Watak Sejati
Air secara alami selalu
mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang
lebih rendah, tidak pernah
air secara alami mengalir
dari tempat yang rendah
ke tempat yang lebih tinggi, demikianlah sifat atau karakter atau watak sejati dari air.
Hewan hidup menggunakan
nalurinya, dengan
demikian hewan mempunyai
naluri yang lebih peka dibanding manusia pada umumnya,
hewan mengawini saudara atau orang tua adalah hal yang biasa
karena hewan hanya mengikuti dorongan nalurinya, hewan tidak
pernah hidup berbeda dengan nalurinya, naluri sebagai daya hidup
jasmani atau sebagai daya untuk mempertahankan hidup,
demikianlah naluri sebagai watak sejati hewan.
Manusia adalah mahluk yang paling mulia diantara mahluk-
mahluk hidup yang lain, karena manusia memiliki prasarana
yang paling lengkap diantara mahluk hidup yang lain. Dikatakan
paling lengkap, karena manusia selain memiliki naluri dan nafsu,
juga memiliki kecerdasan, dan yang terutama, manusia juga beroleh
Watak Sejati atau Xing (性) .
Diantara watak sejati-watak sejati yang ada, hanya manusia
yang mendapat watak sejati yang bersih, indah, mulia. Watak
Sejati manusia merupakan gambaran Kebajikan Tian yang gilang gemilang yang dipancarkan, yang ada
di dalam diri manusia kemudian menjadi benih-benih kebajikan,
hakekat kemanusiaan, yaitu benih-benih perasaan Cinta Kasih
atau Ren (仁), rasa Kebenaran/Keadilan atau Yi (义), sifat Susila
atau Li (礼), dan sifat Bijaksana atau Zhi(智).
Dikatakan benih-benih kebajikan, karena sifat-sifat Watak
Sejati tadi masih bersifat pasif di dalam diri manusia, yang akan
menjadi aktif dan dapat menjadi penuntun hidup manusia ketika
watak sejati tersebut dijaga agar tak ternoda atau tertutup oleh
nafsu-nafsu yang tidak pada tempatnya, dijaga, dipelihara, dipupuk,
dikembangkan dan akhirnya disempurnakan melalui
pengamalan dalam tindakan dan perilaku berkebajikan dalam kehidupan
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar