penerjemah ;
groups/budaya.tionghoa/
Xunzi adalah seorang filsuf Ru yang pencapaiannya sulit ditandingi oleh filsuf lain.
Pemikiran Xunzi mendominasi kalangan Ru di masa Qin-Han.
Setelah itu Ru mengalami kemerosotan karena masa perpecahan dan
pengaruh kepercayaan lain yang memberikan janji keselamatan bagi rakyat.
pada masanya Xunzi menelaah semua kitab, aliran, dan ajaran Ru kemudian menghasilkan pemikiran tersendiri
ia dalam bukunya berkomentar bahwa aliran Zisi-Mengzi (yang lebih
berafiliasi ke Zhong Yong dan bersifat aliran moralis-idealis) dan
aliran lainnya hanya sepatah-patah / sebagian mengikuti jejak para raja
bijak terdahulu (yao-shun, wen-wu wang, zhou gong), menuding mereka
menjadi bersifat misterius (dengan penalaran Tian sebagai suatu kekuatan
moral tertinggi), dan kurang memiliki landasan teori yang rasional
ia menyebut aliran demikian sebagai ru yang bodoh dan delusif juga sebagai ru yang salah
pemikiran Xunzi mewakili perkembangan tertinggi dari doktrin rasionalis
dalam filsafat tionghua di masa sebelum Qin (doktrin rasionalis ini
kemudian dikembangkan di masa Song)
pemikiran Xunzi menunjukkan pengaruh2 dari aliran filsafat lain misalnya:
- pemikiran nya bahwa Tian adalah alam semesta menunjukkan pengaruh metafisik aliran Daoist
- penerapan rasio dan logika menunjukkan pengaruh aliran Logika / Mingjia
- pandangannya dalam pendiidikan menunjukkan afiliasinya ke Da Xue,
hasil pemikiran Zengzi (berlainan dengan Mengzi yang berafiliasi ke
Zhong Yong, hasil pemikiran Zisi cucu Kongzi murid Zengzi)
Xunzi lebih memberikan
penekanan terbesar pada tata susila (li) daripada kemanusiaan (ren)
ataupun kebenaran (yi), karenanya ia memberikan perhatian lebih besar ke
tata hukum negara daripada ke bentuk keteladanan moral penguasa,
pemikiran ini kemudian hari dilanjutkan oleh dua muridnya (Han Feizi
& Li Si), dibakukan menjadi aliran Legalisme / Fa Jia
dalam Shiji, Sima Qian
mencatat biografi Xunzi di bab yang sama dengan Mengzi, menunjukkan
betapa di jaman Han, mereka berdua dianggap sama pentingnya, dan memang
dalam kenyataanya, mereka berdua mengakui sebagai pengikut sejati
Kongzi, memiliki komitmen yang sama dalam hal pengembangan Ru
walau keduanya mempunyai perbedaan yang sangat besar dan mendasar, di mana
Mengzi: berlandaskan pada idealisme & moralisme
Xunzi: berlandaskan pada naturalisme & rationalisme
Xunzi karenanya lebih peduli
kepada urusan sehari-hari kehidupan manusia daripada berandai-andai
tentang hal-hal yang bersifat metafisika (misalnya soal Tian sebagai
entitas omnipoten)
pemikiran Xunzi dapat disimpulkan menjadi:
naturalisme, realisme, penekanan pada logika, percaya akan kemajuan,
menghargai tata hukum negara, mengkritik berbagai aliran filsafat
lainnya
di masa Qin-Han, posisi Xunzi
begitu dominan sehingga Liji, buku yang dikompilasi di era ini,
memiliki 3 bagian yang dikutip persis sama dengan buku Xunzi
pemikirannya dalam perpolitikan bersifat realistik yaitu mengatur negara
dengan hukum / peraturan, berbeda dengan pemikiran Mengzi yang dalam
perpolitikan bersifat idealistik yaitu penguasa tertinggi negara harus
memberikan keteladanan moral
penerapan pemikiran Xunzi memiliki
dampak pada perpolitikan Tiongkok sampai hari ini, di mana tidak pernah
ada dinasti dalam sejarah Tiongkok yang tidak menerapkan tata hukum
negara, dan tidak pernah ada dinasti dalam sejarah Tiongkok yang benar2
murni menerapkan keteladanan moral penguasa, alih2 menggunakan
keteladanan moral penguasa, dinasti2 Tiongkok sampai pemerintahan
Republik di masa ini memperlihatkan jejak-jejak dampak pemikiran Xunzi
dalam hal menerapkan kekuasaan terpusat, yaitu kekuasaan tertinggi
berada di tangan negara, bukan di tangan kepercayaan/agama
pemikiran Xunzi terhadap
pentingnya pendidikan sebagai cara untuk memperbaiki sifat inheren
(nurani dasar) manusia yang buruk, menyebabkan pengembangan
sekolah-sekolah dan akademi nasional yang didirikan pertama kalinya oleh
para kaisar Han
setelah era Han berakhir, pengaruh Xunzi
kemudian merosot seiring merosotnya pengaruh Ru yang dikalahkan oleh
lebih populernya Buddhisme (karena mengusung janji keselamatan) dan
Daoisme (karena bersifat pragmatis)
di masa renaissance Ru di
era Song, para pelopornya kemudian menetapkan Mengzi sebagai pewaris sah
Ru dan mendiskreditkan Xunzi, walaupun jikalau ditelaah secara
objektif, aliran rationalis (Cheng Yi - Zhu Xi) sebenarnya
mensinkretiskan pemikiran rasionalisme, naturalisme Xunzi dengan
moralisme Mengzi, karenanya pemikiran Xunzi sebenarnya tidak pernah
hilang dari pemikiran Ru sampai detik ini
untuk mengkaji pemikiran
Xunzi mengenai nurani dasar manusia (Xing4) maka pertama kita harus
melihat dulu dua kepercayaan fundamental dari aliran Zisi-Mengzi, yaitu
1. bahwa Tian mengkarunia manusia dengan prinsip-prinsip batin / nurani
dasar dan Tian sebagai acuan tertinggi moral membutuhkan penghormatan
dan pelayanan (menghormati - melayani Tian dalam arti mengembangkan
kebajikan, mewujudkan kembali nurani dasar yang murni seperti awalnya
ketika dikaruniakan Tian - lihat thread sebelumnya tentang Mengzi)
2. Tian dan manusia memiliki hubungan timbal-balik di mana Tian memiliki
pengaruh dalam hal bagaimana manusia menjalani kehidupannya, dan apa
yang terjadi di kehidupan manusia juga akan mendapatkan respon dari Tian
(dalam arti apabila manusia baik, Tian akan melimpahkan berkah dengan
hasil panen yang baik, cuaca yang bersahabat, dll; apabila manusia
jahat, Tian akan memberikan bencana alam, kemarau panjang, dll)
Xunzi secara tegas menolak kedua poin pemikiran Zisi-Mengzi di atas dengan pemikiran berikut:
- Tian bukanlah suatu realitas / entitas moral yang bersifat spiritual,
walaupun Xunzi menekankan bahwa antara Tian dan manusia bisa terjadi
keselarasan
- Tian tidak lain adalah alam semesta, kumpulan dari hukum-hukum alam dan prinsip-prinsip pergerakan perubahan alam
- tidak ada hubungan timbal balik antara Tian dan perilaku manusia,
tidak ada hubungan antara perubahan pergerakan alam semesta dengan
perubahan politik, dan tidak ada hubungan antara alam dengan moral
manusia
- bahwa apa pun yang dilakukan manusia, tidak akan
mempengaruhi hukum-hukum alam, karena alam semesta (Tian) tidak akan
berubah atau berbelok untuk merespon perlakuan manusia (contoh: hutan
yang dibabat manusia akan menimbulkan kemungkinan erosi dan bahaya
banjir, walaupun manusia memberikan persembahan / sembahyang kepada
Tian, kemungkinan erosi atau banjir tetap tidak akan berubah)
-
terlepas dari satu pemerintahan itu baik ataupun buruk, alam semesta
akan tetap dan tidak akan berubah menjadi lebih baik ataupun lebih
buruk; pergerakan perubahan alam semesta adalah tetap ada, alam semesta
tidak ada untuk Yao yang suci, dan alam semesta tidak akan lenyap
dikarenakan oleh Jie (raja terakhir Xia) yang jahat
-
karenanya, manusia seharusnya tidak usah takut terhadap perubahan alam
semesta, juga tidak usah mencari penafsiran - firasat - tanda alam baik
itu baik maupun buruk dalam peristiwa alamiah
- alam semesta berfungsi dalam cara yang berbeda dibanding manusia
- berkah - kemalangan dan tertib-kacau semuanya adalah hasil dari
perilaku manusia sendiri, alam semesta tidak ada andil dalam hal inidengan pemikiran demikian,
Xunzi berpandangan bahwa manusia lahir dari alam semesta yang alamiah,
karenanya nurani dasar manusia cenderung adalah untuk memenuhi kepuasan
keinginan diri sendiri dan akan bersaing dengan yang lainnya (untuk
memenuhi kebutuhan diri sendiri), karenanya bisa menyebabkan kekacauan,
jika tidak dikekang dan dibimbing dengan benar
pandangannya membuat Xunzi
menyimpulkan bahwa nurani dasar manusia adalah lebih bersifat jahat
daripada baik; dalam arti "jahat" = berupaya untuk memenuhi kebutuhan
diri sendiri dan akan bersaing untuk melakukannya
walaupun
demikian Xunzi menekankan bahwa sifat dasar manusia bisa dirubah dan
bahwa perdamaian, keselarasan dan kebaikan bisa menang di dunia ini
Xunzi mengemukakan dua argumentasi untuk mendukung pendapatnya
dia menyatakan bahwa tata susila (li) dan kebenaran (yi) adalah konsep
yang diciptakan para shengren (suciwan) terdahulu sebagai pedoman
perilaku manusia, lalu pendidikan adalah cara paling penting untuk
menertibkan negara dan merubah nurani dasar manusia
pendidikan
dalam arti pembelajaran norma sosial dan moral, penerapan dan penegakan
hukum, dan dipandu dengan norma budi pekerti / moral
di mana
penerapan Li (tata susila) sebagai resep memperbaiki perilaku manusia
adalah hal terpenting yang diajukan oleh Xunzi, ia berpandangan bahwa
para suciwan terdahulu melembagakan tata susila untuk menertibkan
masyarakat
keinginan alami membuat manusia mencari pemenuhan
atas kebutuhan diri sendiri sampai tak terhingga dan untuk bersaing demi
keuntungan tanpa batasan, di mana hal ini akan membawa kekacauan dan
kemiskinan (mirip dengan kapitalisme era Marx)
para suciwan
terdahulu tidak menyukai keadaan ini dan menciptakan suatu sistem tata
susila dan konsep kebenaran (yi) untuk membimbing keinginan manusia dan
untuk menyediakan cara-cara yang lebih baik agar manusia dapat memenuhi
kebutuhannya
menurut Xunzi, prinsip ini (tata susila -
kebenaran) bukanlah murni ciptaan manusia, melainkan bersumber dari Tian
dan Di (bumi), dirumuskan oleh para leluhur, dan dilaksanakan oleh para
penguasa dan guru, pada titik kesempurnaannya, prinsip2 ini layaknya
Tian dan Di menyatu, matahari dan dan bulan bersinar gemilang, empat
musim mengikuti urutan alamiahnya, bintang2 dan planet2 bergerak sesuai
jalurnya, sungai dan mata air mengalir, dan semua makhluk sejahtera
sentosa
Xunzi
berpandangan bahwa walaupun manusia lahir tanpa kebajikan moral, manusia
memiliki kemampuan belajar untuk menjadi berkebajikan.
Belajar
karenanya adalah suatu kebutuhan yang paling penting bagi manusia
jikalau hendak menjadi baik, manusia semuanya dilahirkan dengan nurani
yang sama dan pembelajaranlah yang menyebabkan mereka memiliki nurani
yang berbeda-beda (bandingkan dengan Mengzi yang menyatakan bahwa
pengaruh lingkungan, kebiasaan, pendidikan yang diterima yang membuat
nurani manusia menjadi berbeda-beda)