Jumat, 17 Agustus 2012

Kaisar TANG MING WANG tidak mau membiarkan Ayahnya lelah

.

Pada dinasti Tang, Wei Ho (permaisuri) mengacaukan pemerintahan, di dalam biskuit menaruh racun membuat kaisar Chung Cung mati diracuni, juga bersiasat membunuh semua kerabat kaisar, setelah Tang Ming Wang mendapatkan kabar dari agen rahasia, lalu membahas dengan orang kepercayaannya untuk menindak duluan, orang kepercayaannya menyara

nkan pada Tang Ming Wang agar melaporkan hal ini kepada Siang Wang (ayahanda dari Tang Ming Wang), dia berkata : ”Kita mengabdi pada negara demi kelangsungan hidup negara, kalaulah berhasil, segala jasa adalah diberikan pada Siang Wang; kalaulah gagal, lalu mengorbankan nyawa demi negara, jangan melibatkan Siang Wang. Kalaulah sekarang melapor, Siang Wang menyetujuinya, berarti telah ikut berpartisipasi dengan kejadian ini, kalaulah tidak menyetujuinya akan membuat rencana ini jadi terbongkar.” Makanya mereka tidak melaporkannya pada Siang Wang.
Pada saat tengah malam Lung Chi (nama dari Tang Ming Wang) memimpin pasukan pilihan untuk menyerbu masuk ke istana, membunuh permaisuri Wei Ho dan seluruh orang kepercayaannya, menentramkan kekacauan, pada saat itu pula Langit telah terang, Lung Chi barulah pergi menghadap pada Siang Wang bersujud mengaku bersalah tidak duluan melaporkan kejadian tersebut. Siang Wang memeluk anak kesayangannya sambil menangis dan berkata “Negara dan kuil untuk persembahan leluhur keluarga kaisar bisa diteruskan lagi, ini semua adalah merupakan jasa kamu !”
Lung Chi dapat pada saat negara mengalami bahaya, mengorbankan diri demi negara, boleh dikatakan sebagai seorang yang setia, tetapi sebelum bertindak tak berani melaporkan pada Ayahanda, karena pertama ayahnya berada di dalam istana, kalaulah terjadi di dalam istana, juga ditakutkan di dalam istana begitu banyak orang, sangat begitu membahayakan keselamatan ayahnya, yang kedua kalaulah tidak menyetujui akan hal tersebut akan membuat ayahnya jadi sulit, kalaulah bertindak maka akan menjadi anak yang tidak berbakti, membuat antara berbakti dan kesetiaan menjadi tak bisa di jaga secara bersama, lagipula kalaulah berhasil tak apa - apa tetapi kalau gagal, ayahnya juga tak bisa menolak akan keterlibatannya juga tak akan lolos dari ayahnya pada saat itu, ini merupakan pikiran yang paling tepat untuk menwujudkan kesetiaan dan berbakti secara bersamaan.

Tidak ada komentar: