Jumat, 17 Agustus 2012

Menantu "WEN' Berbakti & penuh kesungguhan telah mengharukan Langit


Ada seorang yang bernama Yi Sin beristrikan seorang wanita yang bermarga Wen, melayani mertuanya dengan penuh bakti, sewaktu dia masih muda, suaminya telah meninggal, ada orang menasehati dia untuk nikah lagi, tetapi dia bersikeras tetap menjanda, bersumpah untuk tidak mau menikah lagi, malahan memutuskan rambut

panjangnya, untuk menunjukkan keteguhan hatinya. Malahan ibu mertuanya dari semenjak lama telah terbaring saja di ranjang lantaran sakit, ditambah lagi kedua matanya yang buta, semakin menambah kesulitan dalam melayaninya. Tetapi menantu Wen ini begitu tulus dan penuh perasaan, rasa baktinya mengharukan orang lain, dia setiap hari bukan saja tidak pernah mengenal lelah, membantu membersihkan kotoran seperti buang air besar dan air kecil dari mertuanya, membersihkan badannya, malahan sering mencuci bersih mulutnya, lalu masuk kekamar membersihkan mata ibu mertuanya dengan lidahnya, tidak disangka lantaran kesungguhan hati, setiap hari dengan sepenuh hati menjilat, malahan telah mengharukan Langit, membuat mata ibu mertuanya kembali bisa melihat lagi / setelah orang kampung mengetahuinya, tak ada yang tidak terharu, semuanya berkata ”Hendak menjadi seorang menantu yang berbakti, haruslah bertanya pada istri Yi Sin yang bermarga Wen”.
Ada orang berkata ”Kebanyakan orang paling takut akan miskin dan penyakit, malahan Wen ini merupakan seorang perempuan yang miskin, hanya sepenuh hati berharap penyakit mertuanya bisa sembuh, malahan tak pernah mengkhawatirkan diri sendiri, menerima berapa banyak kesulitan dan kecapekkan tanpa ada rezeki yang bisa dinikmati, hanyalah sebersit kesungguhan, sungguh sangat langka sekali, apalagi orang biasa, sangat sulit melaksanakannya” perkataan ini sungguh ada benarnya.
Kemudian perbuatan perempuan Wen yang menjanda dan mempertahankan perbuatan luhur yang mengoptimalkan bakti terhadap ibu mertuanya, sampai tersebar ke kerajaan, raja menurunkan perintah untuk memberikan penghargaan kepadanya, dan memberikan kebanggaan terhadap keluarganya
Dari sini dapat terlihat bahwa “Thien Tao itu tanpa mengenal perasaan, sering melindungi orang yang berbuat kebajikan

Tidak ada komentar: