Sabtu, 18 Februari 2012

catatan pribadi ( by .Wijaya Huang )

sejak zaman dinasti kuno  kita melihat banyak keterkaitannya sejarah di pengaruhi oleh Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme : "Ketiga ajaran agama" [san jiao] .

Di awal  Abad ke-20, para pengikut arus intelektual baru banyak yang menyerang Konfusianisme,  terutama  mendiskriditkan kepercayaan China  untuk penghapusan  langit/Tian ,pemujaan leluhur dan pemujaan terhadap Konfusius.sytem kepercayaan yang di ajarkan dalam paham Konfucius ini dapat berfungsi sebagai bukti bahwa Konfusianisme di China dianggap sebagai sebuah ajaran agama.

Di zaman modern, ada juga perwakilan berpendapat bahwa Konfusianisme tidak dianggap sebagai sebuah agama. Salah satu perwakilan utama dari pendapat ini adalah ajaran dari paham ajaran samawi yang berbeda pemahaman akan paham ajaran Agama China kuno . Jika Anda melihat dari sudut pandang ajaran Samawi (khususnya Kristen ) sebagai satu-satunya model yang valid memandang dari suatu ajaran agama Konghucu menempel pada model sudut  pandangnya, jelas bahwa dari pendekatan tersebut tidak sesuai dengan apa yang dapat disebut atas ajaran Khonghucu sebagai agama.

Banyak pula Perwakilan Tionghoa lain bukan dari kalangan luar pendapat ini dapat ditemukan di antara para ahli yang melihat hanya dalam Konfusianisme sebagai salah satu sekolah filsafat banyak dari periode pra-Qin. Karena antara agama-agama dunia, tetapi tidak ada, yang dapat dikurangi menjadi satu sekolah pemikiran jelas bahwa Konfusianisme, bila dilihat seperti sebuah sekolah, tidak bisa menjadi agama hanya dari sudut pandang ini .

Kedua pendekatan cara pandangan mereka kenyataannya,  gagal !!!!!!!!!!!!!!

Setiap bentuk budaya manusia hanya dapat dipahami dengan latar belakang system kepercayaan dan tradisi serta ajaran itu sendiri . Perbedaan latar belakang pembangunan telah menyebabkan budaya dari cara mereka sendiri hilang. Oleh karena itu, wajar bila agama-agama yang begitu berkembang dengan baik dalam satu konteks budaya, memiliki bentuk  pikiran mereka sendiri.

Tidak ada alasan untuk memberikan status agama dipandang dari Agama Samawi ( Kristen khususnya) sehingga di sebut agama dan tidak memandang dari sudut spritual kepercayaan dan tradisi Konfusianisme itu sendiri dalam mensikapinya dan menjadi PR tersendiri bagi umat Khonghucu khususnya di indonesia ini dalam menyembangkan serta mempelajari sytem religius yang di pandang kalayak luar maupun Tionghoa yang lain agar mengetahui apa itu ajaran yang sesungguhnya terkandung dalan ajaran Khonghucu . Tidak ada patokan untuk apa yang dianggap sebagai sebuah agama dan apa yang tidak semua memandang dari sudut yang berbeda dari mana ajaran Agama itu berasal .

Bila banyak kalangan mengklaim Konfusianisme  bukan agama, jelas cara pola pikir ,budaya tradisi yang memiliki latar belakang yang sangat berbeda: banyak para misionaris ajaran lain yang saya jumpai  tidak ingin bahwa Agama dia ajaran yang di sebut Agama ( merasa ber-Hak menyandang gelar ). Apakah mereka mengakui Konghucu yaitu status suatu agama biar Khonghucu sudah di Akui di negara indonesia secara pribadi ?, maka ia secara otomatis akan menambahkan kendala lain untuk pekerjaan kita bersama dalam memberikan informasi serta mengembangkan ajaran Khonghucu secara meluas menjadi tanggung jawab kita bersama .seperti  Kekristenan di China hanya memiliki hak untuk hidup, karena mengklaim bahwa ajaran Khonghucu bukan agama - Karena kalangan ajaran mereka tidak bisa menerima dari sudut pandang yang berbeda dari ajaran serta kepercayaan itu sendiri yang akhirnya mereka memandang bahwa seperti sebagian besar penduduk China tidak memiliki beragama ? sungguh cara pandang yang menurut saya terlalu egois !!!

Sekarang untuk poin kedua saya: Jika Anda mengklaim bahwa Konfusianisme adalah aliran filsafat, seperti ini dari pandangan perspektif sejarah filsafat memiliki tempat. Hanya kemudian, ketika sekolah filsafat waktu, dengan demikian, sama-sama di samping satu sama lain, mereka dapat dibandingkan secara obyektif.

Dari perspektif saya, berperilaku sebagai berikut: Meskipun Konfusianisme adalah filsafat, tapi dia lebih dari itu bila kita mempelajari lebih kedalam  juga sistem etika dan kumpulan upacara keagamaan (pengorbanan langit/Tian , pemujaan leluhur, pemujaan terhadap Konfusius sebagai junjungan hidup dengan segala ajaran yang terkandung) adalah.. Jika  meninggalkan faktor-faktor ini, tidak akan mampu mengerti ajaran Khonghucu,ajarannya  sangat luas Konfusianisme pada kehidupan sehari-hari masyarakat China, untuk menangkap kedalam ajaran ini kalangan luar terlalu mempunyai pola pikir yang sempit, apalagi perannya dalam tradisi China sangat mempengaruhi pola hidup di sana karena ajaran Khonghucu yang di terapkan dalam masyarakat China.
Perbedaan antara agama dan filsafat, tetapi pengaruh filsafat lebih umum dikenakan pembatasan. Pengaruh agama tidak mengenal keterbatasan seperti: jika suatu masyarakat agama berubah, maka semua elemen masyarakat yang diresapi oleh pengaruh mereka pada politik dan ekonomi untuk literatur dan seni. Mengingat pengaruh Konfusianisme di China, dari perspektif ini, menjadi jelas bahwa Konghucu bukan hanya filsafat, namun memiliki semua ajaran agama yang terkandung di dalamnya. Konfusianisme, itu tetap menjadi sebuah agama - agama dengan karakteristik China.