Jumat, 17 Agustus 2012

Menelantarkan badan demi mengejar LOYALITAS.



Pada akhir zaman dinasti Han, para pejabat saling berebut kekuasan, negara dalam keadan kacau balau. Pada saat itu keadaan pejabat di pemerintahan mendapat kritikan keras dari para ksatria dan orang - orang terpelajar. Pada saat pemerintahan kaisar Ling Ti, beliau memerintahkan agar menangkap orang - orang yang ikut berpolitik dan orang - orang budiman

. Di buku sejarah tercatat sebagai salah satu bencana. Fan Pang orangnya sangat berperasaan, beliau begitu membenci kejahatan, dan beliau juga ditangkap.
Sebelum beliau menjalankan hukuman, ibunya menjumpainya untuk yang terakhir kalinya dan Fan Fang berkata : “Adik sangat berbakti, dia akan bisa membiayai kehidupan Ibu, saya mengikuti langkah ayah yang telah duluan meninggal, dan hanya berharap ibu bisa merelakan perasaan Ibu terhadap kepergiaan saya, juga jangan terlalu bersedih.”
Ibu Fan Fang menjawab : “Kamu bisa seperti Li Ying, Tu Mi dan lainnya yang merupakan orang yang sangat jujur dan bersih, kamu bisa setingkat dengan mereka, meninggal pun tak ada yang bisa disesalkan. Kamu mempunyai sifat yang begitu lurus dan bersih, bagaimana bisa panjang umur ?”. Setelah mendengarkan perkataan Ibunya, Fan Fang lalu bersujud pada Ibunya dan berpamitan untuk pergi menerima hukuman demi loyalitasnya terhadap kebenaran, beliau hanya berumur 33 tahun pada saat dihukum mati.
Dalam kehidupan manusia mesti ada yang hendak dikerjakannya, merelakan nyawanya demi keloyalitasannya, selamanya akan dijunjung tinggi oleh orang lain, walaupun badan kasar sudah meninggal, tetapi semangatnya tetap hidup.
Cerita Fan Fang setelah lewat 900 tahun lamanya dapat mengugah hati Su Tong Po. Ibu Su Tong Po juga membaca cerita mengenai Fan Fang, Su Tong Po bertanya pada ibunya : “Kalaulah saya rela meneladani seperti Fan Fang, apakah ibunda mengizinkannya ?” Ibu Su Tong Po menjawab : “Jika kamu dapat seperti Fan Fang, apakah saya tidak bisa menjadi seperti ibu Fan Fang ? Benar sekali, kamu dapat menjadi pejabat yang jujur, saya akan menjadi ibu dari pajabat yang jujur, dari mana datangnya penyesalan ?”
Selanjutnya Su Tong Po dalam kehidupan berpolitiknya selalu mengalami keadaan yang kurang lancar “Bagaikan lalat yang lagi makan, hanya memuntahkannya”, dia beberapa kali di penjarakan, di turunkan pangkatnya dan di asingkan, selalu dapat memberi pengarahan dengan sifat lurusnya kepada Kaisar yang salah mengambil keputusan. Su Tong Po dengan mengikuti semangat dari Fan Fang, dan ibunya mengikuti semangat dari ibunya Fan Fang, semakin menambah keberanian dari Su Tong Po.
Setelah berselang 900 tahun lamanya, yaitu pada saat ini juga kita kembali membaca cerita mengenai Fan Fang dan Su Tong Po dan dalam hati kita begitu berharap bisa seperti mereka juga dan terhadap ibunya Fan Fang dan ibunya Su Tong Po yang begitu berjiwa ksatria semakin menambah kekaguman terhadap mereka.

Tidak ada komentar: