sumber; Xie Tian Gong, 協天宫 Bandung Chinese Temple
Simbol, Hermeunatik, Iconography Mural pada Bangunan Kelenteng Xie
Tian Gong 協天宫 (1917), (awal pembangunan 1896 Sheng Di Miao 聖帝廟),
Bandung
Abstrak
Keberadaan kelenteng merupakan
suatu ekspresi vernakular keberadaan masyarakat Tionghoa awal sebagai
pemukim disekitarnya. Bangunan murni bercirikan arsitektur dari tempat
asalnya Tiongkok, relatif sedikit sekali dipengaruhi budaya lokal.
Dibangun terutama berfungsi untuk tempat beribadat kepercayaan yang
dianut. Dengan konstruksi dan langgam arsitektur yang digunakan serupa
dengan bangunan tradisional yang umum dipakai didaerah asal. Sejarah
keberadaan kelenteng setempat dapat memberi petunjuk dan penjelasan
sejarah masyarakat yang membangun dan penggunanya. Ornament yang dipakai
merupakan adaptasi
collective memories dari budaya Tionghoa.
Pemaknaan mural dinding kelenteng dapat menjelaskan sebagian dari unsur
budayanya. Penguraian ornament simbolis yang dipakai dapat memperinci
pandangan kehidupan dan harapan masyarakat. Pengenalan tokoh yang
dihormati; berkaitan erat dengan sejarah Tiongkok kuno. Arsitektur dan
detail konstruksi bangunan merupakan rekaman dari falsafah membangun
tradisional masyarakat yang dibawa dari tempat asal mereka. Keadaan
bangunan kelenteng sekarang dapat membantu menjelaskan proses historis
transformasi etnis Tionghoa serta situasi pemukiman sekitarnya.
Keywords: vernacular architecture, traditional building, symbol, meaning,mural, hermeunatic, iconography, Chinese culture, folklore, Chinese history, diaspora, religion, temple, conservation
Keberadaan
masyarakat Tionghoa di Indonesia umumnya, hususnya di pulau Jawa;
tercatat dalam sejarah telah berabad-abad lamanya. Mereka telah bermukim
lama sebelum kedatangan para pelaut Eropah, terutama bermukim dipesisir
pulau-pulau Nusantara. Dalam jumlah yang besar telah bermukim di pulau
Bangka, Belitung dan Kalimantan barat; bekerja sebagai penambang timah.
Sebagian emigran lainnya bermukim sehubungan dengan kegiatan
perdagangan, dipulau-pulau Jawa, Sulawesi, dan Sumatra (dibagian timur
Sumatra mereka bekerja sebagai buruh perkebunan karet dan tembakau,
sedang disekitar daerah Bagansiapiapi sebagai nelayan). Sedangkan
pendatang di pulau Jawa terutama sebagai pedagang; banyak yang berasal
dari propinsi Fujian
福 建 dengan
dialek Hokkian (disamping ada juga dialek lainnya; tetapi tidak
signifikan jumlahnya, juga ada yang berasal dari propinsi Guangdong
廣東).
Sehubungan dengan kegiatan perdagangan ini mereka membentuk kelompok
hunian yang berdekatan dengan jalur transportasi dan pasar tempatnya
berdagang. Pada kota pesisir di dekat pelabuhan sering letak pemukiman
berdekatan dengan pasar setempat. Di kota pedalaman mereka mengelompok
berdekatan dengan jalan utama (jalan raya dan jalan kereta api) serta
pasar tempat perdagangan. Dalam lingkungan memusat demikian dengan
sendirinya akan terbentuk lingkungan bersuasan budaya yang sarat dengan
tradisi dan kepercayaan asli yang terbawa dari tempat asal. Untuk
menampung kegiatan kelompok masyarakat demikian dibangunlah kelenteng
sebagai
comunity center sekalian juga tempat beribadah
kercayaan bersama sesuai kepercayaan tradisional yang dibawa dari daerah
asalnya di Tiongkok. Kelenteng turut menjadi penentu beberapa pola
pemukiman etnis Tionghoa setempat.
Kepercayaan tradisional
Tionghoa merupakan campuran beberapa ajaran, yang terpenting Budhisme,
Konfusianisme, Taoisme. Ketiga faham ini terangkum dalam filsafat
bangunan kelenteng. Ritual pokok bagi masyarakat etnis Tionghoa inti
utamanya ialah penghormatan dan bakti pada orang tua, anggota keluarga
yang dituakan dan Allah yang maha kuasa. Dalam penerapan penguraiannya (
derivation)
menjadi penghormatan pada tokoh yang berjasa pada masyarakat semasa
mereka hidup, pelaku sejarah yang karakter dan tindakannya patut
diteladani, guru yang dihargai, serta para nabi. Dalam perjalanan
sejarah berabad abad; tokoh budaya ini bermetaforsa menjadi folklore,
mitos, legenda, malah terangkat dipuja dianggap dewa-dewi yang dipercaya
memiliki kemampuan atau berkat tertentu bagi umatnya.
Ada gejala
sangat menarik bahwa di kawasan Nusantara terdapat inkulturasi dan
toleransi yang sangat besar dengan menggabungkan tokoh setempat yang
dihormati kedalam adat budaya ini, dengan adanya tokoh Muslim setempat
dan tokoh etnis Tionghoa yang dihormati dan dipuja bersama sama didalam
klenteng. Para umatnya berlainan agama dan etnis berkunjung bercampur
berbrengan, semuanya diterima dengan bersahabat dan senang hati. Tanpa
prasangka dan konflik. Contoh klenteng: Tanjung Kait, Cileungsi, Ancol,
Palembang (pulau Kemarau), Semarang (SamPoKong) dst. Ini merupakan hasil
adaptasi berabad-abad lamanya antara masyarakat yang bermukim dan
terlibat di sekelilingnya; toleransi yang saling melengkapi menjadikan
objek klenteng berubah menjadikan suatu produk vernakular lokal dengan
nuansa arsitektur Tionghoa.
Lukisan mural bangunan klenteng tersirat simbol budaya Tionghoa (hermeneutika, iconography).
Budaya
dan kepercayaan kuno Tiongkok seperti juga masyarakat di lingkungan
Asia dan Pasifik lainnya berawal dari animisme, kepercayaan yang
beranggapan tiap benda atau mahluk memiliki jiwa. Baik bebatuan,
tumbuhan, hewan, arwah leluhur, gejala alami dst. Timbulah tokoh
mitologi naga, topeng roh jahat, dst yang mirip dengan totemisme bagi
masing masing suku.
Kemudian (500BC) muncul ajaran Confusius,
Laotse dan Budha yang pengaruhynya bercampur membentuk budaya dan
kesenian Tionghoa. Masa dinasti Han (202 BC- 221 AD) banyak timbul karya
seni yang kemudian kita kenal sekarang sebagai budaya Tionghoa, sutera,
lacquer dan tulisan. Muncul juga motif bertemakan harimau, kura-kura, bangau, macan, rusa dll, hewan-hewan mitologi
phoenix,
kirin, naga yang kita kenal sekarang yaitu bertanduk, berekor panjang,
berkaki, bersisik, berduri punggungnya. Ketika dinasti Tang (AD 618-906)
karya seni banyak dipengaruhi Budhisme. Muncul simbol bergambarkan:
malaikat, Bodhisatva, penjaga gerbang, roh jahat, juga tokoh perorangan
yang dianggap suci. Dalam proses pencampuran budaya ini timbul juga
ajaran Chan (Jepang:
Zen). Pada periode dinasti Song (AD 960 –
1279) didapat karya yang sangat indah dan halus mutunya, berupa keramik
dan lukisan sangat menonjol; bersifat naturalis, burung, unggas, ikan,
bunga, tumbuhan dan gunung. Pada masa ini sering disebut periode
munculnya karya puncak dari kebudayaan Tionghoa.
Menurut sejarahnya huruf tulisan Tionghoa berasal dari gambar (
pictographic symbols) setiap huruf mewakili suatu objek. Simbol berkembang menjadi huruf yang kita kenal sekarang (
abstract ideographic writing). Cara membacanya haruslah diingat dan dihafal. Tidak ada ejaan untuk membentuk suatu bunyi suara seperti pada alfabet (
phonetic alphabet).
Ini lebih membentuk budaya komunikasi Tionghoa menjadi cenderung
"komunikasi mata" berbeda dengan kita yang terbiasa "komunikasi kuping."
Tulisan mereka hakekatnya merupakan susunan simbol-simbol. Huruf ini
disebut sebagai
hanzi 漢 字
huruf yang dipakai oleh suku bangsa Han yang merupakan mayoritas
penduduk di Tiongkok. Lafal yang disebut mandarin adalah lafal baca
warga sekitar Beijing yang menjadi pusat pemerintahan. (kata mandarin
berasal dari bahasa Portugis,
mandrim: pejabat. Maka bahasa
mandarin berarti bahasa resmi pemerintahan). Huruf yang sama dapat
dilafalkan berbeda-beda menurut dialek berbagai tempat.
Lukisan
yang dihasilkan juga sering berupa simbol, membawakan pesan tersirat
yang harus ditafsirkan oleh penerima. Sebagai pengantar kadang-kadang
disertakan suatu kutipan dari bagian tulisan sastra kuno. Untuk dapat
mengerti pesan-pesan tersirat ini secara tepat; mutlak perlu mengetahui
secara lengkap karya yang dikutip, serta sejarahnya dan dalam kerangka
apa saat diciptakan. Penggunaan simbol dalam budaya Tionghoa banyak juga
digunakan huruf dengan bunyi yang sama (
homophone). Kata yang berbunyi sama ini lalu dituangkan dalam bentuk huruf kaligrafi, ornamen, dan lukisan.
Mural yang lukisannya sekarang dapat diteliti pada bangunan klenteng Xie Tian Gong
協天宫
Bandung, membawakan pesan budaya yang serupa. Kepercayaan menurut
falsafat Tao, Budhisme, dan ajaran kehidupan Confusius. Mengangkat
episode-episode dalam cerita
Hong Sin, epos
San Kuo (
三國
zaman 3 kerajaan), dilengkapi contoh-contoh perbuatan tokoh bersejarah
yang dinilai patut untuk diteladani oleh masyarakat generasi penerus.
Mitos,
folklore, legenda rakyat Tiongkok yang telah berusia
berabad-abad bercampur terangkum di dalamnya . Wujud lambang, simbol,
ornamen pada bangunan merupakan ekspresi arsitektur yang dipakai
bermuarakan budaya tersebut, untuk dapat mengerti dan menguraikannya;
memerlukan pengertian mengenai situasi dan kondisi sejarah ataupun
falsafat yang berhubungan dengan
exposure yang terlukis.
Mural sayap timur gedung utama (gambar tahun 2008 & 1976)
Zhao cai yuan shi xing ren de. 招財源是行仁徳進寳全為在善心。Sumber mendatangkan harta adalah melaksanakan kebajikan.
Jin bao quan wei zai shan xin. 進寳全為在善心進寳全為在善心。Memasukan kekayaan dasarnya berbuat baik.
Kelelawar (Mandarin:
bian fu 蝙蝠). Secara fonetik mirip dengan huruf
fu
keberuntungan. Sering digambarkan dengan 5 ekor kelelawar melambangkan
keberuntungan: panjang umur, kaya, sehat, bijaksana, meninggal secara
alami. Diceritakan bila telah berusia 1000 tahun; kelelawar berwarna
putih, bila dimakan akan memberi manfaat panjang umur dan penglihatan
yang tajam. Kadang digambarkan berwarna merah (Mandarin:
hong 红) sebab dibacanya mirip kata yang berarti besar.
Rusa (Mandarin:
lu 鹿).
Dipercaya rusa dapat hidup lama, digunakan sebagai pelambang panjang
umur. Tubuhnya akan berubah warna menjadi abu-abu setelah berusia 1000
tahun, setelah 500 tahun lagi akan bewarna putih. Sebagai hewan
tunggangan dewa panjang umur (sedangkan pada gambar ini penunggangnya
mirip tokoh
Nezha 哪吒?).
Tanduk menjangan dihargai sebagai obat panjang umur. (Lihat juga
keterangan mengenai rusa di bagian lain). Gerobak kecil berisikan tanduk
rusa dan buah persik,
peach (
tao 桃) yang keduanya melambangkan panjang umur.
Gambar
bangau (
he 鶴) di bagian muka mural ini juga melambangkan panjang usia (baca juga penjelasan hal bangau di bagian lain). Bunga
chrysanthemum (Mandarin:
ju 菊) adalah bunga musim panas, lambang panjang umur dan kegembiraan. Berwarna-warni menarik.
Mural sayap barat gedung utama (gambar tahun 2008 & 1976)
Fu lu shou san xing gong zhao. 福禄夀三星拱照。Keberuntungan, harta, usia, 3 bintang menyinari.
Tian di ren yi qi tong chun. 天地人一氣同春。Langit, bumi, manusia bersama di musim semi.
Tergambar 3 (tiga) orang tokoh Cai zi shou
財子夀, terdiri dari dewa panjang usia (pria tua) Shou shen
夀神, di sebelahnya dewa kekayaan Cai shen
財神, dan sedang duduk dewa keberuntungan Fu shen
副神
(memangku bayi) dalam filsafat Tionghoa keturunan adalah hal yang juga
sangat didambakan. Meneruskan nama keluarga serta melakukan upacara
menghormati leluhur. Gambar rusa, bangau, pohon cemara, naga pada tiang
kolom; semua penjelasannya dapat dilihat pada bagian lain. Buah
persik,
peach (mandarin:
tao 桃) besar dijunjung oleh seorang anak, menurut cerita diartikan sebagai buah dewa panjang usia,
pan tao 蟠桃 hanya tumbuh di gunung Kun Lun
昆仑山,
berbunga tiap 3000 tahun sekali, serta buahnya masak setelah 3000 tahun
berikutnya. Berdiri dengan menyender pada sebatang tongkat adalah dewa
panjang usia Shou Xing
夀星;
awalnya adalah dewa bintang dilangit selatan dianggap menguasai umur
manusia. Disebut juga Orang tua dari kutub selatan, Nan ji xian-weng
南極仙 翁.
Digambarkan juga 2 bayi yang sedang dipangku dan 2 anak kecil yang
sedang bermain melambangkan keturunan yang banyak dan sehat. Bunga
peony (Mandarin:
mu dan 牡丹). Bunga musim semi, disebut-sebut sebagai "ratu bunga" melambangkan kekayaan dan kejayaan. (bunga musim panas:
lotus,
lian 蓮, musim dingin:
plum,
mei 梅). Muncul dalam bentuk sekarang sejak abad ke-8, dengan bermacam-macam warna yang paling dikagumi
peony
berwarna merah. Naga pada kolom, lihat penjelasan di bagian lain.
Perempuan dipinggir lukisan sedang membawa kain dan emas, lambang
kekayaan.
Seluruh gambar-gambar mural yang terdapat pada tahun 1976 dalam tulisan ini dikutip dari karangan Claudine Lombard-Salmon: Une morale en images: les peintures murales du Xie-Tian-Gong de Bandung
. Archipel 11. Paris. 1976. Halaman:167-176.
Nian nian you yu. 年年有余 Tahun-tahun berkelebihan.
Yu shui he xie 鱼水和谐 Ikan dan air harmonis.
Lukisan
Ikan (Mandarin:
yu 鱼)
berbunyi serupa dengan kata yang berarti berkecukupan, berkelebihan
makmur. Sehingga ikan digunakan untuk melambangkan kekayaan. Sepasang
ikan yang berenang berbarengan dimaksudkan sebagai pasangan yang bahagia
dan harmonis. Sering digambarkan pada upacara pernikahan pengantin. Mao
Tse Tung
毛泽东pernah
mengumpamakan tentara PRT sebagai ikan dan air dengan rakyat jelata
Tiongkok. Pada hari raya musim semi (tahun baru imlek) hidangan dari
ikan melambangkan harapan kemakmuran dari tahun ke tahun. Pada upacara
penghormatan bagi leluhur pada makanan sesaji mutlak tersedianya
samseng, 3 jenis hidangan dari 3 matra: darat, air, dan udara. Ikan
merupakan hidangan harus selalu tersaji. Ikan merupakan objek gambar
hiasan yang banyak dipakai pada hasil kerajinan poselen Tiongkok. Suatu
adat tradisional mengirim ikan pada keluarga calon mertua melambangkan
kebersamaan pasangan dengan kesuburan keturunan. Adat ini diadaptasi
oleh warga Betawi di sekitar Jakarta dengan mengirimkan ikan bandeng,
pada mertua. Ikan emas yang berenang melawan arus air melambangkan
keuletan, dipakai simbul dalam persilatan. Sejenis ikan di sungai
Kuning:
Sturgeon (gurame), pada setiap bulan ketiga imlek diceritakan berenang melawan arus kehulu, ikan yang dapat melewati pintu naga (
long men 龍門)
berubah menjadi naga. Cerita ini dipakai sebagai kiasan untuk mereka
yang lulus melewati ujian negara. Kadang bila sekelompok ikan berenang
melawan arus dipercaya sebagai pertanda mereka yang melawan ketertiban
masyarakat, awal suatu pergolakan. Legenda menceritakan raja Fu Yi (2953
– 2838 BC) yang pertama mengajarkan masyarakat membuat bermacam macam
jaring penangkap ikan, serta mengawetkan hasil kelautan. Digambarkan
bersamaan dengan lotus berbunga, (Mandarin:
lian 蓮 atau
he 荷)
berlafal mirip huruf yang berarti: bersatu, berkelanjutan, sayang.
Bunga lotus dengan daun dan putik melambangkan kesatuan yang lengkap.
Menurut cerita rakyat, ada seorang kaisar pada sekitar 500 AD
menghamparkan bunga lotus agar seorang istri kesayangannya dapat menari
diatasnya. Mungkin yang dimaksud adalah hamparan karpet lantai bergambar
bunga-bunga lotus. Cerita ini dianggap sebagai awal dari adat
pengikatan kaki perempuan Tionghoa, agar dapat menari diatas bunga lotus
yang kecil. Sebagian pria tradisional menganggap perempuan berkaki
kecil sebagai menarik. Tradisi ini yang dimulai sekitar tahun 900 AD dan
baru dihapuskan setelah 1912 (Republik Tiongkok, Sun Yat Sen). 2 bunga
lotus melambangkan sehati dan harmonis bersama, dengan buah lotus
melambangkan kesuburan dan keturunan.
Lukisan
rusa (Mandarin:
lu 鹿)
fonetik mirip dengan kata yang berarti: berpenghasilan baik. Sering
dipakai sebagai simbol panjang umur. Legenda menuturkan rusa merupakan
hewan yang dapat menemukan jamur abadi. Ini mengakibatkan dipercayanya
tanduk rusa sebagai obat panjang umur. Pohon pinus (
song 松), dan cypres (
bai 柏 ), yang juga simbol panjang usia. Sebab pohon cemara; bambu dan pohon plum selalu hijau saat musin dingin bersalju (
evergreen). Sungai, air terjun, air unsur alam melambangkan
yin 陰 wanita.
Long yin. 龍吟 Naga bersenandung.
Naga (
long 龍):
hewan mitologi Tionghoa popular yang memiliki pelambangan sangat rumit.
Simbolisasi sumber kebaikan dan kemakmuran. (Berbeda dengan budaya
barat naga digambarkan bersifat buruk dan jahat). Naga melambangkan
jantan dan kesuburan, unsur
Yang 陽.
Sejak dinasti Han (206 BC – 220 AD) naga juga melambangkan raja sebagai
"Putera langit." Hewan ke-5 dalam sistem zodiak 12 tahunan kelahiran
Tionghoa (zhi
支 shio). Pada simbol sistem mata angin
ganzhi 干支,
naga biru dianggap hewan penjaga di timur, mengatur hujan dan musim
semi. Berhadapan di barat dengan macan putih, musim gugur. Ular hitam di
utara berkaitan dengan musim dingin,
phoenix merah di selatan
dengan musim panas. Naga dipercayai memiliki sifat supranatural, ia
dapat mengecil sebesar ulat sutra; tapi juga dapat mengembang memenuhi
semesta alam. Dapat kasat mata tapi juga dapat menghilang sesuai
kemauannya sendiri. Usia naga ditentukan oleh dirinya sendiri. Naga
memangsa burung walet, maka dalam upacara penghormtan naga dilepaslah
burung-burung walet. Naga dapat melayang diatas awan; juga melintas
diatas samudera. Gambar 2 (dua) naga yang bermain bola api, di
lambangkan sebagai pembawa pesan dari langit ke bumi bolak-balik. Juga
dimaksudkan permainan yang membawa hujan bagi petani. Dipercaya ada 4
jenis naga: "naga langit" (
tian-long 天龍) sebagai daya tumbuh berkembangnya langit, "naga dewa" (
shen-
long 神龍) yang mengatur angin dan turunnya hujan, "naga bumi" (
di-long 地龍) menguasai mata air dan aliran sungai, "naga penjaga harta" (
fu-cang-long 富藏龍) sehingga harta kekayaan tidak terlihat kasat mata. Disamping juga ada 4 (empat) "naga raja" (
long-wang 龍王)
yang menguasai 4 (empat) samudera sekeliling bumi. Mereka tinggal di
istana dasar samudera yang indah dan sangat berharga. Pada tanggal 5
bulan 5 imlek, biasa diadakan lomba
perahu naga 龍船.
Suatu perahu panjang 40m, lebar 1.5m, dalam 0.7m, dihias dengan kepala
naga pada bagian hulu dan ekor naga di buritan. Diawaki sampai 60
pedayung pada masing-masing perahu. Serta diiringi suara tambur dan
hiasan bendera. Kini sering dihubungkan dengan peringatan negarawan
Qu-Yuan
屈原 dari daerah Ying yang bunuh diri di sungai Mi-luo
汨羅江 (295BC)
ketika dirinya difitnah, serta melihat penyelengara negara yang korup.
Masyarakat yang mencintainya berlayar hilir mudik seolah mencari
jasadnya; membekali diri dengan zong
糉;
ketan dibungkus daun bambu berisikan daging (bacang) untuk bekal
arwahnya. Sering terjadi kecelakaan pada perlombaan demikian. Korban
jiwa yang terjadi dalam kecelakaan mungkin sebenarnya merupakan
penerusan tradisi adat kuno persembahan korban manusia untuk naga
penguasa sungai, yang mengatur hujan dan air sungai yang sangat berarti
untuk kemakmuran petani. Hiasan naga pada jubah pejabat dan
perlengkapannya dari jumlah jari cakar kaki mununjukan tingkatan
resminya, 5 (lima) cakar untuk raja, putra dan pangeran tingkat pertama
dan kedua, 4 (empat) cakar untuk pangeran tingkat tiga dan empat, cakar 3
(tiga) untuk pejabat lain.
Hu xiao. 虎啸 Macan mengaum.
Harimau (
hu 虎).
Disebut sebagai raja hewan buas, digunakan sebagai simbol kejantanan
dan keberanian. Sifat garang dan ketegasan. Simbol harimau banyak
dipakai dalam kemiliteran Tiongkok kuno. Gambar kepala harimau sering
ditempatkan di ambang pintu rumah, sebagai penangkal agar roh jahat
tidak berani memasuki rumah yang bersangkutan. Topi dan alas kaki
anak-anak juga digambari kepala harimau untuk tujuan perlindungan dan
menghindari gangguan. Banyak simbol harimau muncul pada keramik dan
kerajinan perunggu (
bronze). Harimau juga merupakan hewan ke-3 dalam zodiak kelahiran Tionghoa 12 tahunan (zhi
支, shio). Ada kepercayaan bahwa setelah berusia 500 tahun tubuh harimau akan berubah berwarna putih.
Long yin hu xiao 龙吟虎啸.
Naga bersenandung dan harimau mengaum, merupakan pasangan penjaga pintu
utama klenteng. Dipercaya dapat menghalau mahluk halus yang berniat
buruk, sehingga tidak berani memasuki ruangan klenteng.
Song he yan nian. 松鹤延年 Pohon pinus dan bangau melambangkan panjang usia.
Yun zhong bai he 云中白鹤. Bangau putih di tengah awan.
Bangau. (
he 鹤) Melambangkan panjang umur, digambar bersamaan dengan pohon cemara dan
batu
yang juga merupakan simbol dengan arti yang sama juga. Bangau juga
melambangkan kebijaksanaan, digambarkan dengan sepasang bangau terbang
kelangit atas (
tien-he 天鹤).
Ia juga dipercaya dapat mengusir roh jahat Legenda menyebutkan ada 4
warna bangau: hitam, kuning, putih, dan biru. Hitam merupakan bangau
tertua. Ketika bangau mencapai usia 600 tahun, ia hanya minum saja dan
tidak lagi makan. Bangau dianggap juga sebagai pesuruhYyang Maha Kuasa,
dewa panjang umur dan ratu langit.
Kadang ketika pemakaman diatas
peti mati tergambar bangau terbang; seperti juga rusa, melambangkan
hewan tunggangan jiwa untuk berangkat ke langit barat bagi hidup abadi.
Gambar bangau putih dipakai pada jubah pejabat Tiongkok dulu tingkatan
ke-3.
Ayam hutan (
ye ji 野雞).
Ayam hutan berleher emas sering disulamkan pada jubah pejabat
pengadilan kerajaan tingkat 2. Dan yang berleher perak bagi tingkat 5.
Ayam digambarkan berdiri di tebing batu pantai laut memandang matahari
(pelambang raja). Ada cerita ketika musim gugur dan musim salju, ayam
hutan merubah menjadi remis/tiram didalam air. Kadang kadang ayam hutan
dipercaya juga membawa pertanda buruk. Pada beberapa cerita rakyat roh
ayam hutan jahat berubah menjadi perempuan cantik yang berniat
mencelakakan.
Peacock, burung merak. (Mandarin:
kong que 孔雀)
Melambangkan kecantikan dan harga diri. Dipercaya mengusir kejahatan.
Hidup di alam di selatan Tiongkok, mungkin berasal dari semenanjung
Malaka. Sejak dinasti Ming bulu ekornya digunakan untuk menunjukan
derajat pejabat, kebiasaan ini dihapus setelah tahun 1918. Jumlah
lingkaran pada bulunya menunjukan tingkatan pejabat.
Ayam jantan dan betina (
gong ji 公雞, mu ji 母雞).
Ayam jantan merupakan hewan ke-10 dalam susunan zodiak Tionghoa.
Dipercaya dapat mengusir kejahatan serta membawa keberuntungan. Kadang
pada dinding rumah ditempelkan gambar ayam jantan merah dimaksudkan
untuk melindungi dari kebakaran. Ketika ditempelkan gambar ayam jantan
putih (kadang juga bangau putih) pada peti mati, dimaksudkan untuk
membujuk arwah yang meninggal agar masuk kedalam peti dan mengusir roh
jahat. Dianggap pemberani dan menguntungkan dari sifatnya yang
mengundang ayam betina bila menemukan makanan. Sifat tepat waktu, selalu
berkokok bila pagi tiba. Gambar ayam betina juga dipercaya ditakuti roh
jahat. Sepasang ayam diatas batu karang membawa pesan keharmonisan
hidup, dilengkapi anak ayam yang mengingatkan tanggung jawab orang tua
untuk pendidikan bagi keluarga.
Ji Zha gua jian.
季扎挂剑 (gambar dulu:
Ji Zha xi jian 季扎繫劍). Ji Zha menggantungkan pedang.
Pada masa "Musim semi dan gugur,"
春秋
kerajaan Wu mengangkat putra mahkota Ji Zha sebagai menteri luar
negeri. Dalam rangka kunjungan kebeberapa kerajaan, pertama kali Ji Zha
singgah ke negara Xu. Ia disambut dengan sangat baik. Sebab memiliki
minat dan kesenangan yang mirip; raja Xu dengan cepat menjadi sangat
bersahabat dengannya. Ketika dalam pertemuan Ji Zha mencatat bahwa raja
berulang kali memperhatikan pedang yang dibawanya. Meskipun tidak
diutarakan tapi Ji Zha sadar bahwa raja sangat senang dengan pedang
indah yang dibawanya tersebut. Pedang antik warisan dari leluhurnya,
sangat tajam dan terhias dengan permata. Saat akan berpisah untuk
meneruskan perjalanan ke negeri lain (Ji, Lu, Jin dan lain sebagainya)
Ji Zha berjanji: nanti bila telah selesai tugasnya ia akan kembali untuk
menghadiahkan pedang itu bagi raja Xu. Setelah tugas muhibah selesai;
Ji Zha lalu melapor pada raja Wu. Lalu ia bersiap-siap untuk membawa
hadiah lainnya bagi raja Xu, terdengarlah berita yang bersangkutan telah
wafat. Ternyata beberapa saat setelah Ji Zha berangkat raja Xu jatuh
sakit dan tidak tertolong. Saat sakit pun ia sangat mengharapkan
kedatangan kembali Ji Zha sebagai sahabatnya. Dengan cepat Ji Zha lalu
berkunjung ke makam raja Xu, ia berlutut dan memberi hormat dengan
sangat sedih. Ketika bangkit dilepaskanlah pedang yang dijanjikan itu
dari punggungnya lalu digantungkan pada batang pohon yang menaungi
makam. Sambil berkata, inilah pedang hadiah yang pernah saya janjikan.
Meskipun baginda kini telah meninggal tapi pedang tetap kuserahkan bagi
baginda.
Kong Rong rang li. 孔融让梨. Kong Rong membagi buah pear.
Kong Rong (143-208) hidup di masa dinasti Han Timur, masa San Guo
三國
(Tiga Kerajaan). Lahir dinegara Lu. Dikenal sebagai sastrawan dan
pejabat. Bekerja untuk CaoCao , karena sering berbeda pendapat dan
mengkritiknya; akhirnya dibunuh. Cerita pada mural ini mengenai Kong
Rong kecil berusia 4 tahun yang mendapatkan buah pear, ia membagikan
pada saudaranya dan mengambil terahir yang terkecil. Ketika ditanya;
jawabnya yang lebih besar mengambil yang besar; sebagai anak terkecil
wajar mendapatkan bagian yang kecil juga. Kejadian ini merupakan bahan
pelajaran bagi pengajaran di sekolah dasar Tiongkok; membawakan ajaran
Confucius. Kong Rong seorang yang cerdik, ketika berusia belasan tahun
Kong Rong berkunjung pada seorang tokoh Li Yung yang tidak biasa
menerima sembarang tamu kecuali yang dikenalnya dengan baik. Ketika
mendatangi rumah Li Yung; Kong Rong mengaku sebagai saudara dan kawannya
dan minta dipertemukan. Li Yang yang sedang menerima tamu, lalu
bertanya kamu saudara dari mana? Kong Rong bertanya balik: Bukankah Li
Yung turunan dari LaoTze sedangkan ia adalah keturunan ke-20 dari
Confucius. Kedua tokoh itu adalah kawan baik dan seolah berkerabatan.
Sehingga
sekarang Kong Rong dan Li Yung juga berkerabat dan bersahabat. Mereka
semua tertawa melihat kecerdikannya. Seorang tamunya berkomentar;
seorang anak yang waktu kecil pintar pada saat dewasa belum tentu
mendapat jabatan yang berarti. Kong Rong menukas, tuan ketika kecil
pandai rupanya dan sekarang tidak punya kedudukan yang baik. Mendengar
jawaban yang tepat ini; tamu tersebut merasa malu.
Wo xin chang dan. 卧薪嚐胆. Berbaring diatas ranting mencicipi empedu.
Pada masa sejarah "Musim semi dan gugur"
春秋 (770 – 476 BC) ada perang antar negara Wu dan Yue. Raja Yue,
Si Gou Jian
(bertakhta 496-465 BC) ditahan sebab kalah perang. Ia selama 3 tahun
diperlakukan menjadi pesuruh dan pemelihara kuda di negara Wu.
Setelahnya ia diizinkan kembali ke negara Yue. Goujian mengangkat
beberapa penasehat yang cerdik, lalu dengan bermacam cara berusaha
melemahkan negara Wu. Sambil membangun kekuatan bersenjatanya. Selama
masa membangun kembali negaranya ia menolak tinggal diistana dan
menghindari kemewahan. Dibuatnya gubuk di luar istana, lalu ia tidur
diatas tumpukan kayu ranting serta digantungkannya kantung empedu di
atas kepalanya. Setiap hari; ketika bangun dan akan tidur dicicipinya
kantung empedu ini. Untuk mengingatkan dirinya atas segala penderitaan
selama di tahanan. Setelah 10 tahun membina dan merasa cukup kuat; Yue
menyerang Wu secara tiba-tiba. Berhasillah ia menaklukan Wu, Fu Chai
rajanya lalu bunuh diri. Gou Jian tercatat menurut tutur cerita ketika
berperang pernah mengerahkan di garis terdepan pertempuran para kriminal
yang telah diputus hukuman mati, untuk memenggal kapala mereka sendiri
berbarengan. Pasukan musuh yang melihat darah bertebaran menjadi ngeri
dan takut berperang lagi.
Jìn zhōng bào guó.
尽忠报国. Semampunya setia melayani negara.
Yue Fei 岳飛
(1103 – 1142) seorang panglima perang yang termashur, dalam budaya
Tionghoa menjadi teladan kesetiaan dalam membela negara. Memimpin
pasukan dinasti Song selatan melawan dinasti Jin. Dibunuh karena
difitnah. Sampai sekarang ada kuil untuk menghormatinya. Riwayat
hidupnya banyak dilengkapi dengan tutur rakyat yang mengaguminya. Yue
Fei pernah menolak tawaran untuk menjadi pimpinan panglima pasukan
perompak, dan berketetapan untuk memasuki dinas militer negara demi
mencapai tingkat panglima. Ibunya mengetahui hal ini, ketika tahun 1122
akan berangkat berdinas ia berujar: engkau telah menolak tawaran yang
sesat dan bersedia menderita kemiskinan tanpa tergoda kekayaan atau
kedudukan.
Tapi ibu kuatir setelah kematian ku kamu dapat
tergoda. Ibu akan menulis 4 huruf dipunggung mu. "semampunya" "setia"
"melayani" "negara." Dikerjakanlah tatoo di punggung YueFei; yang
menjadi sangat termashur dalam sejarah Tiongkok kuno.
Meng mu jiao zi.
孟母教子. Bunda Meng mendidik putra.
Meng Zi 孟子
(Mencius; 372-289BC) ketika belia sangat diperhatikan pendidikannya
oleh ibunya yang bijaksana. Ia berpindah rumah berulang kali: pertama
kali dekat kuburan ayah Meng Zi, lalu dekat pasar, terakhir dekat
sekolah. Sebab dari pengamatan ibunya Meng Zi kecil sering meniru
kelakuan para pengunjung pada masing-masing tempat. Setelah
bertetanggaan dengan sekolah ibunda berkesimpulan, lokasi ini merupakan
yang paling sesuai untuk pendidikan putranya. Suatu hari Meng Zi kecil
merasa bosan didalam ruang kelas. Ia lari pulang lalu makan sambil duduk
diatas kain hasil tenunan ibunda. Tenunan ini biasanya untuk dijual
sebagai penghasilan seorang janda untuk penghidupan sekeluarga. Ketika
melihat putranya telah pulang sebelum waktunya; ditegurnya Meng Zi. Ia
menjawab bahwa belajar di sekolah itu sulit, dan dirinya bukan anak
pintar yang mudah mengingat pelajaran. Ibunda menjadi sangat gusar;
tetapi ia tidak banyak berbicara. Diambilnya potongan kain hasil
pekerjaannya itu; lalu disobeknya berulang-kali menjadi potongan kecil
yang tidak berguna lagi. Melihat demikian Meng Zi kecil tersentuh
perasaannya dan menyadari ibunya sangat gusar. sambil menangis memohon
agar ibunda berhenti memotong-motong kain itu. Ibunda menjelaskan:
"Lihatlah kain ini hasil menenun sehelai demi sehelai benang, baru
menjadi lembaran kain yang lebar. Kemudian baru dapat dibentuk menjadi
baju indah. Belajarpun sama, sedikit demi sedikit meskipun sulit; lalu
belajar lebih lanjut lagi. Kemudian kamu akan mengerti belajar adalah
menarik dan berguna. Bila sekarang kamu sering membolos yang terpikirkan
hanyalah bermain-main yang lebih menyenangkan. Kamu tidak akan pernah
mengerti pelajaran sangat bermanfaat." Sejak saat itu Meng Zi
bersungguh-sungguh bersekolah dan belajar. Sejarah mencatat kemudian
hari Meng Zi merupakan filsuf terkemuka Tiongkok sejajar dengan Kong Zi
Zi 孔子 (Confusius). Tokoh yang sangat berpengaruh dalam budaya Tionghoa.
Jiang tai gong diao yu.
姜太公钓鱼. Paduka Jiang memancing.
Jiang Ziya
姜子牙(Lu
Shang) hidup pada masa dinasti Zhou Barat (1046 – 771 SM) tokoh sejarah
legendaris, tinggal di tepi sungai Weishui. Ketika muda Jiang menjabat
diahir dinasti Shang tetapi karena kecewa dengan keadaan pemerintahan
yang korup ia berhenti. Dalam keadaan miskin istrinya Ma Shi meminta
cerai. Kemudian hari ketika Jiang sukses Ma Shi bermaksud kembali, ia
menjawabnya dengan menumpahkan air keatas tanah, sambil bertanya;
"Dapatkah kau kumpulkan kembali air yang telah tumpah?" istrinya melihat
dan menyadari arti perumpamaan ini. Dengan sedih ia pergi dan tidak
pernah kembali lagi.
Di negara Zhou, bertahta raja Wen. Jiang
mengetahui bahwa raja Wen adalah seorang yang ambisius. Ia ingin
memperoleh kedudukan dalam istananya. Jiang sering kali memancing dengan
cara yang sangat ganjil, mata kail yang lurus, tanpa umpan, tergantung
semeter diatas muka air. Sambil bergumam, ikan-ikan; kamu yang telah
bosan hidup datanglah dan gigit kailmu sendiri. Ketika tetangganya
melihat lalu bertanya, dijawab oleh Jiang; ia tidak mengarah pada ikan,
tetapi pada raja dan pangeran. Kabar ini terdengar oleh raja Wen, lalu
dikirimnya seorang prajurit untuk menjemput. Jiang tidak melayaninya;
tapi meneruskan memancing sambil bergumam: ikan-ikan belum ada yang
terkail, tapi muncul udang bodoh. Tentara itu melapor balik pada raja.
Wen bertambah tertarik dengan hal aneh ini, dikirimnya seorang staf
istana untuk mengundangnya. Kembali diacuhkan Jiang yang terus memancing
sambil bergumam, ikan-ikan ikan besar belum terkail, muncul ikan kecil
yang mengacau. Raja Wen bertambah penasaran lalu berkunjung sendiri.
Setelah bertemu raja bertanja dengan sopan: "Apakah tuan senang
memancing?", jawab Jiang: "Orang besar menikmati ambisi yang tercapai,
rakyat kecil menikmati pekerjaan pribadinya. Demikianlah kemiripan
dengan saya." Mereka lalu berbincang-bincang, raja Wen menyadari bahwa
Jiang seorang yang pandai dan berilmu. Dibujuklah agar membantu di
pemerintahan. Jiang tidak menjawab; malah meminta agar raja Wen menarik
kereta yang ganti dinaiki Jiang, setelah menarik 800 langkah raja
berhenti. Jiang berkata kerajaan yang akan dibangun Wen akan bertahan
800 tahun. Lalu Jiang diangkat menjadi perdana menterinya. Ia
mengulingkan dinasti Shang, dan mendirikan dinasti Zhou. Jiang diberi
gelar Tai-gong
太公. Tercatat dalam sejarah militer Tiongkok, Jiang sebagai seorang ahli strategi yang unggul.
Yun long cheng xiang 云龙呈祥. Naga di awan memberi berkah dan kemakmuran.
Qin he feng qing.
琴鶴风清 Kecapi, bangau, angin segar. Alam bagus serasi dan indah.
Beberapa mural yang ada pada tahun 1976, kini telah dihapus, diganti.
Mu Lan cong jun. 木兰从军。Mulan menjadi tentara.
Hua Mulan,
seorang pahlawan wanita. Keberadaannya tidak pasti, semua hikayatnya
berdasarkan pada balada Tionghoa kuno abad ke-6. Diceritakan hidup
ketika dinasti Wei utara (386–534). Ketika negara diserang; ayahnya yang
tua dipanggil wajib militer. Mulan lalu menyamar sebagai pria
menggantikan menjadi tentara. Selama masa pelatihan MuLan mendapat
banyak gangguan dan cemooh, yang dapat diatasinya semua. Ia mengingatkan
mereka akan persatuan dan menghadapi musuh sesungguhnya bangsa nomad
yang sedang menyerang negara. Selama pelatihan Mu Lan berteman dengan
Liu Fen Dou yang tidak sadar sedang berhadapan dengan seorang perempuan.
Di medan perang Mu Lan menemukan para panglima kerajaan yang lemah
tidak bersemangat tempur, serta penasehat militer yang ingin menyerah
pada musuh. Suatu saat Mu Lan menyamar dengan berpakaian adat pihak
lawan menyelinap, lalu mengetahui rencana akan adanya penyerangan.
Disampaikannya peringatan dini ini pada penglima, tetapi tidak mendapat
perhatian, sehingga terjadilah kekalahan. Karena tidak ada persiapan
ketika melawan serangan. Ketika panglima akan meninggal diangkatlah
Mulan sebagai pengganti pimpinan perang. Ia menata ulang laskarnya,
membunuh penasehat yang berkhianat lalu memenangkan pertempuran.
Sekembalinya dari peperangan ia oleh raja ditawari jabatan di istana;
yang ditolaknya. Ia pulang kekampung dan menemui ayahnya, ketika
rekan-rekannya menyusul mereka menemukan Mu Lan sebagai seorang
perempuan. Akhirnya ia menikah dengan Liu Fen Dou.
Da Shun geng tian. 大舜耕田. Raja Shun bertani.
Yii
Suen sangat berbakti pada orang tua, meski ayah ibu dan adiknya
bersifat kasar terhadapnya. Suen bertani sendiri di gunung Li. Ketika
membajak sawah datanglah gajah membantu dengan belalainya, ketika
menyiangi rumput datanglah burung-burung membantu dengan cakarnya. Para
hewan ini pun bersimpati dengan sifat berbaktinya. Kaisar Yao (2356 BC)
yang memerintah mendengar hal Suen ini, lalu raja mengirim 9 orang pria
untuk membantu untuk bertani. Ketika kaisar turun tahta karena usia
lanjut, diserahkannya tahta pada Suen (2255 BC) serta 2 orang putrinya
dinikahkan padanya.
Su Wu mu yang. 蘇武牧羊. Su Wu mengambala kambing.
Utusan
raja Han Wu Di yang ditahan suku utara Shung Nu. Tetap setia pada raja
sampai diizinkan pulang kembali. Shu dari dinasti Shung dikirim ke Shung
Nu, sebagai utusan. Ditahan 13 tahun; selama itu ia dititahkan menjadi
pengembala kambing. Meninggal ketika dilepas dari tahanan, beristerikan
orang setempat. Sampai sekarang cerita ini tetap populer, diantaranya
berbentuk sebuah lagu.
Xue ren gui zheng dong/
xi .
薛仁貴征東/ 西/Cerita gambar bersambung. 1958. Pada dinding ruang utama telah dihapus seluruhnya.
Letak lukisan mural pada dinding teras bangunan
Teras pintu samping barat.
Teras pintu masuk utama.
Teras pintu samping timur.
Gambar-gambar
mural yang telah dibahas dimuka, terdapat pada dinding-dinding teras
bangunan klenteng Xie Tian Gong. Letak lukisan terlihat pada foto-foto
dinding teras diatas.