Selasa, 03 April 2012

Lukisan mural bangunan klenteng

sumber; Xie Tian Gong, 協天宫 Bandung Chinese Temple

 

Simbol, Hermeunatik, Iconography Mural pada Bangunan Kelenteng  Xie Tian Gong  協天宫 (1917), (awal pembangunan 1896 Sheng Di Miao 聖帝廟), Bandung 

Abstrak

Keberadaan kelenteng merupakan suatu ekspresi vernakular keberadaan masyarakat Tionghoa awal sebagai  pemukim disekitarnya. Bangunan murni bercirikan arsitektur dari tempat asalnya Tiongkok, relatif sedikit sekali dipengaruhi budaya lokal. Dibangun terutama berfungsi untuk tempat  beribadat  kepercayaan yang dianut. Dengan konstruksi  dan langgam arsitektur yang digunakan serupa dengan  bangunan tradisional yang umum dipakai didaerah asal. Sejarah keberadaan kelenteng setempat dapat memberi petunjuk dan penjelasan sejarah masyarakat yang membangun dan penggunanya. Ornament yang dipakai merupakan adaptasi collective memories dari budaya Tionghoa. Pemaknaan mural dinding kelenteng dapat menjelaskan sebagian dari unsur budayanya. Penguraian ornament simbolis yang dipakai dapat  memperinci pandangan kehidupan dan harapan masyarakat. Pengenalan tokoh yang dihormati; berkaitan erat dengan  sejarah Tiongkok kuno. Arsitektur dan detail konstruksi bangunan merupakan rekaman dari falsafah membangun tradisional masyarakat yang dibawa  dari tempat asal mereka. Keadaan bangunan kelenteng sekarang dapat membantu menjelaskan proses historis transformasi etnis Tionghoa serta situasi pemukiman sekitarnya.
Keywordsvernacular architecture, traditional building, symbol, meaning,mural, hermeunatic, iconography, Chinese culture, folklore, Chinese history, diaspora, religion, temple, conservation
Keberadaan masyarakat Tionghoa di Indonesia umumnya, hususnya di pulau Jawa; tercatat dalam sejarah telah berabad-abad lamanya. Mereka telah bermukim lama sebelum kedatangan para pelaut Eropah, terutama bermukim dipesisir pulau-pulau Nusantara. Dalam jumlah yang besar telah bermukim di pulau Bangka, Belitung dan Kalimantan barat; bekerja sebagai penambang timah. Sebagian emigran lainnya bermukim sehubungan dengan kegiatan perdagangan, dipulau-pulau Jawa, Sulawesi, dan Sumatra (dibagian timur Sumatra mereka bekerja sebagai buruh perkebunan karet dan tembakau, sedang disekitar daerah Bagansiapiapi sebagai nelayan). Sedangkan pendatang di pulau Jawa terutama sebagai pedagang; banyak yang berasal dari propinsi Fujian dengan dialek Hokkian (disamping ada juga dialek lainnya; tetapi tidak signifikan jumlahnya, juga ada yang berasal dari propinsi Guangdong 廣東). Sehubungan dengan kegiatan perdagangan ini mereka membentuk kelompok hunian yang berdekatan dengan jalur transportasi dan pasar tempatnya berdagang. Pada kota pesisir di dekat pelabuhan sering letak pemukiman berdekatan dengan pasar setempat. Di kota pedalaman mereka mengelompok berdekatan dengan jalan utama (jalan raya dan jalan kereta api) serta pasar tempat perdagangan. Dalam lingkungan memusat demikian dengan sendirinya akan terbentuk lingkungan bersuasan budaya yang sarat dengan tradisi dan kepercayaan asli yang terbawa dari tempat asal. Untuk menampung kegiatan kelompok masyarakat demikian dibangunlah kelenteng sebagai comunity center sekalian juga tempat beribadah kercayaan bersama sesuai kepercayaan tradisional yang dibawa dari daerah asalnya di Tiongkok. Kelenteng turut menjadi penentu beberapa pola pemukiman etnis Tionghoa setempat.
Kepercayaan tradisional Tionghoa merupakan campuran beberapa ajaran, yang terpenting Budhisme, Konfusianisme, Taoisme. Ketiga faham ini terangkum dalam filsafat bangunan kelenteng. Ritual pokok bagi masyarakat etnis Tionghoa inti utamanya ialah penghormatan dan bakti pada orang tua, anggota keluarga yang dituakan dan Allah yang maha kuasa. Dalam penerapan penguraiannya (derivation) menjadi penghormatan pada tokoh yang berjasa pada masyarakat semasa mereka hidup, pelaku sejarah yang karakter dan tindakannya patut diteladani, guru yang dihargai, serta para nabi. Dalam perjalanan sejarah berabad abad; tokoh budaya ini bermetaforsa menjadi folklore, mitos, legenda, malah terangkat dipuja dianggap dewa-dewi yang dipercaya memiliki kemampuan atau berkat tertentu bagi umatnya.
Ada gejala sangat menarik bahwa di kawasan Nusantara terdapat inkulturasi dan toleransi yang sangat besar dengan menggabungkan tokoh setempat yang dihormati kedalam adat budaya ini, dengan adanya tokoh Muslim setempat dan tokoh etnis Tionghoa yang dihormati dan dipuja bersama sama didalam klenteng. Para umatnya berlainan agama dan etnis berkunjung bercampur berbrengan, semuanya diterima dengan bersahabat dan senang hati. Tanpa prasangka dan konflik. Contoh klenteng: Tanjung Kait, Cileungsi, Ancol, Palembang (pulau Kemarau), Semarang (SamPoKong) dst. Ini merupakan hasil adaptasi berabad-abad lamanya antara masyarakat yang bermukim dan terlibat di sekelilingnya; toleransi yang saling melengkapi menjadikan objek klenteng berubah menjadikan suatu produk vernakular lokal dengan nuansa arsitektur Tionghoa.

Lukisan mural bangunan klenteng tersirat simbol budaya Tionghoa (hermeneutika, iconography).

Budaya dan kepercayaan kuno Tiongkok seperti juga masyarakat di lingkungan Asia dan Pasifik lainnya berawal dari animisme, kepercayaan yang beranggapan tiap benda atau mahluk memiliki jiwa. Baik bebatuan, tumbuhan, hewan, arwah leluhur, gejala alami dst. Timbulah tokoh mitologi naga, topeng roh jahat, dst yang mirip dengan totemisme bagi masing masing suku.
Kemudian (500BC) muncul ajaran Confusius, Laotse dan Budha yang pengaruhynya bercampur membentuk budaya dan kesenian Tionghoa. Masa dinasti Han (202 BC- 221 AD) banyak timbul karya seni yang kemudian kita kenal sekarang sebagai budaya Tionghoa, sutera, lacquer dan tulisan. Muncul juga motif bertemakan harimau, kura-kura, bangau, macan, rusa dll, hewan-hewan mitologi phoenix, kirin, naga yang kita kenal sekarang yaitu bertanduk, berekor panjang, berkaki, bersisik, berduri punggungnya. Ketika dinasti Tang (AD 618-906) karya seni banyak dipengaruhi Budhisme. Muncul simbol bergambarkan: malaikat, Bodhisatva, penjaga gerbang, roh jahat, juga tokoh perorangan yang dianggap suci. Dalam proses pencampuran budaya ini timbul juga ajaran Chan (Jepang: Zen). Pada periode dinasti Song (AD 960 – 1279) didapat karya yang sangat indah dan halus mutunya, berupa keramik dan lukisan sangat menonjol; bersifat naturalis, burung, unggas, ikan, bunga, tumbuhan dan gunung. Pada masa ini sering disebut periode munculnya karya puncak dari kebudayaan Tionghoa.
Menurut sejarahnya huruf tulisan Tionghoa berasal dari gambar (pictographic symbols) setiap huruf mewakili suatu objek. Simbol berkembang menjadi huruf yang kita kenal sekarang (abstract ideographic writing). Cara membacanya haruslah diingat dan dihafal. Tidak ada ejaan untuk membentuk suatu bunyi suara seperti pada alfabet (phonetic alphabet). Ini lebih membentuk budaya komunikasi Tionghoa menjadi cenderung "komunikasi mata" berbeda dengan kita yang terbiasa "komunikasi kuping." Tulisan mereka hakekatnya merupakan susunan simbol-simbol. Huruf ini disebut sebagai hanzi     huruf yang dipakai oleh suku bangsa Han yang merupakan mayoritas penduduk di Tiongkok. Lafal yang disebut mandarin adalah lafal baca warga sekitar Beijing yang menjadi pusat pemerintahan. (kata mandarin berasal dari bahasa Portugis, mandrim: pejabat. Maka bahasa mandarin berarti bahasa resmi pemerintahan). Huruf yang sama dapat dilafalkan berbeda-beda menurut dialek berbagai tempat.
Lukisan yang dihasilkan juga sering berupa simbol, membawakan pesan tersirat yang harus ditafsirkan oleh penerima. Sebagai pengantar kadang-kadang disertakan suatu kutipan dari bagian tulisan sastra kuno. Untuk dapat mengerti pesan-pesan tersirat ini secara tepat; mutlak perlu mengetahui secara lengkap karya yang dikutip, serta sejarahnya dan dalam kerangka apa saat diciptakan. Penggunaan simbol dalam budaya Tionghoa banyak juga digunakan huruf dengan bunyi yang sama (homophone). Kata yang berbunyi sama ini lalu dituangkan dalam bentuk huruf kaligrafi, ornamen, dan lukisan.
Mural yang lukisannya sekarang dapat diteliti pada bangunan klenteng Xie Tian Gong 協天宫 Bandung, membawakan pesan budaya yang serupa. Kepercayaan menurut falsafat Tao, Budhisme, dan ajaran kehidupan Confusius. Mengangkat episode-episode dalam cerita Hong Sin, epos San Kuo (三國 zaman 3 kerajaan), dilengkapi contoh-contoh perbuatan tokoh bersejarah yang dinilai patut untuk diteladani oleh masyarakat generasi penerus. Mitos, folklore, legenda rakyat Tiongkok yang telah berusia berabad-abad bercampur terangkum di dalamnya . Wujud lambang, simbol, ornamen pada bangunan merupakan ekspresi arsitektur yang dipakai bermuarakan budaya tersebut, untuk dapat mengerti dan menguraikannya; memerlukan pengertian mengenai situasi dan kondisi sejarah ataupun falsafat yang berhubungan dengan exposure yang terlukis.
Mural sayap timur gedung utama (gambar tahun 2008 & 1976)
Image
Zhao cai yuan shi xing ren de. 招財源是行仁徳進寳全為在善心。Sumber mendatangkan harta adalah melaksanakan kebajikan.
Jin bao quan wei zai shan xin. 進寳全為在善心進寳全為在善心。Memasukan kekayaan dasarnya berbuat baik.
Image
Kelelawar (Mandarin: bian fu  蝙蝠). Secara fonetik mirip dengan huruf fu keberuntungan. Sering digambarkan dengan 5 ekor kelelawar melambangkan keberuntungan: panjang umur, kaya, sehat, bijaksana, meninggal secara alami. Diceritakan bila telah berusia 1000 tahun; kelelawar berwarna putih, bila dimakan akan memberi manfaat panjang umur dan penglihatan yang tajam. Kadang digambarkan berwarna merah (Mandarin: hong ) sebab dibacanya mirip kata yang berarti besar.
Rusa (Mandarin: lu 鹿). Dipercaya rusa dapat hidup lama, digunakan sebagai pelambang panjang umur. Tubuhnya akan berubah warna menjadi abu-abu setelah berusia 1000 tahun, setelah 500 tahun lagi akan bewarna putih. Sebagai hewan tunggangan dewa panjang umur (sedangkan pada gambar ini penunggangnya mirip tokoh Nezha ?). Tanduk menjangan dihargai sebagai obat panjang umur. (Lihat juga keterangan mengenai rusa di bagian lain). Gerobak kecil berisikan tanduk rusa dan buah persik, peach (tao ) yang keduanya melambangkan panjang umur.
Gambar bangau (he ) di bagian muka mural ini juga melambangkan panjang usia (baca juga penjelasan hal bangau di bagian lain). Bunga chrysanthemum (Mandarin: ju ) adalah bunga musim panas, lambang panjang umur dan kegembiraan. Berwarna-warni menarik.
Mural sayap barat gedung utama (gambar tahun 2008 & 1976)
Image
Fu lu shou san xing gong zhao. 福禄夀三星拱照。Keberuntungan, harta, usia, 3 bintang menyinari.
Tian di ren yi qi tong chun. 天地人一氣同春。Langit, bumi, manusia bersama di musim semi.
Image
Tergambar 3 (tiga) orang tokoh Cai zi shou 財子夀, terdiri dari dewa panjang usia (pria tua) Shou shen 夀神, di sebelahnya dewa kekayaan Cai shen 財神, dan sedang duduk dewa keberuntungan Fu shen 副神 (memangku bayi) dalam filsafat Tionghoa keturunan adalah hal yang juga sangat didambakan. Meneruskan nama keluarga serta melakukan upacara menghormati leluhur. Gambar rusa, bangau, pohon cemara, naga pada tiang kolom; semua penjelasannya dapat dilihat pada bagian lain. Buah persik, peach (mandarin: tao ) besar dijunjung oleh seorang anak, menurut cerita diartikan sebagai buah dewa panjang usia, pan tao 蟠桃 hanya tumbuh di gunung Kun Lun 昆仑山, berbunga tiap 3000 tahun sekali, serta buahnya masak setelah 3000 tahun berikutnya. Berdiri dengan menyender pada sebatang tongkat adalah dewa panjang usia Shou Xing 夀星; awalnya adalah dewa bintang dilangit selatan dianggap menguasai umur manusia. Disebut juga Orang tua dari kutub selatan, Nan ji xian-weng 南極仙 . Digambarkan juga 2 bayi yang sedang dipangku dan 2 anak kecil yang sedang bermain melambangkan keturunan yang banyak dan sehat. Bunga peony (Mandarin: mu dan 牡丹). Bunga musim semi, disebut-sebut sebagai "ratu bunga" melambangkan kekayaan dan kejayaan. (bunga musim panas: lotus, lian , musim dingin: plum, mei  ). Muncul dalam bentuk sekarang sejak abad ke-8, dengan bermacam-macam warna yang paling dikagumi peony berwarna merah. Naga pada kolom, lihat penjelasan di bagian lain. Perempuan dipinggir lukisan sedang membawa kain dan emas, lambang kekayaan.
Seluruh gambar-gambar mural yang terdapat pada tahun 1976 dalam tulisan ini dikutip dari karangan Claudine Lombard-Salmon: Une morale en images: les peintures murales du Xie-Tian-Gong de Bandung. Archipel 11. Paris. 1976. Halaman:167-176.
ImageImage
Nian nian you yu. 年年有余 Tahun-tahun berkelebihan.
Image
Yu shui he xie 鱼水和谐 Ikan dan air harmonis.
Lukisan Ikan (Mandarin: yu ) berbunyi serupa dengan kata yang berarti berkecukupan, berkelebihan makmur. Sehingga ikan digunakan untuk melambangkan kekayaan. Sepasang ikan yang berenang berbarengan dimaksudkan sebagai pasangan yang bahagia dan harmonis. Sering digambarkan pada upacara pernikahan pengantin. Mao Tse Tung 毛泽东pernah mengumpamakan tentara PRT sebagai ikan dan air dengan rakyat jelata Tiongkok. Pada hari raya musim semi (tahun baru imlek) hidangan dari ikan melambangkan harapan kemakmuran dari tahun ke tahun. Pada upacara penghormatan bagi leluhur pada makanan sesaji mutlak tersedianya samseng, 3 jenis hidangan dari 3 matra: darat, air, dan udara. Ikan merupakan hidangan harus selalu tersaji. Ikan merupakan objek gambar hiasan yang banyak dipakai pada hasil kerajinan poselen Tiongkok. Suatu adat tradisional mengirim ikan pada keluarga calon mertua melambangkan kebersamaan pasangan dengan kesuburan keturunan. Adat ini diadaptasi oleh warga Betawi di sekitar Jakarta dengan mengirimkan ikan bandeng, pada mertua. Ikan emas yang berenang melawan arus air melambangkan keuletan, dipakai simbul dalam persilatan. Sejenis ikan di sungai Kuning: Sturgeon (gurame), pada setiap bulan ketiga imlek diceritakan berenang melawan arus kehulu, ikan yang dapat melewati pintu naga (long men 龍門) berubah menjadi naga. Cerita ini dipakai sebagai kiasan untuk mereka yang lulus melewati ujian negara. Kadang bila sekelompok ikan berenang melawan arus dipercaya sebagai pertanda mereka yang melawan ketertiban masyarakat, awal suatu pergolakan. Legenda menceritakan raja Fu Yi (2953 – 2838 BC) yang pertama mengajarkan masyarakat membuat bermacam macam jaring penangkap ikan, serta mengawetkan hasil kelautan. Digambarkan bersamaan dengan lotus berbunga, (Mandarin: lian  atau he ) berlafal mirip huruf yang berarti: bersatu, berkelanjutan, sayang. Bunga lotus dengan daun dan putik melambangkan kesatuan yang lengkap. Menurut cerita rakyat, ada seorang kaisar pada sekitar 500 AD menghamparkan bunga lotus agar seorang istri kesayangannya dapat menari diatasnya. Mungkin yang dimaksud adalah hamparan karpet lantai bergambar bunga-bunga lotus. Cerita ini dianggap sebagai awal dari adat pengikatan kaki perempuan Tionghoa, agar dapat menari diatas bunga lotus yang kecil. Sebagian pria tradisional menganggap perempuan berkaki kecil sebagai menarik. Tradisi ini yang dimulai sekitar tahun 900 AD dan baru dihapuskan setelah 1912 (Republik Tiongkok, Sun Yat Sen). 2 bunga lotus melambangkan sehati dan harmonis bersama, dengan buah lotus melambangkan kesuburan dan keturunan.
Image
Lukisan rusa (Mandarin: lu 鹿) fonetik mirip dengan kata yang berarti: berpenghasilan baik. Sering dipakai sebagai simbol panjang umur. Legenda menuturkan rusa merupakan hewan yang dapat menemukan jamur abadi. Ini mengakibatkan dipercayanya tanduk rusa sebagai obat panjang umur. Pohon pinus (song ), dan cypres (bai ), yang juga simbol panjang usia. Sebab pohon cemara; bambu dan pohon plum selalu hijau saat musin dingin bersalju (evergreen). Sungai, air terjun, air unsur alam melambangkan yin  wanita.
ImageImage
Image
Long yin. 龍吟 Naga bersenandung.
Naga (long ): hewan mitologi Tionghoa popular yang memiliki pelambangan sangat rumit. Simbolisasi sumber kebaikan dan kemakmuran. (Berbeda dengan budaya barat naga digambarkan bersifat buruk dan jahat). Naga melambangkan jantan dan kesuburan, unsur Yang . Sejak dinasti Han (206 BC – 220 AD) naga juga melambangkan raja sebagai "Putera langit." Hewan ke-5 dalam sistem zodiak 12 tahunan kelahiran Tionghoa (zhi  shio). Pada simbol sistem mata angin ganzhi 干支, naga biru dianggap hewan penjaga di timur, mengatur hujan dan musim semi. Berhadapan di barat dengan macan putih, musim gugur. Ular hitam di utara berkaitan dengan musim dingin, phoenix merah di selatan dengan musim panas. Naga dipercayai memiliki sifat supranatural, ia dapat mengecil sebesar ulat sutra; tapi juga dapat mengembang memenuhi semesta alam. Dapat kasat mata tapi juga dapat menghilang sesuai kemauannya sendiri. Usia naga ditentukan oleh dirinya sendiri. Naga memangsa burung walet, maka dalam upacara penghormtan naga dilepaslah burung-burung walet. Naga dapat melayang diatas awan; juga melintas diatas samudera. Gambar 2 (dua) naga yang bermain bola api, di lambangkan sebagai pembawa pesan dari langit ke bumi bolak-balik. Juga dimaksudkan permainan yang membawa hujan bagi petani. Dipercaya ada 4 jenis naga: "naga langit" (tian-long 天龍) sebagai daya tumbuh berkembangnya langit, "naga dewa" (shen-long ) yang mengatur angin dan turunnya hujan, "naga bumi" (di-long 地龍) menguasai mata air dan aliran sungai, "naga penjaga harta" (fu-cang-long 富藏龍) sehingga harta kekayaan tidak terlihat kasat mata. Disamping juga ada 4 (empat) "naga raja" (long-wang 龍王) yang menguasai 4 (empat) samudera sekeliling bumi. Mereka tinggal di istana dasar samudera yang indah dan sangat berharga. Pada tanggal 5 bulan 5 imlek, biasa diadakan lomba perahu naga 龍船. Suatu perahu panjang 40m, lebar 1.5m, dalam 0.7m, dihias dengan kepala naga pada bagian hulu dan ekor naga di buritan. Diawaki sampai 60 pedayung pada masing-masing perahu. Serta diiringi suara tambur dan hiasan bendera. Kini sering dihubungkan dengan peringatan negarawan Qu-Yuan 屈原 dari daerah Ying yang bunuh diri di sungai Mi-luo 汨羅江 (295BC) ketika dirinya difitnah, serta melihat penyelengara negara yang korup. Masyarakat yang mencintainya berlayar hilir mudik seolah mencari jasadnya; membekali diri dengan zong ; ketan dibungkus daun bambu berisikan daging (bacang) untuk bekal arwahnya. Sering terjadi kecelakaan pada perlombaan demikian. Korban jiwa yang terjadi dalam kecelakaan mungkin sebenarnya merupakan penerusan tradisi adat kuno persembahan korban manusia untuk naga penguasa sungai, yang mengatur hujan dan air sungai yang sangat berarti untuk kemakmuran petani. Hiasan naga pada jubah pejabat dan perlengkapannya dari jumlah jari cakar kaki mununjukan tingkatan resminya, 5 (lima) cakar untuk raja, putra dan pangeran tingkat pertama dan kedua, 4 (empat) cakar untuk pangeran tingkat tiga dan empat, cakar 3 (tiga) untuk pejabat lain.
Image
ImageImage
Hu xiao. 虎啸 Macan mengaum.
Harimau (hu ). Disebut sebagai raja hewan buas, digunakan sebagai simbol kejantanan dan keberanian. Sifat garang dan ketegasan. Simbol harimau banyak dipakai dalam kemiliteran Tiongkok kuno. Gambar kepala harimau sering ditempatkan di ambang pintu rumah, sebagai penangkal agar roh jahat tidak berani memasuki rumah yang bersangkutan. Topi dan alas kaki anak-anak juga digambari kepala harimau untuk tujuan perlindungan dan menghindari gangguan. Banyak simbol harimau muncul pada keramik dan kerajinan perunggu (bronze). Harimau juga merupakan hewan ke-3 dalam zodiak kelahiran Tionghoa 12 tahunan (zhi , shio). Ada kepercayaan bahwa setelah berusia 500 tahun tubuh harimau akan berubah berwarna putih.
Long yin hu xiao 龙吟虎啸. Naga bersenandung dan harimau mengaum, merupakan pasangan penjaga pintu utama klenteng. Dipercaya dapat menghalau mahluk halus yang berniat buruk, sehingga tidak berani memasuki ruangan klenteng.
ImageImage
Song he yan nian. 松鹤延年 Pohon pinus dan bangau melambangkan panjang usia.
Image
Yun zhong bai he 云中白鹤. Bangau putih di tengah awan.
Bangau. (he ) Melambangkan panjang umur, digambar bersamaan dengan pohon cemara dan batu yang juga merupakan simbol dengan arti yang sama juga. Bangau juga melambangkan kebijaksanaan, digambarkan dengan sepasang bangau terbang kelangit atas (tien-he 天鹤). Ia juga dipercaya dapat mengusir roh jahat Legenda menyebutkan ada 4 warna bangau: hitam, kuning, putih, dan biru. Hitam merupakan bangau tertua. Ketika bangau mencapai usia 600 tahun, ia hanya minum saja dan tidak lagi makan. Bangau dianggap juga sebagai pesuruhYyang Maha Kuasa, dewa panjang umur dan ratu langit.
Kadang ketika pemakaman diatas peti mati tergambar bangau terbang; seperti juga rusa, melambangkan hewan tunggangan jiwa untuk berangkat ke langit barat bagi hidup abadi. Gambar bangau putih dipakai pada jubah pejabat Tiongkok dulu tingkatan ke-3.
Image
Ayam hutan (ye ji 野雞). Ayam hutan berleher emas sering disulamkan pada jubah pejabat pengadilan kerajaan tingkat 2. Dan yang berleher perak bagi tingkat 5. Ayam digambarkan berdiri di tebing batu pantai laut memandang matahari (pelambang raja). Ada cerita ketika musim gugur dan musim salju, ayam hutan merubah menjadi remis/tiram didalam air. Kadang kadang ayam hutan dipercaya juga membawa pertanda buruk. Pada beberapa cerita rakyat roh ayam hutan jahat berubah menjadi perempuan cantik yang berniat mencelakakan.
Image
Peacock, burung merak. (Mandarin: kong que 孔雀) Melambangkan kecantikan dan harga diri. Dipercaya mengusir kejahatan. Hidup di alam di selatan Tiongkok, mungkin berasal dari semenanjung Malaka. Sejak dinasti Ming bulu ekornya digunakan untuk menunjukan derajat pejabat, kebiasaan ini dihapus setelah tahun 1918. Jumlah lingkaran pada bulunya menunjukan tingkatan pejabat.
Image
Ayam jantan dan betina (gong ji  公雞, mu ji 母雞). Ayam jantan merupakan hewan ke-10 dalam susunan zodiak Tionghoa. Dipercaya dapat mengusir kejahatan serta membawa keberuntungan. Kadang pada dinding rumah ditempelkan gambar ayam jantan merah dimaksudkan untuk melindungi dari kebakaran. Ketika ditempelkan gambar ayam jantan putih (kadang juga bangau putih) pada peti mati, dimaksudkan untuk membujuk arwah yang meninggal agar masuk kedalam peti dan mengusir roh jahat. Dianggap pemberani dan menguntungkan dari sifatnya yang mengundang ayam betina bila menemukan makanan. Sifat tepat waktu, selalu berkokok bila pagi tiba. Gambar ayam betina juga dipercaya ditakuti roh jahat. Sepasang ayam diatas batu karang membawa pesan keharmonisan hidup, dilengkapi anak ayam yang mengingatkan tanggung jawab orang tua untuk pendidikan bagi keluarga.
ImageImage
Ji Zha gua jian季扎挂剑 (gambar dulu: Ji Zha xi jian 季扎繫劍). Ji Zha menggantungkan pedang.
Pada masa "Musim semi dan gugur," 春秋 kerajaan Wu mengangkat putra mahkota Ji Zha sebagai menteri luar negeri. Dalam rangka kunjungan kebeberapa kerajaan, pertama kali Ji Zha singgah ke negara Xu. Ia disambut dengan sangat baik. Sebab memiliki minat dan kesenangan yang mirip; raja Xu dengan cepat menjadi sangat bersahabat dengannya. Ketika dalam pertemuan Ji Zha mencatat bahwa raja berulang kali memperhatikan pedang yang dibawanya. Meskipun tidak diutarakan tapi Ji Zha sadar bahwa raja sangat senang dengan pedang indah yang dibawanya tersebut. Pedang antik warisan dari leluhurnya, sangat tajam dan terhias dengan permata. Saat akan berpisah untuk meneruskan perjalanan ke negeri lain (Ji, Lu, Jin dan lain sebagainya) Ji Zha berjanji: nanti bila telah selesai tugasnya ia akan kembali untuk menghadiahkan pedang itu bagi raja Xu. Setelah tugas muhibah selesai; Ji Zha lalu melapor pada raja Wu. Lalu ia bersiap-siap untuk membawa hadiah lainnya bagi raja Xu, terdengarlah berita yang bersangkutan telah wafat. Ternyata beberapa saat setelah Ji Zha berangkat raja Xu jatuh sakit dan tidak tertolong. Saat sakit pun ia sangat mengharapkan kedatangan kembali Ji Zha sebagai sahabatnya. Dengan cepat Ji Zha lalu berkunjung ke makam raja Xu, ia berlutut dan memberi hormat dengan sangat sedih. Ketika bangkit dilepaskanlah pedang yang dijanjikan itu dari punggungnya lalu digantungkan pada batang pohon yang menaungi makam. Sambil berkata, inilah pedang hadiah yang pernah saya janjikan. Meskipun baginda kini telah meninggal tapi pedang tetap kuserahkan bagi baginda.
ImageImage
Kong Rong rang li. 孔融让梨. Kong Rong membagi buah pear.
Kong Rong (143-208) hidup di masa dinasti Han Timur, masa San Guo 三國 (Tiga Kerajaan). Lahir dinegara Lu. Dikenal sebagai sastrawan dan pejabat. Bekerja untuk CaoCao , karena sering berbeda pendapat dan mengkritiknya; akhirnya dibunuh. Cerita pada mural ini mengenai Kong Rong kecil berusia 4 tahun yang mendapatkan buah pear, ia membagikan pada saudaranya dan mengambil terahir yang terkecil. Ketika ditanya; jawabnya yang lebih besar mengambil yang besar; sebagai anak terkecil wajar mendapatkan bagian yang kecil juga. Kejadian ini merupakan bahan pelajaran bagi pengajaran di sekolah dasar Tiongkok; membawakan ajaran Confucius. Kong Rong seorang yang cerdik, ketika berusia belasan tahun Kong Rong berkunjung pada seorang tokoh Li Yung yang tidak biasa menerima sembarang tamu kecuali yang dikenalnya dengan baik. Ketika mendatangi rumah Li Yung; Kong Rong mengaku sebagai saudara dan kawannya dan minta dipertemukan. Li Yang yang sedang menerima tamu, lalu bertanya kamu saudara dari mana? Kong Rong bertanya balik: Bukankah Li Yung turunan dari LaoTze sedangkan ia adalah keturunan ke-20 dari Confucius. Kedua tokoh itu adalah kawan baik dan seolah berkerabatan.
Sehingga sekarang Kong Rong dan Li Yung juga berkerabat dan bersahabat. Mereka semua tertawa melihat kecerdikannya. Seorang tamunya berkomentar; seorang anak yang waktu kecil pintar pada saat dewasa belum tentu mendapat jabatan yang berarti. Kong Rong menukas, tuan ketika kecil pandai rupanya dan sekarang tidak punya kedudukan yang baik. Mendengar jawaban yang tepat ini; tamu tersebut merasa malu.
ImageImage
Wo xin chang dan. 卧薪嚐胆. Berbaring diatas ranting mencicipi empedu.
Pada masa sejarah "Musim semi dan gugur" 春秋 (770 – 476 BC) ada perang antar negara Wu dan Yue. Raja Yue, Si Gou Jian (bertakhta 496-465 BC) ditahan sebab kalah perang. Ia selama 3 tahun diperlakukan menjadi pesuruh dan pemelihara kuda di negara Wu. Setelahnya ia diizinkan kembali ke negara Yue. Goujian mengangkat beberapa penasehat yang cerdik, lalu dengan bermacam cara berusaha melemahkan negara Wu. Sambil membangun kekuatan bersenjatanya. Selama masa membangun kembali negaranya ia menolak tinggal diistana dan menghindari kemewahan. Dibuatnya gubuk di luar istana, lalu ia tidur diatas tumpukan kayu ranting serta digantungkannya kantung empedu di atas kepalanya. Setiap hari; ketika bangun dan akan tidur dicicipinya kantung empedu ini. Untuk mengingatkan dirinya atas segala penderitaan selama di tahanan. Setelah 10 tahun membina dan merasa cukup kuat; Yue menyerang Wu secara tiba-tiba. Berhasillah ia menaklukan Wu, Fu Chai rajanya lalu bunuh diri. Gou Jian tercatat menurut tutur cerita ketika berperang pernah mengerahkan di garis terdepan pertempuran para kriminal yang telah diputus hukuman mati, untuk memenggal kapala mereka sendiri berbarengan. Pasukan musuh yang melihat darah bertebaran menjadi ngeri dan takut berperang lagi.
ImageImage
Jìn zhōng bào guó. 尽忠报国. Semampunya setia melayani negara.
Yue Fei 岳飛 (1103 – 1142) seorang panglima perang yang termashur, dalam budaya Tionghoa menjadi teladan kesetiaan dalam membela negara. Memimpin pasukan dinasti Song selatan melawan dinasti Jin. Dibunuh karena difitnah. Sampai sekarang ada kuil untuk menghormatinya. Riwayat hidupnya banyak dilengkapi dengan tutur rakyat yang mengaguminya. Yue Fei pernah menolak tawaran untuk menjadi pimpinan panglima pasukan perompak, dan berketetapan untuk memasuki dinas militer negara demi mencapai tingkat panglima. Ibunya mengetahui hal ini, ketika tahun 1122 akan berangkat berdinas ia berujar: engkau telah menolak tawaran yang sesat dan bersedia menderita kemiskinan tanpa tergoda kekayaan atau kedudukan.
Tapi ibu kuatir setelah kematian ku kamu dapat tergoda. Ibu akan menulis 4 huruf dipunggung mu. "semampunya" "setia" "melayani" "negara." Dikerjakanlah tatoo di punggung YueFei; yang menjadi sangat termashur dalam sejarah Tiongkok kuno.
Image
Image
Meng mu jiao zi. 孟母教子. Bunda Meng mendidik putra.
Meng Zi 孟子 (Mencius; 372-289BC) ketika belia sangat diperhatikan pendidikannya oleh ibunya yang bijaksana. Ia berpindah rumah berulang kali: pertama kali dekat kuburan ayah Meng Zi, lalu dekat pasar, terakhir dekat sekolah. Sebab dari pengamatan ibunya Meng Zi kecil sering meniru kelakuan para pengunjung pada masing-masing tempat. Setelah bertetanggaan dengan sekolah ibunda berkesimpulan, lokasi ini merupakan yang paling sesuai untuk pendidikan putranya. Suatu hari Meng Zi kecil merasa bosan didalam ruang kelas. Ia lari pulang lalu makan sambil duduk diatas kain hasil tenunan ibunda. Tenunan ini biasanya untuk dijual sebagai penghasilan seorang janda untuk penghidupan sekeluarga. Ketika melihat putranya telah pulang sebelum waktunya; ditegurnya Meng Zi. Ia menjawab bahwa belajar di sekolah itu sulit, dan dirinya bukan anak pintar yang mudah mengingat pelajaran. Ibunda menjadi sangat gusar; tetapi ia tidak banyak berbicara. Diambilnya potongan kain hasil pekerjaannya itu; lalu disobeknya berulang-kali menjadi potongan kecil yang tidak berguna lagi. Melihat demikian Meng Zi kecil tersentuh perasaannya dan menyadari ibunya sangat gusar. sambil menangis memohon agar ibunda berhenti memotong-motong kain itu. Ibunda menjelaskan: "Lihatlah kain ini hasil menenun sehelai demi sehelai benang, baru menjadi lembaran kain yang lebar. Kemudian baru dapat dibentuk menjadi baju indah. Belajarpun sama, sedikit demi sedikit meskipun sulit; lalu belajar lebih lanjut lagi. Kemudian kamu akan mengerti belajar adalah menarik dan berguna. Bila sekarang kamu sering membolos yang terpikirkan hanyalah bermain-main yang lebih menyenangkan. Kamu tidak akan pernah mengerti pelajaran sangat bermanfaat." Sejak saat itu Meng Zi bersungguh-sungguh bersekolah dan belajar. Sejarah mencatat kemudian hari Meng Zi merupakan filsuf terkemuka Tiongkok sejajar dengan Kong Zi Zi 孔子 (Confusius). Tokoh yang sangat berpengaruh dalam budaya Tionghoa.
Image
Image
Jiang tai gong diao yu. 姜太公钓鱼. Paduka Jiang memancing.
Jiang Ziya  姜子牙(Lu Shang) hidup pada masa dinasti Zhou Barat (1046 – 771 SM) tokoh sejarah legendaris, tinggal di tepi sungai Weishui. Ketika muda Jiang menjabat diahir dinasti Shang tetapi karena kecewa dengan keadaan pemerintahan yang korup ia berhenti. Dalam keadaan miskin istrinya Ma Shi meminta cerai. Kemudian hari ketika Jiang sukses Ma Shi bermaksud kembali, ia menjawabnya dengan menumpahkan air keatas tanah, sambil bertanya; "Dapatkah kau kumpulkan kembali air yang telah tumpah?" istrinya melihat dan menyadari arti perumpamaan ini. Dengan sedih ia pergi dan tidak pernah kembali lagi.
Di negara Zhou, bertahta raja Wen. Jiang mengetahui bahwa raja Wen adalah seorang yang ambisius. Ia ingin memperoleh kedudukan dalam istananya. Jiang sering kali memancing dengan cara yang sangat ganjil, mata kail yang lurus, tanpa umpan, tergantung semeter diatas muka air. Sambil bergumam, ikan-ikan; kamu yang telah bosan hidup datanglah dan gigit kailmu sendiri. Ketika tetangganya melihat lalu bertanya, dijawab oleh Jiang; ia tidak mengarah pada ikan, tetapi pada raja dan pangeran. Kabar ini terdengar oleh raja Wen, lalu dikirimnya seorang prajurit untuk menjemput. Jiang tidak melayaninya; tapi meneruskan memancing sambil bergumam: ikan-ikan belum ada yang terkail, tapi muncul udang bodoh. Tentara itu melapor balik pada raja. Wen bertambah tertarik dengan hal aneh ini, dikirimnya seorang staf istana untuk mengundangnya. Kembali diacuhkan Jiang yang terus memancing sambil bergumam, ikan-ikan ikan besar belum terkail, muncul ikan kecil yang mengacau. Raja Wen bertambah penasaran lalu berkunjung sendiri. Setelah bertemu raja bertanja dengan sopan: "Apakah tuan senang memancing?", jawab Jiang: "Orang besar menikmati ambisi yang tercapai, rakyat kecil menikmati pekerjaan pribadinya. Demikianlah kemiripan dengan saya." Mereka lalu berbincang-bincang, raja Wen menyadari bahwa Jiang seorang yang pandai dan berilmu. Dibujuklah agar membantu di pemerintahan. Jiang tidak menjawab; malah meminta agar raja Wen menarik kereta yang ganti dinaiki Jiang, setelah menarik 800 langkah raja berhenti. Jiang berkata kerajaan yang akan dibangun Wen akan bertahan 800 tahun. Lalu Jiang diangkat menjadi perdana menterinya. Ia mengulingkan dinasti Shang, dan mendirikan dinasti Zhou. Jiang diberi gelar Tai-gong 太公. Tercatat dalam sejarah militer Tiongkok, Jiang sebagai seorang ahli strategi yang unggul.
Image
Yun long cheng xiang 云龙呈祥. Naga di awan memberi berkah dan kemakmuran.
ImageImage
Qin he feng qing. 琴鶴风清 Kecapi, bangau, angin segar. Alam bagus serasi dan indah.
Beberapa mural yang ada pada tahun 1976, kini telah dihapus, diganti.
Image
Mu Lan cong jun. 木兰从军。Mulan menjadi tentara.
Hua Mulan, seorang pahlawan wanita. Keberadaannya tidak pasti, semua hikayatnya berdasarkan pada balada Tionghoa kuno abad ke-6. Diceritakan hidup ketika dinasti Wei utara (386–534). Ketika negara diserang; ayahnya yang tua dipanggil wajib militer. Mulan lalu menyamar sebagai pria menggantikan menjadi tentara. Selama masa pelatihan MuLan mendapat banyak gangguan dan cemooh, yang dapat diatasinya semua. Ia mengingatkan mereka akan persatuan dan menghadapi musuh sesungguhnya bangsa nomad yang sedang menyerang negara. Selama pelatihan Mu Lan berteman dengan Liu Fen Dou yang tidak sadar sedang berhadapan dengan seorang perempuan. Di medan perang Mu Lan menemukan para panglima kerajaan yang lemah tidak bersemangat tempur, serta penasehat militer yang ingin menyerah pada musuh. Suatu saat Mu Lan menyamar dengan berpakaian adat pihak lawan menyelinap, lalu mengetahui rencana akan adanya penyerangan. Disampaikannya peringatan dini ini pada penglima, tetapi tidak mendapat perhatian, sehingga terjadilah kekalahan. Karena tidak ada persiapan ketika melawan serangan. Ketika panglima akan meninggal diangkatlah Mulan sebagai pengganti pimpinan perang. Ia menata ulang laskarnya, membunuh penasehat yang berkhianat lalu memenangkan pertempuran. Sekembalinya dari peperangan ia oleh raja ditawari jabatan di istana; yang ditolaknya. Ia pulang kekampung dan menemui ayahnya, ketika rekan-rekannya menyusul mereka menemukan Mu Lan sebagai seorang perempuan. Akhirnya ia menikah dengan Liu Fen Dou.
Image
Da Shun geng tian. 大舜耕田. Raja Shun bertani.
Yii Suen sangat berbakti pada orang tua, meski ayah ibu dan adiknya bersifat kasar terhadapnya. Suen bertani sendiri di gunung Li. Ketika membajak sawah datanglah gajah membantu dengan belalainya, ketika menyiangi rumput datanglah burung-burung membantu dengan cakarnya. Para hewan ini pun bersimpati dengan sifat berbaktinya. Kaisar Yao (2356 BC) yang memerintah mendengar hal Suen ini, lalu raja mengirim 9 orang pria untuk membantu untuk bertani. Ketika kaisar turun tahta karena usia lanjut, diserahkannya tahta pada Suen (2255 BC) serta 2 orang putrinya dinikahkan padanya.
Image
Su Wu mu yang. 蘇武. Su Wu mengambala kambing.
Utusan raja Han Wu Di yang ditahan suku utara Shung Nu. Tetap setia pada raja sampai diizinkan pulang kembali. Shu dari dinasti Shung dikirim ke Shung Nu, sebagai utusan. Ditahan 13 tahun; selama itu ia dititahkan menjadi pengembala kambing. Meninggal ketika dilepas dari tahanan, beristerikan orang setempat. Sampai sekarang cerita ini tetap populer, diantaranya berbentuk sebuah lagu.
Xue ren gui zheng dong/xi . 薛仁貴征東/ 西/Cerita gambar bersambung. 1958. Pada dinding ruang utama telah dihapus seluruhnya.
Letak lukisan mural pada dinding teras bangunan
ImageImage
Teras pintu samping barat.
ImageImage
Teras pintu masuk utama.
ImageImage
Teras pintu samping timur.
Gambar-gambar mural yang telah dibahas dimuka, terdapat pada dinding-dinding teras bangunan klenteng Xie Tian Gong. Letak lukisan terlihat pada foto-foto dinding teras diatas.

Senin, 02 April 2012

性 xing -mengenai nurani dasar manusia

penerjemah ;
余勇德
 groups/budaya.tionghoa/
Xunzi adalah seorang filsuf Ru yang pencapaiannya sulit ditandingi oleh filsuf lain.

Pemikiran Xunzi mendominasi kalangan Ru di masa Qin-Han.

Setelah itu Ru mengalami kemerosotan karena masa perpecahan dan pengaruh kepercayaan lain yang memberikan janji keselamatan bagi rakyat.
 pada masanya Xunzi menelaah semua kitab, aliran, dan ajaran Ru kemudian menghasilkan pemikiran tersendiri

ia dalam bukunya berkomentar bahwa aliran Zisi-Mengzi (yang lebih berafiliasi ke Zhong Yong dan bersifat aliran moralis-idealis) dan aliran lainnya hanya sepatah-patah / sebagian mengikuti jejak para raja bijak terdahulu (yao-shun, wen-wu wang, zhou gong), menuding mereka menjadi bersifat misterius (dengan penalaran Tian sebagai suatu kekuatan moral tertinggi), dan kurang memiliki landasan teori yang rasional

ia menyebut aliran demikian sebagai ru yang bodoh dan delusif juga sebagai ru yang salah

pemikiran Xunzi mewakili perkembangan tertinggi dari doktrin rasionalis dalam filsafat tionghua di masa sebelum Qin (doktrin rasionalis ini kemudian dikembangkan di masa Song)
 pemikiran Xunzi menunjukkan pengaruh2 dari aliran filsafat lain misalnya:
- pemikiran nya bahwa Tian adalah alam semesta menunjukkan pengaruh metafisik aliran Daoist
- penerapan rasio dan logika menunjukkan pengaruh aliran Logika / Mingjia
- pandangannya dalam pendiidikan menunjukkan afiliasinya ke Da Xue, hasil pemikiran Zengzi (berlainan dengan Mengzi yang berafiliasi ke Zhong Yong, hasil pemikiran Zisi cucu Kongzi murid Zengzi)
 Xunzi lebih memberikan penekanan terbesar pada tata susila (li) daripada kemanusiaan (ren) ataupun kebenaran (yi), karenanya ia memberikan perhatian lebih besar ke tata hukum negara daripada ke bentuk keteladanan moral penguasa, pemikiran ini kemudian hari dilanjutkan oleh dua muridnya (Han Feizi & Li Si), dibakukan menjadi aliran Legalisme / Fa Jia
 dalam Shiji, Sima Qian mencatat biografi Xunzi di bab yang sama dengan Mengzi, menunjukkan betapa di jaman Han, mereka berdua dianggap sama pentingnya, dan memang dalam kenyataanya, mereka berdua mengakui sebagai pengikut sejati Kongzi, memiliki komitmen yang sama dalam hal pengembangan Ru

walau keduanya mempunyai perbedaan yang sangat besar dan mendasar, di mana
Mengzi: berlandaskan pada idealisme & moralisme
Xunzi: berlandaskan pada naturalisme & rationalisme
 Xunzi karenanya lebih peduli kepada urusan sehari-hari kehidupan manusia daripada berandai-andai tentang hal-hal yang bersifat metafisika (misalnya soal Tian sebagai entitas omnipoten)

pemikiran Xunzi dapat disimpulkan menjadi: naturalisme, realisme, penekanan pada logika, percaya akan kemajuan, menghargai tata hukum negara, mengkritik berbagai aliran filsafat lainnya
 di masa Qin-Han, posisi Xunzi begitu dominan sehingga Liji, buku yang dikompilasi di era ini, memiliki 3 bagian yang dikutip persis sama dengan buku Xunzi

pemikirannya dalam perpolitikan bersifat realistik yaitu mengatur negara dengan hukum / peraturan, berbeda dengan pemikiran Mengzi yang dalam perpolitikan bersifat idealistik yaitu penguasa tertinggi negara harus memberikan keteladanan moral

penerapan pemikiran Xunzi memiliki dampak pada perpolitikan Tiongkok sampai hari ini, di mana tidak pernah ada dinasti dalam sejarah Tiongkok yang tidak menerapkan tata hukum negara, dan tidak pernah ada dinasti dalam sejarah Tiongkok yang benar2 murni menerapkan keteladanan moral penguasa, alih2 menggunakan keteladanan moral penguasa, dinasti2 Tiongkok sampai pemerintahan Republik di masa ini memperlihatkan jejak-jejak dampak pemikiran Xunzi dalam hal menerapkan kekuasaan terpusat, yaitu kekuasaan tertinggi berada di tangan negara, bukan di tangan kepercayaan/agama
 pemikiran Xunzi terhadap pentingnya pendidikan sebagai cara untuk memperbaiki sifat inheren (nurani dasar) manusia yang buruk, menyebabkan pengembangan sekolah-sekolah dan akademi nasional yang didirikan pertama kalinya oleh para kaisar Han

setelah era Han berakhir, pengaruh Xunzi kemudian merosot seiring merosotnya pengaruh Ru yang dikalahkan oleh lebih populernya Buddhisme (karena mengusung janji keselamatan) dan Daoisme (karena bersifat pragmatis)

di masa renaissance Ru di era Song, para pelopornya kemudian menetapkan Mengzi sebagai pewaris sah Ru dan mendiskreditkan Xunzi, walaupun jikalau ditelaah secara objektif, aliran rationalis (Cheng Yi - Zhu Xi) sebenarnya mensinkretiskan pemikiran rasionalisme, naturalisme Xunzi dengan moralisme Mengzi, karenanya pemikiran Xunzi sebenarnya tidak pernah hilang dari pemikiran Ru sampai detik ini
 untuk mengkaji pemikiran Xunzi mengenai nurani dasar manusia (Xing4) maka pertama kita harus melihat dulu dua kepercayaan fundamental dari aliran Zisi-Mengzi, yaitu
1. bahwa Tian mengkarunia manusia dengan prinsip-prinsip batin / nurani dasar dan Tian sebagai acuan tertinggi moral membutuhkan penghormatan dan pelayanan (menghormati - melayani Tian dalam arti mengembangkan kebajikan, mewujudkan kembali nurani dasar yang murni seperti awalnya ketika dikaruniakan Tian - lihat thread sebelumnya tentang Mengzi)
2. Tian dan manusia memiliki hubungan timbal-balik di mana Tian memiliki pengaruh dalam hal bagaimana manusia menjalani kehidupannya, dan apa yang terjadi di kehidupan manusia juga akan mendapatkan respon dari Tian (dalam arti apabila manusia baik, Tian akan melimpahkan berkah dengan hasil panen yang baik, cuaca yang bersahabat, dll; apabila manusia jahat, Tian akan memberikan bencana alam, kemarau panjang, dll)
 Xunzi secara tegas menolak kedua poin pemikiran Zisi-Mengzi di atas dengan pemikiran berikut:

- Tian bukanlah suatu realitas / entitas moral yang bersifat spiritual, walaupun Xunzi menekankan bahwa antara Tian dan manusia bisa terjadi keselarasan

- Tian tidak lain adalah alam semesta, kumpulan dari hukum-hukum alam dan prinsip-prinsip pergerakan perubahan alam

- tidak ada hubungan timbal balik antara Tian dan perilaku manusia, tidak ada hubungan antara perubahan pergerakan alam semesta dengan perubahan politik, dan tidak ada hubungan antara alam dengan moral manusia

- bahwa apa pun yang dilakukan manusia, tidak akan mempengaruhi hukum-hukum alam, karena alam semesta (Tian) tidak akan berubah atau berbelok untuk merespon perlakuan manusia (contoh: hutan yang dibabat manusia akan menimbulkan kemungkinan erosi dan bahaya banjir, walaupun manusia memberikan persembahan / sembahyang kepada Tian, kemungkinan erosi atau banjir tetap tidak akan berubah)

- terlepas dari satu pemerintahan itu baik ataupun buruk, alam semesta akan tetap dan tidak akan berubah menjadi lebih baik ataupun lebih buruk; pergerakan perubahan alam semesta adalah tetap ada, alam semesta tidak ada untuk Yao yang suci, dan alam semesta tidak akan lenyap dikarenakan oleh Jie (raja terakhir Xia) yang jahat

- karenanya, manusia seharusnya tidak usah takut terhadap perubahan alam semesta, juga tidak usah mencari penafsiran - firasat - tanda alam baik itu baik maupun buruk dalam peristiwa alamiah

- alam semesta berfungsi dalam cara yang berbeda dibanding manusia

- berkah - kemalangan dan tertib-kacau semuanya adalah hasil dari perilaku manusia sendiri, alam semesta tidak ada andil dalam hal ini
dengan pemikiran demikian, Xunzi berpandangan bahwa manusia lahir dari alam semesta yang alamiah, karenanya nurani dasar manusia cenderung adalah untuk memenuhi kepuasan keinginan diri sendiri dan akan bersaing dengan yang lainnya (untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri), karenanya bisa menyebabkan kekacauan, jika tidak dikekang dan dibimbing dengan benar
 pandangannya membuat Xunzi menyimpulkan bahwa nurani dasar manusia adalah lebih bersifat jahat daripada baik; dalam arti "jahat" = berupaya untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan akan bersaing untuk melakukannya

walaupun demikian Xunzi menekankan bahwa sifat dasar manusia bisa dirubah dan bahwa perdamaian, keselarasan dan kebaikan bisa menang di dunia ini
 Xunzi mengemukakan dua argumentasi untuk mendukung pendapatnya



dia menyatakan bahwa tata susila (li) dan kebenaran (yi) adalah konsep yang diciptakan para shengren (suciwan) terdahulu sebagai pedoman perilaku manusia, lalu pendidikan adalah cara paling penting untuk menertibkan negara dan merubah nurani dasar manusia

pendidikan dalam arti pembelajaran norma sosial dan moral, penerapan dan penegakan hukum, dan dipandu dengan norma budi pekerti / moral

di mana penerapan Li (tata susila) sebagai resep memperbaiki perilaku manusia adalah hal terpenting yang diajukan oleh Xunzi, ia berpandangan bahwa para suciwan terdahulu melembagakan tata susila untuk menertibkan masyarakat

keinginan alami membuat manusia mencari pemenuhan atas kebutuhan diri sendiri sampai tak terhingga dan untuk bersaing demi keuntungan tanpa batasan, di mana hal ini akan membawa kekacauan dan kemiskinan (mirip dengan kapitalisme era Marx)

para suciwan terdahulu tidak menyukai keadaan ini dan menciptakan suatu sistem tata susila dan konsep kebenaran (yi) untuk membimbing keinginan manusia dan untuk menyediakan cara-cara yang lebih baik agar manusia dapat memenuhi kebutuhannya

menurut Xunzi, prinsip ini (tata susila - kebenaran) bukanlah murni ciptaan manusia, melainkan bersumber dari Tian dan Di (bumi), dirumuskan oleh para leluhur, dan dilaksanakan oleh para penguasa dan guru, pada titik kesempurnaannya, prinsip2 ini layaknya Tian dan Di menyatu, matahari dan dan bulan bersinar gemilang, empat musim mengikuti urutan alamiahnya, bintang2 dan planet2 bergerak sesuai jalurnya, sungai dan mata air mengalir, dan semua makhluk sejahtera sentosa
 

Xunzi berpandangan bahwa walaupun manusia lahir tanpa kebajikan moral, manusia memiliki kemampuan belajar untuk menjadi berkebajikan.

Belajar karenanya adalah suatu kebutuhan yang paling penting bagi manusia jikalau hendak menjadi baik, manusia semuanya dilahirkan dengan nurani yang sama dan pembelajaranlah yang menyebabkan mereka memiliki nurani yang berbeda-beda (bandingkan dengan Mengzi yang menyatakan bahwa pengaruh lingkungan, kebiasaan, pendidikan yang diterima yang membuat nurani manusia menjadi berbeda-beda)
 
 

Jumat, 30 Maret 2012

seorang birokrat pengikut Kongfuzi yang paling teguh

Pada hari 24 di bulan 4 tahun 819, Han Yu, seorang penyair dan pemikir Dinasti Tang yang baru dipindah-tugaskan ke Chaozhou ( Teochew ) sebagai gubernur karena terus melakukan kritik terhadap kaisar, menugaskan bawahannya, Qin Ji membawa seekor babi dan seekor kambing untuk dilemparkan ke tengah Sungai Wu sebagai persembahan makanan untuk buaya. Setelah buaya-buaya berkumpul, Han Yu menyatakan sebuah sikap kepada mereka seperti dibawah ini:

" Di jaman kuno, itu adalah sebuah tindakan dari Kaisar-kaisar kami yang terdahulu, membakar hingga berkobar gunung-gunung dan rawa-rawa, dan dengan jala, tali, tombak, pisau menghalau keluar empat lautan semua reptil, ular, mahkluk-mahkluk dengki, membahayakan manusia. Kemudian, datang kaisar-kaisar dengan kekuatan yang jauh berkurang, tidak dapat mempertahankan kerajaan yang begitu luas. Bahkan di pusat sekalipun, tidak usah cerita Chaozhou yang jauh ini, terpisah lima puncak dan lautan, sepuluh ribu li dari ibukota. Dalam kekacauan, kau buaya merayap kembali dan beranak-pinak. Ini adalah sebuah situasi yang sangat alamiah dalam keadaan begitu.

Kini, ada seorang Putra Langit pilihan telah naik tahta: seorang yang bijak seperti dewa, welas asih di kala damai, tanpa ampun dalam perang. Semua yang di dalam empat lautan enam haluan di bawah perintahnya, dikelola oleh gubernur-gubernur dan bupati-bupati yang wilayahnya membayar kewajiban mereka untuk menyiapkan pengorbanan besar untuk Bumi dan Langit di altar leluhur kami dan semua dewa-dewa. Gubernur-gubernur ini tidak dapat berbagi tanah dengan buaya-buaya.

Gubernur ini, di bawah perintah Putra Langit, telah dipercayakan untuk melindungi tanah ini dan rakyatnya. Namun kau, buaya bermata gelembung, kau tidak puas dengan kedalaman sungai, kau mengambil setiap kesempatan untuk merampas dan melahap rakyat dan ternak-ternak mereka, beruang dan babi hutan, rusa dan kijang, untuk memperbesar perutmu dan melipat gandakan keturunanmu. Demikian kau, telah bertikai dengan gubernur, dan kelihatan ingin menyaingi wewenangnya.

Seorang gubernur, sekecil apapun, tidak akan pernah menundukkan kepalanya, merendahkan hati terhadap seekor buaya, maupun ketakutan berdiri di samping, malu terhadap bawahan dan rakyatnya, bertingkah laku dengan sebuah sikap yang tidak pantas selama mengakui kedudukannya di tempat ini. Oleh sebab itu, telah menerima perintah Putra Langit untuk hadir di sini sebagai wakilnya, kau harus bisa menyenangkan dia, buaya. Jika kau sudah mengerti, lalu dengar baik-baik kata-kata gubernur ini:

Ke arah selatan provinsi ini terbentang lautan luas. Di sana adalah tempat untuk makhluk-makhluk yang sebesar ikan paus atau hiu, atau yang seremeh udang atau kepiting. Di sana semua memiliki rumah untuk hidup dan makan. Seandainya kau berangkat pagi ini, buaya, kau akan sampai di sana malam ini juga. Maka saya akan membuat sebuah perjanjian denganmu:

Bagi yang menentang wakil-wakil Putra Langit, mereka yang tidak menuruti kata-katanya atau menolaknya, mereka yang dari kebodohan atau kekurangan daya pikir melukai rakyat atau makhluk-makhluk yang lebih kecil -- yang demikian akan dihukum mati. Gubernur akan memilih pejabat yang terlatih bersama rakyat dengan busur kuat dan anak panah beracun, secara ringkas mengakhiri persoalan ini, tidak akan berhenti, buaya, hingga seluruh kaummu terbunuh. Maka saya menganjurkan agar kau jangan menunda keputusanmu sebelum semua terlambat "

( Malam itu, sebuah badai menerjang Chaozhou, setelah reda, beberapa hari kemudian, ternyata semua buaya telah hilang. Mereka tidak pernah terlihat lagi selama seratus tahun, ketika Kerajaan kembali hancur )

Ini adalah reaksi Han Yu, seorang birokrat pengikut Kongfuzi yang paling teguh, dia membacakan hak-hak seekor kriminal?( buaya ), dan mungkin adalah kali terakhir manusia memberi sebuah negosiasi penyerahan yang penuh hormat terhadap dunia liar.

Jumat, 23 Maret 2012

Qing Ming Festival 清明节

Qing Ming Festival (清明节) is a day to pay respects to ancestors and mark the onset of Spring . It is often referred to as Tomb Sweeping Day or literally translated as Clear and Bright Festival. Read more on Qing Ming from QINGDAO(nese) contributor Cherie.

Qing Ming is one of 24 solar terms used by Chinese farmers to schedule their work. The name Qing Ming is related to the coming of Spring and the holiday comes 15 days after the Spring Equinox. Experienced farmers know that crops planted before or right after this time are much more likely to survive. There is a well known farmer’s proverb in China which can be translated as “Tree planting should be done at Qing Ming Festival”. The holiday, also known as Tomb Sweeping Day, is a traditional festival in China and the most important day of sacrifice on the annual calendar. On Qing Ming, people usually go to sweep their relatives’ graves and pay respects to them with special dishes and wine.
There are many customs followed by Chinese on Qing Ming Festival: playing on a swing, playing cu ju/蹴鞠 (recognized as the earliest form of football in ancient China), going for a walk in the countryside, sweeping graves, planting branches of willows, and flying kites.
There is a story about Qing Ming from ancient China about how it became associated with the Han Shi Festival (寒食节), when cold food is eaten and fires are not allowed. According to the story, during the Spring and Autumn and Warring States era there was incessant fighting among rulers or future rulers for power and position. Chong Er (重耳), a future emperor of the Jin State, was trapped and forced to leave his state. Some ministers followed and saw him through all the rough times. Among these was a man named Jie Zi Tui (介子推) who loyally served Chong Er. After Chong Er had survived his exile and reclaimed all that originally belonged to him, including his kingdom, he gave those ministers who had helped him during times of trouble great rewards of power and fortune. But somehow he forgot the most loyal one, Jie Zi Tui .
When Chong Er was reminded of his omission, he sent many ministers to invite Jie Zi Tui to visit so that he could express his regret to the loyal viscount. No one brought back good news. Chong himself went to visit Jie Zi Tui and was also refused. Jie Zi Tui has hidden in the mountains with his mother in order to avoid meeting Chong Er. Somebody suggested Chong Er use fire to force Jie Zi Tui to come out of the mountain. The young emperor accepted this suggestion without thinking twice. A huge fire was set on three sides of the mountain, but no one came out. They later found both Jie Zi Tui and his mother dead at the foot of a charred tree. A letter was found under their bodies. Oh the letter, Jie Zi Tui had written, “Whenever you think of me, please reflect on yourself. You must be a good king who serves his people. No matter how one is treated, one is always loyal to his king”. Chong Er was greatly touched and named that day Han Shi Festival. Only cold food could be eaten on that day, and any form of fire was forbidden in order to commemorate Jie Zi Tui. Qing Ming not only has its literal meaning related to the Spring, but also has a figurative meaning of being a great ruler.
There are many customs followed by Chinese on Qing Ming Festival, including playing on a swing, playing cu ju/蹴鞠 (recognized as the earliest form of football in ancient China), going for a walk in the countryside, sweeping graves, planting branches of willows, and flying kites. Sweeping graves and going for a walk outdoors are the most popular ones. In my hometown, we usually eats eggs and green onions on Qing Ming. It has been said from generation to generation that this combination of food means we will be more intelligent the rest of the year. Every Tomb Sweeping Day, my whole family and I climb mountains or picnic outside. We do sweep graves, but that only occupies a small part of the holiday. My family thinks that even though we should forever remember those who have passed away, it is more important to treasure what we have now.
A famous poem by Du Mu is often recited on Qing Ming:

Du Mu Poem about Qing Ming Festival from Mama Lisa World Culture Blog.

It’s raining hard at the time of the Qing Ming Festival,
The mourner’s heart is overwhelmed on the road upland.
May I ask where there’s a tavern to drown my sorrows?
The shepherd boy points to Xinghua Village in the distance.
清 明
清 明 时 节 雨 纷 纷,
路 上 行 人 欲 断 魂。
借 问 酒 家 何 处 有,
牧 童 遥 指 杏 花 村。
qīng míng shí jié yǔ fēn fēn
lù shàng xíng rén yù duàn hún
jiè wèn jiǔ jiā hé chù yǒu
mù tóng yáo zhǐ xìng huā cūn
Qing Ming Jie Du Mu Poem
Relevant Links:
More on Qing Ming from About.com
Photos of Qing Ming Observation on Kaixin.com.au
Is Qing Ming Being Forgotten?
Qing Ming on Wikipedia

 Pada jaman dinasti Tang, implementasi hari Ceng Beng hampir sama dengan kegiatan sekarang, misalnya seperti membakar uang-uangan, menggantung lembaran kertas pada pohon Liu, sembayang dan membersihkan kuburan.
Yang hilang pada saat ini adalah menggantung lembaran kertas, yang sebagai gantinya lembaran kertas itu ditaruh di atas kuburan.

Kebiasaan lainnya adalah bermain layang-layang, makan telur, melukis telur dan mengukir kulit telur. Permainan layang-layang dilakukan pada saat Ceng Beng karena selain cuaca yang cerah dan langit yang terang,kondisi angin sangat ideal untuk bermain layang-layang.
Konon, ada orang setelah layang-layang berkibar di langit biru, memutus talinya, mengandalkan angin mengantarnya ke tempat nan jauh, konon ini bisa menghapus penyakit dan melenyapkan bencana serta mendatangkan nasib baik bagi diri sendiri.

Kebiasaan berikutnya adalah menancapkan pohon *Willow*: konon, kebiasaan menancapkan dahan *willow*(pohon Yangliu), juga demi memperingati *Shen Nong Shi*, yang dianggap sebagai guru leluhur pertanian dan pengobatan. Di sebagian tempat, orang-orang menancapkan dahan* willow *di bawah teritisan rumah, untuk meramalkan cuaca. Sesuai pameo kuno "Kalau dahan *willow* hijau, hujan rintik-rintik; kalau dahan *willow* kering, cuaca cerah". *Willow* memiliki daya hidup sangat kuat, dahannya cukup ditancapkan langsung hidup, setiap tahun menancapkan dahan willow, dimana-mana rimbun.

Sedangkan sejarah pohon Liu dihubungkan dengan Jie Zitui, karena Jie Zitui tewas terbakar di bawah pohon liu.

Kebiasaan lain adalah bermain ayunan *Qiu Qian *(ðãðè): ini adalah adat kebiasaan hari *Ceng Beng* zaman kuno. Sejarahnya panjang, ayunan pada zaman dulu kebanyakan menggunakan dahan sebagai rangka kemudian ditambatkan selendang atau tali.
Akhir-nya berkembang menjadi 2 utas tali ditambah papan kayu sebagai pijakan kaki yang dipasang pada rangka balok kayu yang hingga kini digemari, terutama oleh anak-anak seluruh dunia.

Selain itu ada kebiasaan bermain *Cu Ju *(sepak bola kuno): *Ju* adalah semacam bola yang terbuat dari kulit, di dalam bola tersebut diisi bulu hingga padat. *Cu Ju *menggunakan kaki untuk menyepak bola (Mirip sepak bola saat ini). Ini adalah semacam permainan yang digemari oleh orang-orang pada saat *Ceng Beng *pada zaman kuno. Konon ditemukan oleh *Huang Di *(kaisar Kuning), pada awalnya bertujuan untuk melatih kebugaran para serdadu.

Ada juga kebiasaan untuk Menanam pohon: sebelum dan sesudah *Ceng Beng*, matahari musim semi menyinari, hujan rintik musim semi betebaran, menanam tunas pohon berpeluang hidup tinggi dan dapat tumbuh dengan cepat. Maka, semenjak zaman kuno, di Tiongkok terdapat kebiasaan menanam pohon di kala *Ceng Beng*. Ada orang menyebut hari *Ceng Beng* sebagai "hari raya penanaman pohon". Kebiasaan ini berlangsung hingga hari ini.

Pada dinasti Song (960-1279) dimulai kebiasaan menggantungkan gambar burung walet yang terbuat tepung dan buah pohon liu di depan pintu. Gambar ini disebut burung walet Zitui. Kebiasaan orang-orang Tionghoa yang menaruh untaian kertas panjang di kuburan dan menaruh kertas di atas batu nisan itu dimulai sejak dinasti Ming.

Menurut cerita rakyat yang beredar, kebiasaan seperti itu atas suruhan Zhu Yuanzhang, kaisar pendiri dinasti Ming,untuk mencari kuburan ayahnya. Dikarenakan tidak tahu letaknya, ia menyuruh seluruh rakyat untuk menaruh kertas di batu nisan leluhurnya. Rakyat pun mematuhi perintah tersebut, lalu ia mencari kuburan ayahnya yang batu nisannya tidak ada kertas dan ia menemukannya. (Dalam kisah ini agak berkaitan dengan Legenda 4 diatas. Namun karena ditemukan pada literatur yang berbeda, penyusun tidak berani mengambil kesimpulan sendiri. Mohon bagi yang lebih paham ceritanya memberikan masukan).

Seperti perayaan lainnya, Ceng Ceng juga memiliki makanan khas seperti makan telur yang kulitnya sudah dilukis, tapi untuk telur yang diukir tidak dimakan. Selain itu ada beberapa yang mungkin tidak pernah ada di Indonesia ini seperti makanan dari daun Ai yang menjadi ciri khas suku Khe, bubur dingin, ciri khas rakyat dibawah kaki gunung Mian, serta Qing tuan adalah makanan khas Qingming dari daerah Suzhou.

Pesan Moral Perayaan Ceng Beng :
Festival Ceng Beng pada akhirnya terkait dengan pilar-pilar budaya Tionghoa yaitu
penghormatan leluhur, makanan, kekerabatan, keselarasan dan harmony, setia, berbakti, dan juga kebersamaan.
Dan hal itu tidak hanya ada pada festival Ceng Beng saja tapi tercermin pada semua festival Tionghoa yang ada.

Dengan menghormati leluhur berarti kita harus menjaga sikap hidup kita agar
tidak mencoreng nama leluhur. Semoga pada perayaan festival Ceng Beng ini kita menyadari bagaimana cara kita menghormati leluhur, caranya sederhana yaitu berikanlah kontribusi positif pada lingkungan kita dan selalulah menjaga perilaku kita agar tidak memalukan para leluhur.

Jumat, 02 Maret 2012

Metode penamaan astrologi seseorang.

HourDayMonthYear
丙 Bing
+Fire午 Wu
Horse
壬 Ren
+Water戌 Xu
Dog
壬 Ren
+Water寅 Yin
Tiger
壬 Ren
+Water辰 Chen
Dragon
Anda dapat menggunakan kalkulator 4 pilar untuk melihat sendiri Bazi grafik 八字 lahir. Metode penamaan memerlukan sedikit pengetahuan tentang bagan astrologi seseorang.八字 Bazi adalah metode astrologi China untuk  kehidupan. Hal ini secara harfiah diterjemahkan sebagai 8 karakter. Juga dikenal sebagai 4 pilar karena cara yang ditampilkan - Tahun, bulan, hari dan jam. Setiap pilar memiliki 2 karakter terdiri dari Stem langit (atas) dan Cabang Bumi (bawah). Cabang Bumi juga merupakan 12 hewan zodiak China.Dalam metode penamaan , empat pilar sangat penting. Kita perlu melihat kekuatan elemen kelahiran orang tersebut . Metode penamaan diciptakan untuk penamaan bayi. Dan kebanyakan orang tua akan memikirkan nama untuk bayi saat ibu sedang hamil. Oleh karena itu kadang-kadang, kami tidak tahu dari bagan sebelum kelahiran bayi . Kita hanya tahu kira-kira bulan dan tahun bayi akan lahir masuk tahun ini dan pilar bulan ditentukan kekuatan musiman. Jika tidak ada pilar hari atau waktu yang belum dikenal , maka hal yang paling penting untuk mengetahui, setidaknya, adalah tahun dan pilar bulan.Ada 60 pilar tahun China. Dari pilar tahun, kita dapat mengetahui Nayin tersebut. Ini adalah elemen penting yang kita akan mempertimbangkan untuk nama bayi.Mungkin Anda hanya ingin tahu apa zodiak China tahun Anda. Anda juga dapat menggunakan alat ini. Hanya melihat apa hewan ditunjukkan pada pilar tahun menggunakan kalkulator.Menggunakan Kalkulator 4 Pilar1. Tetapkan tanggal lahir Anda dan waktu. Gunakan waktu lokal anda sendiri.2. Klik pada tombol 'Kalkulasi'.3. Ada! Anda akan mendapatkan 4 Anda bagan pilar.Ada 5 elemen dan Anda akan melihat ini di bawah baris atas karakter China. Mereka adalah Logam, Air, Kayu, Api dan Bumi.Tombol + atau - tanda muncul di samping unsur-unsur memberitahu Anda apakah itu merupakan unsur yin atau yang.Beberapa orang melihat grafik secara keseluruhan dan kemudian mengatakan "oh, tabel ini kurang unsur api." Dan mereka kemudian memberikan bayi nama yang memiliki karakter yang berapi-api di dalamnya.
Dalam metode penamaan bayi, kami ingin nama sesuai dengan elemen Nayin  dari bayi itu sendiri. Dan juga untuk melengkapi Zodiac orang tua. Dalam kasus di atas, memiliki karakter lebih berapi-api yang tidak setuju dengan elemen Nayin mungkin tidak ideal juga. Kita harus melihat gambaran secara keseluruhan.

Selasa, 28 Februari 2012

Lukisan Konfusius

Ini adalah lukisan yang sangat rinci yang sudah terpasang ke sebuah gulungan dinding sutra di Qufu 

 Lukisan: 52.1cm x 98cm 20 ½ "x 38 ½"

Silk Gulir: 61.2cm x 153.5cm 24 "x 60 ½"

Lebar di Knobs Kayu: 70.2cm 27 ½ "





================================================================

 Lukisan: 52.4cm x 98cm 20 ½ "x 38 ½"

Silk Gulir: 61.6cm x 153.5cm 24 ¼ "x 60 ½"

Lebar di Knobs Kayu: 70.6cm 27 ¾ "






==================================================================


Lukisan: 52.6cm x 98cm 20 ¾ "x 38 ½"

Silk Gulir: 61.5cm x 153.5cm 24 ¼ "x 60 ½"

Lebar di Knobs Kayu: 70.5cm 27 ¾ "









======================================================================


 Lukisan: 52cm x 98cm 20 ½ "x 38 ½"

Silk Gulir: 61.2cm x 154cm 24 "x 60 ½"

Lebar di Knobs Kayu: 70.2cm 27 ½ "






 ======================================================================




Lukisan: 43.8cm x 67.2cm 17 ¼ "x 26 ½"

Silk Gulir: 53cm x 123.4cm 20 ¾ "x 48 ½"

Lebar di Knobs Kayu: 62cm 24 ½ "


Senin, 27 Februari 2012

Catatan mengenai prihal guishen

第十六章

子曰:鬼神之為德,其盛矣乎。

視之而弗見;聽之而弗聞;體物而不可遺。

使天下之人,齊明盛服,以承祭祀。洋洋乎,如在其上,如在其左右

詩曰:『神之格思,不可度思,矧可射思?』

夫微之顯。誠之不可揜,如此夫。.
banyak pertanyaan yang soal ini :
 
  Kalau dalam konteks ini, guishen adalah energi alam, di mana gui bersifat yin dan shen bersifat yang. Dalam pemaknaan berbeda (misalnya dalam arti penghormatan sebagaimana misalnya ada dalam penjabaran mengenai masalah menjilat guishen yang tidak pas), maka guishen yang dimaksud adalah "roh" leluhur. Lebih lanjut, dalam Li Ji, penjabaran Guishen ada dalam konteks "yin yang" yang berasal dari leluhur yang kemudian membentuk kita sebagai manusia.
 guishen adalah 2 qi, gui sebagai qi bersifat yin, shen sebagai qi bersifat yang.... alias yin-yang seperti ini 
 視之而弗見,聽之而弗聞,體物而不可遺。鬼神無形與聲,然物之終始,莫非陰陽合散之所為,是其為物之體,而物所不能遺也。其言體物,猶易所謂幹事
 Dalam konsep Ru, manusia (dan semua makhluk hidup lainnya) memiliki gui dan shen. Masing-masing memiliki sifat seperti dituliskan di atas. Gui berkembang menjadi Po (tubuh-daging-darah, fisik), shen menjadi qi (dalam pengertian kesadaran, pemahaman, atau dalam literatur kadang disebut hun, ling). Karena guishen seorang manusia itu merupakan perwujudan gui dan shen dari orang tuanya, maka ketika melakukan sembahyang, dipercayai bahwa yang bisa diterima oleh almarhum hanya sembahyang yang dilakukan oleh keturunannya "sedarah" (yang belakangan juga mencakup mislanya kalau ada anak angkat dikarenakan "irama" shennya sudah sama. Itulah kenapa dikatakan bahwa menyembah guishen "yang lain" adalah tidak patut (menjilat)
banyak sekarang ini yang mencampurkan buku2 dari agama rakyat (minjian) dengan pemahaman dari kalangan Ru. Kenapa gui di kalangan rakyat ditakuti? karena pengaruh kisah surga dan neraka yang muncul dari kalangan budhisme. Saya belum pernah tahu dan membaca giok lek (tidak jelas kapan terbit, siapa yang mempropose dan dari mana buku itu berasal), namun dari penggunaan kata surga saja sudah menunjukkan pengaruh dari luar. Gui dalam pemahaman Ru itu (tanpa dipasangkan dengans hen) adalah "sisa" dari po yang bersifat negatif. Gui terikat dengan Po dikarenakan Po itu melapuk (decay) di kuburan. Gui sifatnya yin jadi melekat dengan bumi, tinggal di sekitar po. Dari situlah muncul kisah-kisah tentang "hantu" dan mengapa gui yang tidak punya penerus (yang menyembahyanginya) akan mengalami ketidakseimbangan energi sehingga menimbulkan efek akumulasi energi negatif. Dalam kepercayaan rakyat, gui yang seperti ini akan menimbulkan hawa yang "jahat" sehingga harus ditenangkan kembali. Dalam Ru, keyakinan sepertti ini sudah dinetralisir dengan menyelenggarakan sembahyang hopeng di bulan 7.
Masalahnya, kalangan yang lebih tahyulis kemudian menggembar-gemborkan masalah gui ini sebagai setan kelaparan, sehingga muncul versi yulanben (ulambana) sebagai sembahyang setan kelapanan (makanya disebut hungry ghost festival). Ini adalah bentuk kesengajaan yang pada satu sisi dimanfaatkan oleh banyak kalangan  untuk mendorong penerimaan mereka dengan cepat dengan menawarkan tahyulisme dan meminta "berdana untuk menenteramkan arwah" (komersialisasi, dengan entah itu pohon uang dll) dan juga kalangan banyak kalangan barat untuk mendiskreditkan kepercayaan dasar Tionghoa. Kalangan Ru sudah lama mengantisipasi ini, sayangnya karena pemahaman yang gak benar dan bahkan diperkuat dengan pernyataan orang-orang yang ngaku Pengajar religion/tokoh Agamawan ini , sehingga makna gui yang sudah diluruskan menjadi buyar. Buktinya misalnya kenapa dalam upacara qingming   malah menyelenggarakan sembahyang Tian di Kuburan. Ini jelas keliru. Hal Serupa juga terjadi dalam sembahyang Jing Heping, kenapa sembahyangnya sembahyang Tian? Mestinya sembahyang Di, karena gui itu simbolisasi Yin dan penguasanya dalam sanyuan adalah unsur Diguan.
hasil diskusi :Denny Tan & S m