Senin, 02 April 2012

性 xing -mengenai nurani dasar manusia

penerjemah ;
余勇德
 groups/budaya.tionghoa/
Xunzi adalah seorang filsuf Ru yang pencapaiannya sulit ditandingi oleh filsuf lain.

Pemikiran Xunzi mendominasi kalangan Ru di masa Qin-Han.

Setelah itu Ru mengalami kemerosotan karena masa perpecahan dan pengaruh kepercayaan lain yang memberikan janji keselamatan bagi rakyat.
 pada masanya Xunzi menelaah semua kitab, aliran, dan ajaran Ru kemudian menghasilkan pemikiran tersendiri

ia dalam bukunya berkomentar bahwa aliran Zisi-Mengzi (yang lebih berafiliasi ke Zhong Yong dan bersifat aliran moralis-idealis) dan aliran lainnya hanya sepatah-patah / sebagian mengikuti jejak para raja bijak terdahulu (yao-shun, wen-wu wang, zhou gong), menuding mereka menjadi bersifat misterius (dengan penalaran Tian sebagai suatu kekuatan moral tertinggi), dan kurang memiliki landasan teori yang rasional

ia menyebut aliran demikian sebagai ru yang bodoh dan delusif juga sebagai ru yang salah

pemikiran Xunzi mewakili perkembangan tertinggi dari doktrin rasionalis dalam filsafat tionghua di masa sebelum Qin (doktrin rasionalis ini kemudian dikembangkan di masa Song)
 pemikiran Xunzi menunjukkan pengaruh2 dari aliran filsafat lain misalnya:
- pemikiran nya bahwa Tian adalah alam semesta menunjukkan pengaruh metafisik aliran Daoist
- penerapan rasio dan logika menunjukkan pengaruh aliran Logika / Mingjia
- pandangannya dalam pendiidikan menunjukkan afiliasinya ke Da Xue, hasil pemikiran Zengzi (berlainan dengan Mengzi yang berafiliasi ke Zhong Yong, hasil pemikiran Zisi cucu Kongzi murid Zengzi)
 Xunzi lebih memberikan penekanan terbesar pada tata susila (li) daripada kemanusiaan (ren) ataupun kebenaran (yi), karenanya ia memberikan perhatian lebih besar ke tata hukum negara daripada ke bentuk keteladanan moral penguasa, pemikiran ini kemudian hari dilanjutkan oleh dua muridnya (Han Feizi & Li Si), dibakukan menjadi aliran Legalisme / Fa Jia
 dalam Shiji, Sima Qian mencatat biografi Xunzi di bab yang sama dengan Mengzi, menunjukkan betapa di jaman Han, mereka berdua dianggap sama pentingnya, dan memang dalam kenyataanya, mereka berdua mengakui sebagai pengikut sejati Kongzi, memiliki komitmen yang sama dalam hal pengembangan Ru

walau keduanya mempunyai perbedaan yang sangat besar dan mendasar, di mana
Mengzi: berlandaskan pada idealisme & moralisme
Xunzi: berlandaskan pada naturalisme & rationalisme
 Xunzi karenanya lebih peduli kepada urusan sehari-hari kehidupan manusia daripada berandai-andai tentang hal-hal yang bersifat metafisika (misalnya soal Tian sebagai entitas omnipoten)

pemikiran Xunzi dapat disimpulkan menjadi: naturalisme, realisme, penekanan pada logika, percaya akan kemajuan, menghargai tata hukum negara, mengkritik berbagai aliran filsafat lainnya
 di masa Qin-Han, posisi Xunzi begitu dominan sehingga Liji, buku yang dikompilasi di era ini, memiliki 3 bagian yang dikutip persis sama dengan buku Xunzi

pemikirannya dalam perpolitikan bersifat realistik yaitu mengatur negara dengan hukum / peraturan, berbeda dengan pemikiran Mengzi yang dalam perpolitikan bersifat idealistik yaitu penguasa tertinggi negara harus memberikan keteladanan moral

penerapan pemikiran Xunzi memiliki dampak pada perpolitikan Tiongkok sampai hari ini, di mana tidak pernah ada dinasti dalam sejarah Tiongkok yang tidak menerapkan tata hukum negara, dan tidak pernah ada dinasti dalam sejarah Tiongkok yang benar2 murni menerapkan keteladanan moral penguasa, alih2 menggunakan keteladanan moral penguasa, dinasti2 Tiongkok sampai pemerintahan Republik di masa ini memperlihatkan jejak-jejak dampak pemikiran Xunzi dalam hal menerapkan kekuasaan terpusat, yaitu kekuasaan tertinggi berada di tangan negara, bukan di tangan kepercayaan/agama
 pemikiran Xunzi terhadap pentingnya pendidikan sebagai cara untuk memperbaiki sifat inheren (nurani dasar) manusia yang buruk, menyebabkan pengembangan sekolah-sekolah dan akademi nasional yang didirikan pertama kalinya oleh para kaisar Han

setelah era Han berakhir, pengaruh Xunzi kemudian merosot seiring merosotnya pengaruh Ru yang dikalahkan oleh lebih populernya Buddhisme (karena mengusung janji keselamatan) dan Daoisme (karena bersifat pragmatis)

di masa renaissance Ru di era Song, para pelopornya kemudian menetapkan Mengzi sebagai pewaris sah Ru dan mendiskreditkan Xunzi, walaupun jikalau ditelaah secara objektif, aliran rationalis (Cheng Yi - Zhu Xi) sebenarnya mensinkretiskan pemikiran rasionalisme, naturalisme Xunzi dengan moralisme Mengzi, karenanya pemikiran Xunzi sebenarnya tidak pernah hilang dari pemikiran Ru sampai detik ini
 untuk mengkaji pemikiran Xunzi mengenai nurani dasar manusia (Xing4) maka pertama kita harus melihat dulu dua kepercayaan fundamental dari aliran Zisi-Mengzi, yaitu
1. bahwa Tian mengkarunia manusia dengan prinsip-prinsip batin / nurani dasar dan Tian sebagai acuan tertinggi moral membutuhkan penghormatan dan pelayanan (menghormati - melayani Tian dalam arti mengembangkan kebajikan, mewujudkan kembali nurani dasar yang murni seperti awalnya ketika dikaruniakan Tian - lihat thread sebelumnya tentang Mengzi)
2. Tian dan manusia memiliki hubungan timbal-balik di mana Tian memiliki pengaruh dalam hal bagaimana manusia menjalani kehidupannya, dan apa yang terjadi di kehidupan manusia juga akan mendapatkan respon dari Tian (dalam arti apabila manusia baik, Tian akan melimpahkan berkah dengan hasil panen yang baik, cuaca yang bersahabat, dll; apabila manusia jahat, Tian akan memberikan bencana alam, kemarau panjang, dll)
 Xunzi secara tegas menolak kedua poin pemikiran Zisi-Mengzi di atas dengan pemikiran berikut:

- Tian bukanlah suatu realitas / entitas moral yang bersifat spiritual, walaupun Xunzi menekankan bahwa antara Tian dan manusia bisa terjadi keselarasan

- Tian tidak lain adalah alam semesta, kumpulan dari hukum-hukum alam dan prinsip-prinsip pergerakan perubahan alam

- tidak ada hubungan timbal balik antara Tian dan perilaku manusia, tidak ada hubungan antara perubahan pergerakan alam semesta dengan perubahan politik, dan tidak ada hubungan antara alam dengan moral manusia

- bahwa apa pun yang dilakukan manusia, tidak akan mempengaruhi hukum-hukum alam, karena alam semesta (Tian) tidak akan berubah atau berbelok untuk merespon perlakuan manusia (contoh: hutan yang dibabat manusia akan menimbulkan kemungkinan erosi dan bahaya banjir, walaupun manusia memberikan persembahan / sembahyang kepada Tian, kemungkinan erosi atau banjir tetap tidak akan berubah)

- terlepas dari satu pemerintahan itu baik ataupun buruk, alam semesta akan tetap dan tidak akan berubah menjadi lebih baik ataupun lebih buruk; pergerakan perubahan alam semesta adalah tetap ada, alam semesta tidak ada untuk Yao yang suci, dan alam semesta tidak akan lenyap dikarenakan oleh Jie (raja terakhir Xia) yang jahat

- karenanya, manusia seharusnya tidak usah takut terhadap perubahan alam semesta, juga tidak usah mencari penafsiran - firasat - tanda alam baik itu baik maupun buruk dalam peristiwa alamiah

- alam semesta berfungsi dalam cara yang berbeda dibanding manusia

- berkah - kemalangan dan tertib-kacau semuanya adalah hasil dari perilaku manusia sendiri, alam semesta tidak ada andil dalam hal ini
dengan pemikiran demikian, Xunzi berpandangan bahwa manusia lahir dari alam semesta yang alamiah, karenanya nurani dasar manusia cenderung adalah untuk memenuhi kepuasan keinginan diri sendiri dan akan bersaing dengan yang lainnya (untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri), karenanya bisa menyebabkan kekacauan, jika tidak dikekang dan dibimbing dengan benar
 pandangannya membuat Xunzi menyimpulkan bahwa nurani dasar manusia adalah lebih bersifat jahat daripada baik; dalam arti "jahat" = berupaya untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan akan bersaing untuk melakukannya

walaupun demikian Xunzi menekankan bahwa sifat dasar manusia bisa dirubah dan bahwa perdamaian, keselarasan dan kebaikan bisa menang di dunia ini
 Xunzi mengemukakan dua argumentasi untuk mendukung pendapatnya



dia menyatakan bahwa tata susila (li) dan kebenaran (yi) adalah konsep yang diciptakan para shengren (suciwan) terdahulu sebagai pedoman perilaku manusia, lalu pendidikan adalah cara paling penting untuk menertibkan negara dan merubah nurani dasar manusia

pendidikan dalam arti pembelajaran norma sosial dan moral, penerapan dan penegakan hukum, dan dipandu dengan norma budi pekerti / moral

di mana penerapan Li (tata susila) sebagai resep memperbaiki perilaku manusia adalah hal terpenting yang diajukan oleh Xunzi, ia berpandangan bahwa para suciwan terdahulu melembagakan tata susila untuk menertibkan masyarakat

keinginan alami membuat manusia mencari pemenuhan atas kebutuhan diri sendiri sampai tak terhingga dan untuk bersaing demi keuntungan tanpa batasan, di mana hal ini akan membawa kekacauan dan kemiskinan (mirip dengan kapitalisme era Marx)

para suciwan terdahulu tidak menyukai keadaan ini dan menciptakan suatu sistem tata susila dan konsep kebenaran (yi) untuk membimbing keinginan manusia dan untuk menyediakan cara-cara yang lebih baik agar manusia dapat memenuhi kebutuhannya

menurut Xunzi, prinsip ini (tata susila - kebenaran) bukanlah murni ciptaan manusia, melainkan bersumber dari Tian dan Di (bumi), dirumuskan oleh para leluhur, dan dilaksanakan oleh para penguasa dan guru, pada titik kesempurnaannya, prinsip2 ini layaknya Tian dan Di menyatu, matahari dan dan bulan bersinar gemilang, empat musim mengikuti urutan alamiahnya, bintang2 dan planet2 bergerak sesuai jalurnya, sungai dan mata air mengalir, dan semua makhluk sejahtera sentosa
 

Xunzi berpandangan bahwa walaupun manusia lahir tanpa kebajikan moral, manusia memiliki kemampuan belajar untuk menjadi berkebajikan.

Belajar karenanya adalah suatu kebutuhan yang paling penting bagi manusia jikalau hendak menjadi baik, manusia semuanya dilahirkan dengan nurani yang sama dan pembelajaranlah yang menyebabkan mereka memiliki nurani yang berbeda-beda (bandingkan dengan Mengzi yang menyatakan bahwa pengaruh lingkungan, kebiasaan, pendidikan yang diterima yang membuat nurani manusia menjadi berbeda-beda)