- Asal usul dari nama Tionghoa (Zhonghua)
Sejak beribu-ribu tahon orang Tionghoa menganggap bahwa mereka adalah turunan dari dua emperor Yan dan Huang. Menurut sejarah dan legenda kira2 5000 tahon yang lalu di negara Tionkok terdapat tiga golongan masyarakat yang terpenting. Tiga golongan ini hidup dan bercocok tanam di tepi sungai Huang-he (Sungai Kuning) dan Chang-jiang (Sungai Yangtse). Tiga golongan masyarakat ini adalah:
1. Masyarakat yang dipimpin oleh Yan-di (emperor Yan) orang Tionghoa juga menamakan beliau “Yan besar”. Golongan masyarakat ini hidup didaerah yang itu waktu disebut Jiang-shu. Sekarang tempat2 ini terkenal sebagai Bao-ji di provinsi Shaan-xi. Golongan masyarakat ini memakai nama dari tempat mereka lahir, karenanya mereka ini disebut orang2 Jiang atau orang2 Jiang-Yan.. Penemuan2 archeologis membuktikan bahwa orang2 Jian-Yan hidup menurut kebudayaan batu yang chusus bagi mereka sendiri. Kebudayaan Jiang-Yan sangat berbeda dengan kebudayaan golongan masyarakat yang tinggal di pusat Ganshu-Qinghai dan Si-Chuan yang berkembang dalam masa yang bersamaan. Yan-di adalah emperor yang terkenal dengan penemuannya dalam bidang pertanian. Beliau mengajar rakyatnya bagaimana harus menanam gandum, karenanya beliau dinamakan oleh orang2 Tionghoa Shen-nong atau “Dewa pertanian atau Dewa petani.” Yan-Di juga terkenal dengan percobaan2nya dalam obat2 ramuan (Materia Medica) untuk pengobatan bagi orang2 yang sakit. Buku materia Medica yang beliau tulis ternama dengan titel “Shen Nong Ben Cao Jing”.Didalam buku tsb.diuraikan 365 macam obat2an dan merupahkan pharmacopae pertama didunia dan merupahkan handbook para dokter pada jamannya. Sampai sekarang pun buku tersebut masih sering disitir dalam kedokteran Tionghoa (Zhong Cao Yao). Orang2 Jiang-Yan kemudian bergerak menuju ke timur jurusan Shan-dong. Keturunan mereka berpencaran di daerah2 Henan, Hubei, Shandong bahkan sampai Gansu dan Qinghai. Shen-Nong meninggal sewaktu beliau mencobah ramuan2, dimana beliau memakai dirinya sebagai orang percobahan. Kuburan Shen-Nong dapat ditinjau di gunung Tian-Tai.
2. Masyarakat yang dipimpin oleh emperor Huang-Di (dibarat terkenal dengan julukanYellow Emperor). Golongan masyarakat ini asalnya dari Sungai Ji. Penduduknya dapat nama-keluarga Ji. Masyrakat Ji ini daerahnya sebelahan dari masyarakat Jiang-Yan yang tinggal di Shaan-xi. Menurut legenda orang2 Tionghoa Yan-Di dan Huang-Di adalah saudara kandung dan ibunya ialah Fu-Biao. Fubiao adalah selir dari emperor You-Xiong,, beliau adalah emperor dari daerah yang sekarang dikenal sebagi Xinsheng dan Henan. Karena kedua emperor adalah saudara sekandung maka penduduk dari kedua daerah ini dibolehkan saling nikah. Kemudian karena salah paham kedua masyarakat ini berselisih mengenai sebuah daerah, diantara kedua masyarakat ini timbullah peperangan. Dalam peperangan ini masyarakat Jiang-Yan kalah dan kedua masyarakat ini kemudian disatukan dan dipimpin oleh The Yellow Emperor (Huang-Di). Huang-Di dilahirkan didaerah Shou-Qiu, tidak jauh dari Qu-Fu,tempat kelahiran Kong Fu-Zhi (Confucius), filosof Tionghoa yang besar. Karena Huang-Di, (Huang berarti kuning), maka untuk orang Tionghoa warna kuning adalah warna yang suci. Rakyat tidak boleh memakai baju berwarna kuning, warna ini chusus dipakai untuk raja2 Tiongkok. Huang-Di dianggap oleh Rakyat Tiongkok sebagai bapak dari civilization dan kebudayaan Tionghoa. Maka timbullah kata2 ras kuning (orang Tionghoa), dan Sungai Kuning dianggap sebagai sumber dari kebudayaan Tionghoa. Namun penemuan2 dan analyse dari berbagai kultur Neolitis di daerah Qing-Lian Gang di propinsi Jiangsu, Da-Wen-Kou di propinsi Shan-Dong dan Ma-Jia Bang di propinsi Zhe-Jiang menunjukkan bahwa perkembangan dari civilisasi Tionghoa sebetulnya bersumber di berbagai daerah. Daerah2 ini adalah The Yellow River valley, Chang-Jiang River (sungai Yang Tse) Valley dan Zhu-Jiang River (Pearl River) Valley dan lain2. Di-daerah2 yang subur ini karena berlainan lokasinya dan hawa udaranya, maka dalam seluruh periode prehistoris berkembanglah berbagi-bagi kultur dan norma2 hidup.
Sejak beribu-ribu tahon orang Tionghoa menganggap bahwa mereka adalah turunan dari dua emperor Yan dan Huang. Menurut sejarah dan legenda kira2 5000 tahon yang lalu di negara Tionkok terdapat tiga golongan masyarakat yang terpenting. Tiga golongan ini hidup dan bercocok tanam di tepi sungai Huang-he (Sungai Kuning) dan Chang-jiang (Sungai Yangtse). Tiga golongan masyarakat ini adalah:
1. Masyarakat yang dipimpin oleh Yan-di (emperor Yan) orang Tionghoa juga menamakan beliau “Yan besar”. Golongan masyarakat ini hidup didaerah yang itu waktu disebut Jiang-shu. Sekarang tempat2 ini terkenal sebagai Bao-ji di provinsi Shaan-xi. Golongan masyarakat ini memakai nama dari tempat mereka lahir, karenanya mereka ini disebut orang2 Jiang atau orang2 Jiang-Yan.. Penemuan2 archeologis membuktikan bahwa orang2 Jian-Yan hidup menurut kebudayaan batu yang chusus bagi mereka sendiri. Kebudayaan Jiang-Yan sangat berbeda dengan kebudayaan golongan masyarakat yang tinggal di pusat Ganshu-Qinghai dan Si-Chuan yang berkembang dalam masa yang bersamaan. Yan-di adalah emperor yang terkenal dengan penemuannya dalam bidang pertanian. Beliau mengajar rakyatnya bagaimana harus menanam gandum, karenanya beliau dinamakan oleh orang2 Tionghoa Shen-nong atau “Dewa pertanian atau Dewa petani.” Yan-Di juga terkenal dengan percobaan2nya dalam obat2 ramuan (Materia Medica) untuk pengobatan bagi orang2 yang sakit. Buku materia Medica yang beliau tulis ternama dengan titel “Shen Nong Ben Cao Jing”.Didalam buku tsb.diuraikan 365 macam obat2an dan merupahkan pharmacopae pertama didunia dan merupahkan handbook para dokter pada jamannya. Sampai sekarang pun buku tersebut masih sering disitir dalam kedokteran Tionghoa (Zhong Cao Yao). Orang2 Jiang-Yan kemudian bergerak menuju ke timur jurusan Shan-dong. Keturunan mereka berpencaran di daerah2 Henan, Hubei, Shandong bahkan sampai Gansu dan Qinghai. Shen-Nong meninggal sewaktu beliau mencobah ramuan2, dimana beliau memakai dirinya sebagai orang percobahan. Kuburan Shen-Nong dapat ditinjau di gunung Tian-Tai.
2. Masyarakat yang dipimpin oleh emperor Huang-Di (dibarat terkenal dengan julukanYellow Emperor). Golongan masyarakat ini asalnya dari Sungai Ji. Penduduknya dapat nama-keluarga Ji. Masyrakat Ji ini daerahnya sebelahan dari masyarakat Jiang-Yan yang tinggal di Shaan-xi. Menurut legenda orang2 Tionghoa Yan-Di dan Huang-Di adalah saudara kandung dan ibunya ialah Fu-Biao. Fubiao adalah selir dari emperor You-Xiong,, beliau adalah emperor dari daerah yang sekarang dikenal sebagi Xinsheng dan Henan. Karena kedua emperor adalah saudara sekandung maka penduduk dari kedua daerah ini dibolehkan saling nikah. Kemudian karena salah paham kedua masyarakat ini berselisih mengenai sebuah daerah, diantara kedua masyarakat ini timbullah peperangan. Dalam peperangan ini masyarakat Jiang-Yan kalah dan kedua masyarakat ini kemudian disatukan dan dipimpin oleh The Yellow Emperor (Huang-Di). Huang-Di dilahirkan didaerah Shou-Qiu, tidak jauh dari Qu-Fu,tempat kelahiran Kong Fu-Zhi (Confucius), filosof Tionghoa yang besar. Karena Huang-Di, (Huang berarti kuning), maka untuk orang Tionghoa warna kuning adalah warna yang suci. Rakyat tidak boleh memakai baju berwarna kuning, warna ini chusus dipakai untuk raja2 Tiongkok. Huang-Di dianggap oleh Rakyat Tiongkok sebagai bapak dari civilization dan kebudayaan Tionghoa. Maka timbullah kata2 ras kuning (orang Tionghoa), dan Sungai Kuning dianggap sebagai sumber dari kebudayaan Tionghoa. Namun penemuan2 dan analyse dari berbagai kultur Neolitis di daerah Qing-Lian Gang di propinsi Jiangsu, Da-Wen-Kou di propinsi Shan-Dong dan Ma-Jia Bang di propinsi Zhe-Jiang menunjukkan bahwa perkembangan dari civilisasi Tionghoa sebetulnya bersumber di berbagai daerah. Daerah2 ini adalah The Yellow River valley, Chang-Jiang River (sungai Yang Tse) Valley dan Zhu-Jiang River (Pearl River) Valley dan lain2. Di-daerah2 yang subur ini karena berlainan lokasinya dan hawa udaranya, maka dalam seluruh periode prehistoris berkembanglah berbagi-bagi kultur dan norma2 hidup.
3. Masyarakat yang dipimpin oleh Chi-You, golongan masyarakat ini bergerak ke central China dan didaerah Hebei, mereka sering berperang dengan koalisi dari tentara Jiang-yan dan Huang-Di. Tentara koalisi ini dipimpin oleh The Yellow Emperor. Legenda mengatakan bahwa Chi-You dan rakyatnya menyerbu Shan-dong dan berperang dengan masyarakat yang dipimpin oleh Yan-Di, dan kemudian Yan-Di mundur keberbatasan dengan Huang-Di. Huang-Di membantu saudaranya dan ber-sama2 memukul tentara Chi-You. Mereka menundukkan Chi-You di daerah Zhuo-Lu, satu daerah yang sekarang dikenal antara kota Beijing dan Zhang-Jia Kou di barat-utara Tiongkok, propinsi Hebei. Chi-You melarikan diri ke selatan. Sesudah peperangan ini terjadilah konflict antara dua saudara Yan dan Huang. Yan-Di dikalahkan dalam peparangan ini dan melarikan diri ke selatan, rakyatnya yang tetap tinggal di utara, bercampur dengan rakyat dari Huang-Di dan juga dengan rakyatnya Chi-You. Maka ketiga masyarakat ini disatukan dibawa pipimnan Huang-Di. Masyarakat ini kemudian bermigrasi ke central China dan menamakan dirinya bangsa Hua, nenek moyang dari bangsa Han. Rakyat yang disatukan ini kemudian berkembang biak di Central China dan terkenal dengan masyarakat Hua-Xia dan pemerintahnya dinamakan dinasti Xia. Emperor dari Xia dinasti ini adalah Yu The Great (Yu Besar) yang menurut sejarah Tiongkok adalah keturunan dari Huang-Di.
Dimasa pimpinan Huang-Di pertanian berkembang sangat pesat demikian pula dengan pekerjaan tangan. Huang-Di perkembangkan bahasa dan tulisan Tionghoa yang sebelonnya sudah ada namun masih belon berkembang. Menurut analisa sekarang tulisan karakter Tionghoa adalah kreasi dari Cang-Jie, seorang intellectual yang hidup dijaman Huang-Di. Menurut pandangan saya kenapa dikatakan Huang-di yang menemukan tulisan karakter2 Tionghoa karena orang2 Tionghoa biasanya sangat modest dan tidak ingin menonjolkan kepandaiannya. Mitsalnya Meng Zhi (Mencius), Xun Zhi (filosof bukan ahli perang) filosof2 yang besar yang telah memperkembangkan falsafat Confucius mengatakan bahwa falasafanya adalah confucianisme. Demikian pula dengan Lao Zhi dan Zhuang Zhi, Zhuang Zhi yang briljan itu meperkembangkan Daoisme mengatakan bahwa fasafanya adalah daoisme. Lain halnya dengan filosof2 Barat meskipun Plato adalah muridnya Socrates dan beliau menulis apa yang dikatakan oleh Socrates, karena Socrates sendiri tidak menulis, toh filosofinya adalah platonisme. Demikian pula dengan Aristoteles, muridnya Plato dan bahkan berkumpul dengan Plato kira dua puluh tahon lamanya tidak menyebut karyanya sebagai socratesisme atau platonisme tetapi pakai namanya sendiri. Memang harus diakui bahwa Plato telah memperkembangkan falsafatnya Socrates, demikian pula dengan Aristoteles yang memperkebangkan falsafanya Plato.
Juga kedokteran berkembang dengan cepat dimasa Huang-Di, diwaktu itu hidup dua ahli kedokteran Tionghoa yang terkenal ialah: Qi-Bo dan Lei-Gong. Huang-Di sendiri adalah seorang ahli kedokteran dijamanya, kita kenal buku yang di edit oleh Huang-Di: Huang-Di Nei-Jing, suatu tulisan kedokteran klassik Tionghoa. Dalam buku ini dapat orang mempelajari penyakit, prevention, diagnostiek dan pengobatannya, dari materia medica, acupunctur, massage, Qigong sampai sexualitas. Huang-Di mengumpulkan ahli2 kedokteran yang ternama diseluruh negeri dan beliau bertanya jawab (semacam symposium pada jaman modern)dengan dokter2 tersebut, lalu secretarisnya mencatat semua tanya jawab itu. Demikian pula beliau mengadakan symposium mengenai sexualitas yang merupahkan tanya jawab antara para wanita dan Huang-Di. Dengan demikian Huang-Di adalah orang pertama yang menulis sexualitas secara ilmiah pada jamannya, dan yang penting pula dilihat dari sudut wanita.. Buku ini sampai sekarang dipakai untuk mahasiswa2 di fakultas kedokteran Tionghoa, baik di daratan Tiongkok maupun di-Taiwan. Saya kira buku2 Huang-Di Nei-Jing, Shen-Nong Ben Cao-Jing tidak ditulis pada masa hidupnya oleh kedua emperor, namun pikiran2nya di deteruskan turun menurun, baru2 kira2 600 tahon sebelon masehi dituliskan menjadi buku. Dijaman Huang-di banyak penemuan2 baru seperti kapal laut dengan alat tujuan yang senantiasa menuju ke utara, dan alat ini merupahkan precursor dari kompas. Istri dari Huang-Di, Lei-Zhu memperkembangkan penenunan sutra dan beliau dianggap sebagai ibu suri yang menemukan cultuur ulat sutra. Orang Tionghoa pada masa itu menjulukkan Lei-Zhu Dewi Sutra. Sejarah Tiongkok mengatakan bahwa economi, cultuur dan civilisasi meningkat dengan pesatnya, dimana masyrakat primitif meningkat mernjadi masyarakat yang berklas. Keturunan2 Huang-Di ialah Shao-Hao, anaknya Huang-Di dan kuburannya berada di kota Qu-Fu di Shandong, tempat kelahiran Confucius. Yao generasi kelima dari huang-Di, emperor yang ibu kotanya berada di Peng-Yang sekarang Lin-Feng in propinsi Shanxi. Shun, adalah generasi ke sembilan dari Huang-Di dan orang2 Tionghoa mendirikan satu tempel untuk menghormatinya. Tempel itu terletak di Shun-Wang selatan timur dari Shao-Xing. Yao dan Shun adalah emperor2 yang sangat bijaksana dalam sejarah Tiongkok dan banyak disitir oleh Confucius kebijaksanaannya. Sampai sekarang kedua figur Yan-Di dan Huang-Di masih dihormati oleh orang Tionghoa yang dianggap sebagai ayah dari bangsa Tionghoa. Setiap tahon banyak pengunjung2 Huayi (keturunan Tionghoa yang telah mendapatkan warga negara dimana mereka tinggal) dan Hua Chiao (keturunan Tionghoa yang hidup diluar negeri, tetapi masih memegang paspor Tiongkok) dari luar negeri yang mengunjungi kuburannya di Mount Tian-Tai, untuk menghormat mereka sebagai nenek moyang legendaris dari bangsa Tionghoa. Saya berpendapat dari literatur2 yang saya baca Huang-Di lebih ternama dari Yan-Di. Rakyat Hua menganggap bahwa mereka hidup ditengah-tengah (Zhong, Hokkian dibaca Tiong) dari dunia, maka mereka menamakan bangsanya Tionghoa (mandarin Zhonghua atau bangsa Central Hua) atau sekarang disingkat Hua-Ren. Tiongkok (Zhongguo) berarti negara yang letaknya di-tengah2 dunia, dan rakyatnya disamping Hua Ren (Orang Hua) disebut juga Zhongguo Ren (orang Tiongkok).
Dimasa pimpinan Huang-Di pertanian berkembang sangat pesat demikian pula dengan pekerjaan tangan. Huang-Di perkembangkan bahasa dan tulisan Tionghoa yang sebelonnya sudah ada namun masih belon berkembang. Menurut analisa sekarang tulisan karakter Tionghoa adalah kreasi dari Cang-Jie, seorang intellectual yang hidup dijaman Huang-Di. Menurut pandangan saya kenapa dikatakan Huang-di yang menemukan tulisan karakter2 Tionghoa karena orang2 Tionghoa biasanya sangat modest dan tidak ingin menonjolkan kepandaiannya. Mitsalnya Meng Zhi (Mencius), Xun Zhi (filosof bukan ahli perang) filosof2 yang besar yang telah memperkembangkan falsafat Confucius mengatakan bahwa falasafanya adalah confucianisme. Demikian pula dengan Lao Zhi dan Zhuang Zhi, Zhuang Zhi yang briljan itu meperkembangkan Daoisme mengatakan bahwa fasafanya adalah daoisme. Lain halnya dengan filosof2 Barat meskipun Plato adalah muridnya Socrates dan beliau menulis apa yang dikatakan oleh Socrates, karena Socrates sendiri tidak menulis, toh filosofinya adalah platonisme. Demikian pula dengan Aristoteles, muridnya Plato dan bahkan berkumpul dengan Plato kira dua puluh tahon lamanya tidak menyebut karyanya sebagai socratesisme atau platonisme tetapi pakai namanya sendiri. Memang harus diakui bahwa Plato telah memperkembangkan falsafatnya Socrates, demikian pula dengan Aristoteles yang memperkebangkan falsafanya Plato.
Juga kedokteran berkembang dengan cepat dimasa Huang-Di, diwaktu itu hidup dua ahli kedokteran Tionghoa yang terkenal ialah: Qi-Bo dan Lei-Gong. Huang-Di sendiri adalah seorang ahli kedokteran dijamanya, kita kenal buku yang di edit oleh Huang-Di: Huang-Di Nei-Jing, suatu tulisan kedokteran klassik Tionghoa. Dalam buku ini dapat orang mempelajari penyakit, prevention, diagnostiek dan pengobatannya, dari materia medica, acupunctur, massage, Qigong sampai sexualitas. Huang-Di mengumpulkan ahli2 kedokteran yang ternama diseluruh negeri dan beliau bertanya jawab (semacam symposium pada jaman modern)dengan dokter2 tersebut, lalu secretarisnya mencatat semua tanya jawab itu. Demikian pula beliau mengadakan symposium mengenai sexualitas yang merupahkan tanya jawab antara para wanita dan Huang-Di. Dengan demikian Huang-Di adalah orang pertama yang menulis sexualitas secara ilmiah pada jamannya, dan yang penting pula dilihat dari sudut wanita.. Buku ini sampai sekarang dipakai untuk mahasiswa2 di fakultas kedokteran Tionghoa, baik di daratan Tiongkok maupun di-Taiwan. Saya kira buku2 Huang-Di Nei-Jing, Shen-Nong Ben Cao-Jing tidak ditulis pada masa hidupnya oleh kedua emperor, namun pikiran2nya di deteruskan turun menurun, baru2 kira2 600 tahon sebelon masehi dituliskan menjadi buku. Dijaman Huang-di banyak penemuan2 baru seperti kapal laut dengan alat tujuan yang senantiasa menuju ke utara, dan alat ini merupahkan precursor dari kompas. Istri dari Huang-Di, Lei-Zhu memperkembangkan penenunan sutra dan beliau dianggap sebagai ibu suri yang menemukan cultuur ulat sutra. Orang Tionghoa pada masa itu menjulukkan Lei-Zhu Dewi Sutra. Sejarah Tiongkok mengatakan bahwa economi, cultuur dan civilisasi meningkat dengan pesatnya, dimana masyrakat primitif meningkat mernjadi masyarakat yang berklas. Keturunan2 Huang-Di ialah Shao-Hao, anaknya Huang-Di dan kuburannya berada di kota Qu-Fu di Shandong, tempat kelahiran Confucius. Yao generasi kelima dari huang-Di, emperor yang ibu kotanya berada di Peng-Yang sekarang Lin-Feng in propinsi Shanxi. Shun, adalah generasi ke sembilan dari Huang-Di dan orang2 Tionghoa mendirikan satu tempel untuk menghormatinya. Tempel itu terletak di Shun-Wang selatan timur dari Shao-Xing. Yao dan Shun adalah emperor2 yang sangat bijaksana dalam sejarah Tiongkok dan banyak disitir oleh Confucius kebijaksanaannya. Sampai sekarang kedua figur Yan-Di dan Huang-Di masih dihormati oleh orang Tionghoa yang dianggap sebagai ayah dari bangsa Tionghoa. Setiap tahon banyak pengunjung2 Huayi (keturunan Tionghoa yang telah mendapatkan warga negara dimana mereka tinggal) dan Hua Chiao (keturunan Tionghoa yang hidup diluar negeri, tetapi masih memegang paspor Tiongkok) dari luar negeri yang mengunjungi kuburannya di Mount Tian-Tai, untuk menghormat mereka sebagai nenek moyang legendaris dari bangsa Tionghoa. Saya berpendapat dari literatur2 yang saya baca Huang-Di lebih ternama dari Yan-Di. Rakyat Hua menganggap bahwa mereka hidup ditengah-tengah (Zhong, Hokkian dibaca Tiong) dari dunia, maka mereka menamakan bangsanya Tionghoa (mandarin Zhonghua atau bangsa Central Hua) atau sekarang disingkat Hua-Ren. Tiongkok (Zhongguo) berarti negara yang letaknya di-tengah2 dunia, dan rakyatnya disamping Hua Ren (Orang Hua) disebut juga Zhongguo Ren (orang Tiongkok).
China dinamakan oleh regime Guo Ming Dang “ Zhong Hua Ming Guo” (Republik Zhung Hua) dan oleh regime Gong Chang Dang “Zhong Hua Ren Ming Gong He Guo” (Republik Rakyat Zhong Hua). Kedua2nya memakai kata2 Zhong Hua (Tionghoa) untuk mengistilahkan China. Disini dapat kita tinjau begitu pentingnya perkataan Zhong Hua bagi rakyat Tiongkok. Sekarang semua rakyat Tiongkok tidak melihat etnisnya, mayoritas atau minoritas disebut Hua ren dan bahasa mandarin disebut Hua-Yu (Yu berarti bahasa) atau Han-Yu.
Asal usul China (Cina) berasal dari Barat yang menghubungkan orang Tionghoa dengan emperor Chin (Qin) yang telah mempersatukan Tiongkok jaman The Warring States. Setelah mempersatukan Negara Tiongkok, dinasti Qin hanya memerintah antara 221-206 sebelon Masehi. Emperor Qin memerintah negara Tiongkok dengan kejam, beliau membakar buku2 filosof2 ternama Tiongkok dan membunuh intelectual2 ternama. China adalah negara Tiongkok yang dihubungkan dengan emperor Qin (Orang Ingeris menulisnya dengan Chin) dan orang Tionghoa di sebut Chinese.
Saya menulis artikel2 ini agar anak2 mudah Huayi (keturunan Tionghoa) bisa mengenal identitasnya, karena saya anggap mengenal identitas itu penting bagi integrasi orang2 Tionghoa ke masyarakat dimana mereka tinggal. Menbangun rumah memerlukan fondasi yang kuat dan untuk integrasi juga membutuhkan fondasi, karena bila kita mengetahui identitas kita maka kita menjadi warga negara yang sadar dan tidak sampai menuju ke extremitas atau menderita crisis identitas.Asal usul China (Cina) berasal dari Barat yang menghubungkan orang Tionghoa dengan emperor Chin (Qin) yang telah mempersatukan Tiongkok jaman The Warring States. Setelah mempersatukan Negara Tiongkok, dinasti Qin hanya memerintah antara 221-206 sebelon Masehi. Emperor Qin memerintah negara Tiongkok dengan kejam, beliau membakar buku2 filosof2 ternama Tiongkok dan membunuh intelectual2 ternama. China adalah negara Tiongkok yang dihubungkan dengan emperor Qin (Orang Ingeris menulisnya dengan Chin) dan orang Tionghoa di sebut Chinese.
Dr. Han Hwie Song
Breda ( Nederland), 12-10-2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar