Pada hari 24 di bulan 4 tahun
819, Han Yu, seorang penyair dan pemikir Dinasti Tang yang baru
dipindah-tugaskan ke Chaozhou ( Teochew ) sebagai gubernur karena terus
melakukan kritik terhadap kaisar, menugaskan bawahannya, Qin Ji membawa
seekor babi dan seekor kambing untuk
dilemparkan ke tengah Sungai Wu sebagai persembahan makanan untuk buaya.
Setelah buaya-buaya berkumpul, Han Yu menyatakan sebuah sikap kepada
mereka seperti dibawah ini:
" Di jaman kuno, itu adalah sebuah tindakan dari Kaisar-kaisar kami yang terdahulu, membakar hingga berkobar gunung-gunung dan rawa-rawa, dan dengan jala, tali, tombak, pisau menghalau keluar empat lautan semua reptil, ular, mahkluk-mahkluk dengki, membahayakan manusia. Kemudian, datang kaisar-kaisar dengan kekuatan yang jauh berkurang, tidak dapat mempertahankan kerajaan yang begitu luas. Bahkan di pusat sekalipun, tidak usah cerita Chaozhou yang jauh ini, terpisah lima puncak dan lautan, sepuluh ribu li dari ibukota. Dalam kekacauan, kau buaya merayap kembali dan beranak-pinak. Ini adalah sebuah situasi yang sangat alamiah dalam keadaan begitu.
Kini, ada seorang Putra Langit pilihan telah naik tahta: seorang yang bijak seperti dewa, welas asih di kala damai, tanpa ampun dalam perang. Semua yang di dalam empat lautan enam haluan di bawah perintahnya, dikelola oleh gubernur-gubernur dan bupati-bupati yang wilayahnya membayar kewajiban mereka untuk menyiapkan pengorbanan besar untuk Bumi dan Langit di altar leluhur kami dan semua dewa-dewa. Gubernur-gubernur ini tidak dapat berbagi tanah dengan buaya-buaya.
Gubernur ini, di bawah perintah Putra Langit, telah dipercayakan untuk melindungi tanah ini dan rakyatnya. Namun kau, buaya bermata gelembung, kau tidak puas dengan kedalaman sungai, kau mengambil setiap kesempatan untuk merampas dan melahap rakyat dan ternak-ternak mereka, beruang dan babi hutan, rusa dan kijang, untuk memperbesar perutmu dan melipat gandakan keturunanmu. Demikian kau, telah bertikai dengan gubernur, dan kelihatan ingin menyaingi wewenangnya.
Seorang gubernur, sekecil apapun, tidak akan pernah menundukkan kepalanya, merendahkan hati terhadap seekor buaya, maupun ketakutan berdiri di samping, malu terhadap bawahan dan rakyatnya, bertingkah laku dengan sebuah sikap yang tidak pantas selama mengakui kedudukannya di tempat ini. Oleh sebab itu, telah menerima perintah Putra Langit untuk hadir di sini sebagai wakilnya, kau harus bisa menyenangkan dia, buaya. Jika kau sudah mengerti, lalu dengar baik-baik kata-kata gubernur ini:
Ke arah selatan provinsi ini terbentang lautan luas. Di sana adalah tempat untuk makhluk-makhluk yang sebesar ikan paus atau hiu, atau yang seremeh udang atau kepiting. Di sana semua memiliki rumah untuk hidup dan makan. Seandainya kau berangkat pagi ini, buaya, kau akan sampai di sana malam ini juga. Maka saya akan membuat sebuah perjanjian denganmu:
Bagi yang menentang wakil-wakil Putra Langit, mereka yang tidak menuruti kata-katanya atau menolaknya, mereka yang dari kebodohan atau kekurangan daya pikir melukai rakyat atau makhluk-makhluk yang lebih kecil -- yang demikian akan dihukum mati. Gubernur akan memilih pejabat yang terlatih bersama rakyat dengan busur kuat dan anak panah beracun, secara ringkas mengakhiri persoalan ini, tidak akan berhenti, buaya, hingga seluruh kaummu terbunuh. Maka saya menganjurkan agar kau jangan menunda keputusanmu sebelum semua terlambat "
( Malam itu, sebuah badai menerjang Chaozhou, setelah reda, beberapa hari kemudian, ternyata semua buaya telah hilang. Mereka tidak pernah terlihat lagi selama seratus tahun, ketika Kerajaan kembali hancur )
Ini adalah reaksi Han Yu, seorang birokrat pengikut Kongfuzi yang paling teguh, dia membacakan hak-hak seekor kriminal?( buaya ), dan mungkin adalah kali terakhir manusia memberi sebuah negosiasi penyerahan yang penuh hormat terhadap dunia liar.
" Di jaman kuno, itu adalah sebuah tindakan dari Kaisar-kaisar kami yang terdahulu, membakar hingga berkobar gunung-gunung dan rawa-rawa, dan dengan jala, tali, tombak, pisau menghalau keluar empat lautan semua reptil, ular, mahkluk-mahkluk dengki, membahayakan manusia. Kemudian, datang kaisar-kaisar dengan kekuatan yang jauh berkurang, tidak dapat mempertahankan kerajaan yang begitu luas. Bahkan di pusat sekalipun, tidak usah cerita Chaozhou yang jauh ini, terpisah lima puncak dan lautan, sepuluh ribu li dari ibukota. Dalam kekacauan, kau buaya merayap kembali dan beranak-pinak. Ini adalah sebuah situasi yang sangat alamiah dalam keadaan begitu.
Kini, ada seorang Putra Langit pilihan telah naik tahta: seorang yang bijak seperti dewa, welas asih di kala damai, tanpa ampun dalam perang. Semua yang di dalam empat lautan enam haluan di bawah perintahnya, dikelola oleh gubernur-gubernur dan bupati-bupati yang wilayahnya membayar kewajiban mereka untuk menyiapkan pengorbanan besar untuk Bumi dan Langit di altar leluhur kami dan semua dewa-dewa. Gubernur-gubernur ini tidak dapat berbagi tanah dengan buaya-buaya.
Gubernur ini, di bawah perintah Putra Langit, telah dipercayakan untuk melindungi tanah ini dan rakyatnya. Namun kau, buaya bermata gelembung, kau tidak puas dengan kedalaman sungai, kau mengambil setiap kesempatan untuk merampas dan melahap rakyat dan ternak-ternak mereka, beruang dan babi hutan, rusa dan kijang, untuk memperbesar perutmu dan melipat gandakan keturunanmu. Demikian kau, telah bertikai dengan gubernur, dan kelihatan ingin menyaingi wewenangnya.
Seorang gubernur, sekecil apapun, tidak akan pernah menundukkan kepalanya, merendahkan hati terhadap seekor buaya, maupun ketakutan berdiri di samping, malu terhadap bawahan dan rakyatnya, bertingkah laku dengan sebuah sikap yang tidak pantas selama mengakui kedudukannya di tempat ini. Oleh sebab itu, telah menerima perintah Putra Langit untuk hadir di sini sebagai wakilnya, kau harus bisa menyenangkan dia, buaya. Jika kau sudah mengerti, lalu dengar baik-baik kata-kata gubernur ini:
Ke arah selatan provinsi ini terbentang lautan luas. Di sana adalah tempat untuk makhluk-makhluk yang sebesar ikan paus atau hiu, atau yang seremeh udang atau kepiting. Di sana semua memiliki rumah untuk hidup dan makan. Seandainya kau berangkat pagi ini, buaya, kau akan sampai di sana malam ini juga. Maka saya akan membuat sebuah perjanjian denganmu:
Bagi yang menentang wakil-wakil Putra Langit, mereka yang tidak menuruti kata-katanya atau menolaknya, mereka yang dari kebodohan atau kekurangan daya pikir melukai rakyat atau makhluk-makhluk yang lebih kecil -- yang demikian akan dihukum mati. Gubernur akan memilih pejabat yang terlatih bersama rakyat dengan busur kuat dan anak panah beracun, secara ringkas mengakhiri persoalan ini, tidak akan berhenti, buaya, hingga seluruh kaummu terbunuh. Maka saya menganjurkan agar kau jangan menunda keputusanmu sebelum semua terlambat "
( Malam itu, sebuah badai menerjang Chaozhou, setelah reda, beberapa hari kemudian, ternyata semua buaya telah hilang. Mereka tidak pernah terlihat lagi selama seratus tahun, ketika Kerajaan kembali hancur )
Ini adalah reaksi Han Yu, seorang birokrat pengikut Kongfuzi yang paling teguh, dia membacakan hak-hak seekor kriminal?( buaya ), dan mungkin adalah kali terakhir manusia memberi sebuah negosiasi penyerahan yang penuh hormat terhadap dunia liar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar