali, ia menjawabnya dengan menumpahkan air keatas tanah, sambil bertanya; "Dapatkah kau kumpulkan kembali air yang telah tumpah?" istrinya melihat dan menyadari arti perumpamaan ini. Dengan sedih ia pergi dan tidak pernah kembali lagi.
Di negara Zhou, bertahta raja Wen. Jiang mengetahui bahwa raja Wen adalah seorang yang ambisius. Ia ingin memperoleh kedudukan dalam istananya. Jiang sering kali memancing dengan cara yang sangat ganjil, mata kail yang lurus, tanpa umpan, tergantung semeter diatas muka air. Sambil bergumam, ikan-ikan; kamu yang telah bosan hidup datanglah dan gigit kailmu sendiri. Ketika tetangganya melihat lalu bertanya, dijawab oleh Jiang; ia tidak mengarah pada ikan, tetapi pada raja dan pangeran. Kabar ini terdengar oleh raja Wen, lalu dikirimnya seorang prajurit untuk menjemput. Jiang tidak melayaninya; tapi meneruskan memancing sambil bergumam: ikan-ikan belum ada yang terkail, tapi muncul udang bodoh. Tentara itu melapor balik pada raja. Wen bertambah tertarik dengan hal aneh ini, dikirimnya seorang staf istana untuk mengundangnya. Kembali diacuhkan Jiang yang terus memancing sambil bergumam, ikan-ikan ikan besar belum terkail, muncul ikan kecil yang mengacau. Raja Wen bertambah penasaran lalu berkunjung sendiri. Setelah bertemu raja bertanja dengan sopan: "Apakah tuan senang memancing?", jawab Jiang: "Orang besar menikmati ambisi yang tercapai, rakyat kecil menikmati pekerjaan pribadinya. Demikianlah kemiripan dengan saya." Mereka lalu berbincang-bincang, raja Wen menyadari bahwa Jiang seorang yang pandai dan berilmu. Dibujuklah agar membantu di pemerintahan. Jiang tidak menjawab; malah meminta agar raja Wen menarik kereta yang ganti dinaiki Jiang, setelah menarik 800 langkah raja berhenti. Jiang berkata kerajaan yang akan dibangun Wen akan bertahan 800 tahun. Lalu Jiang diangkat menjadi perdana menterinya. Ia mengulingkan dinasti Shang, dan mendirikan dinasti Zhou. Jiang diberi gelar Tai-gong 太公. Tercatat dalam sejarah militer Tiongkok, Jiang sebagai seorang ahli strategi yang unggul.
Image
Yun long cheng xiang 云龙呈祥. Naga di awan memberi berkah dan kemakmuran.
ImageImage
Qin he feng qing. 琴鶴风清 Kecapi, bangau, angin segar. Alam bagus serasi dan indah.
Beberapa mural yang ada pada tahun 1976, kini telah dihapus, diganti.
Image
Mu Lan cong jun. 木兰从军。Mulan menjadi tentara.
Hua Mulan, seorang pahlawan wanita. Keberadaannya tidak pasti, semua hikayatnya berdasarkan pada balada Tionghoa kuno abad ke-6. Diceritakan hidup ketika dinasti Wei utara (386–534). Ketika negara diserang; ayahnya yang tua dipanggil wajib militer. Mulan lalu menyamar sebagai pria menggantikan menjadi tentara. Selama masa pelatihan MuLan mendapat banyak gangguan dan cemooh, yang dapat diatasinya semua. Ia mengingatkan mereka akan persatuan dan menghadapi musuh sesungguhnya bangsa nomad yang sedang menyerang negara. Selama pelatihan Mu Lan berteman dengan Liu Fen Dou yang tidak sadar sedang berhadapan dengan seorang perempuan. Di medan perang Mu Lan menemukan para panglima kerajaan yang lemah tidak bersemangat tempur, serta penasehat militer yang ingin menyerah pada musuh. Suatu saat Mu Lan menyamar dengan berpakaian adat pihak lawan menyelinap, lalu mengetahui rencana akan adanya penyerangan. Disampaikannya peringatan dini ini pada penglima, tetapi tidak mendapat perhatian, sehingga terjadilah kekalahan. Karena tidak ada persiapan ketika melawan serangan. Ketika panglima akan meninggal diangkatlah Mulan sebagai pengganti pimpinan perang. Ia menata ulang laskarnya, membunuh penasehat yang berkhianat lalu memenangkan pertempuran. Sekembalinya dari peperangan ia oleh raja ditawari jabatan di istana; yang ditolaknya. Ia pulang kekampung dan menemui ayahnya, ketika rekan-rekannya menyusul mereka menemukan Mu Lan sebagai seorang perempuan. Akhirnya ia menikah dengan Liu Fen Dou.
Image
Da Shun geng tian. 大舜耕田. Raja Shun bertani.
Yii Suen sangat berbakti pada orang tua, meski ayah ibu dan adiknya bersifat kasar terhadapnya. Suen bertani sendiri di gunung Li. Ketika membajak sawah datanglah gajah membantu dengan belalainya, ketika menyiangi rumput datanglah burung-burung membantu dengan cakarnya. Para hewan ini pun bersimpati dengan sifat berbaktinya. Kaisar Yao (2356 BC) yang memerintah mendengar hal Suen ini, lalu raja mengirim 9 orang pria untuk membantu untuk bertani. Ketika kaisar turun tahta karena usia lanjut, diserahkannya tahta pada Suen (2255 BC) serta 2 orang putrinya dinikahkan padanya.
Image
Su Wu mu yang. 蘇武. Su Wu mengambala kambing.
Utusan raja Han Wu Di yang ditahan suku utara Shung Nu. Tetap setia pada raja sampai diizinkan pulang kembali. Shu dari dinasti Shung dikirim ke Shung Nu, sebagai utusan. Ditahan 13 tahun; selama itu ia dititahkan menjadi pengembala kambing. Meninggal ketika dilepas dari tahanan, beristerikan orang setempat. Sampai sekarang cerita ini tetap populer, diantaranya berbentuk sebuah lagu.
Xue ren gui zheng dong/xi . 薛仁貴征東/ 西/Cerita gambar bersambung. 1958. Pada dinding ruang utama telah dihapus seluruhnya.
Letak lukisan mural pada dinding teras bangunan
ImageImage
Teras pintu samping barat.
ImageImage
Teras pintu masuk utama.
ImageImage
Teras pintu samping timur.
Gambar-gambar mural yang telah dibahas dimuka, terdapat pada dinding-dinding teras bangunan klenteng Xie Tian Gong. Letak lukisan terlihat pada foto-foto dinding teras diatas.