Minggu, 15 Januari 2012

Mengapa Ada Tradisi Angpao Pada Tahun Baru Imlek



Budaya-Tionghoa.Net| Sejak lama, warna merah melambangkan kebaikan dan kesejahteraan di dalam kebudayaan Tionghoa. Warna merah menunjukkan kegembiraan, semangat yang pada akhirnya akan membawa nasib baik.
Angpao sendiri adalah dialek Hokkian, arti harfiahnya adalah bungkusan/amplop merah. Sebenarnya, tradisi memberikan angpao sendiri bukan hanya monopoli tahun baru Imlek, melainkan di dalam peristiwa apa saja yang melambangkan kegembiraan seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru dan lain2, angpao juga akan ditemukan.

Angpao pada tahun baru Imlek mempunyai istilah khusus yaitu "Ya Sui", yang artinya hadiah yang diberikan untuk anak2 berkaitan dengan pertambahan umur/pergantian tahun. Di zaman dulu, hadiah ini biasanya berupa manisan, bonbon dan makanan. Untuk selanjutnya, karena perkembangan zaman, orang tua merasa lebih mudah memberikan uang dan membiarkan anak2 memutuskan hadiah apa yang akan mereka beli. Tradisi memberikan uang sebagai hadiah Ya Sui ini muncul sekitar zaman Ming dan Qing. Dalam satu literatur mengenai Ya Sui Qian dituliskan bahwa anak2 menggunakan uang untuk membeli petasan, manisan. Tindakan ini juga meningkatkan peredaran uang dan perputaran roda ekonomi di Tiongkok di zaman tersebut.

Angpao apakah disebut angpao di zaman dulu? Bagaimana bentuknya?

Tidak. Uang kertas pertama kali digunakan di Tiongkok pada zaman Dinasti Song, namun baru benar2 resmi digunakan secara luas di zaman Dinasti Ming. Walaupun telah ada uang kertas, namun karena uang kertas nominalnya biasanya sangat besar sehingga jarang digunakan sebagai hadiah Ya Sui kepada anak2.

Di zaman dulu, karena nominal terkecil uang yang beredar di Tiongkok adalah keping perunggu (wen atau tongbao). Keping perunggu ini biasanya berlubang segi empat di tengahnya. Bagian tengah ini diikatkan menjadi untaian uang dengan tali merah. Keluarga kaya biasanya mengikatkan 100 keping perunggu buat Ya Sui orang tua mereka dengan harapan mereka akan berumur panjang.

Jadi, dari sini dapat kita ketahui bahwa bungkusan kertas merah (angpao) yang berisikan uang belum populer di zaman dulu.Pemberian angpao apakah punya makna tersendiri?

Orang Tionghoa menitik beratkan banyak masalah pada simbol-simbol, demikian pula halnya dengan tradisi Ya Sui ini. Sui dalam Ya Sui berarti umur, mempunyai lafal yang sama dengan karakter Sui yang lain yang berarti bencana. Jadi, Ya Sui bisa disimbolkan sebagai "mengusir/meminimalkan bencana" dengan harapan anak2 yang mendapat hadiah Ya Sui akan melewati 1 tahun ke depan yang aman tenteram tanpa halangan berarti.

Siapa yang wajib memberikan angpao dan berhak menerima angpao?

Di dalam tradisi Tionghoa, orang yang wajib dan berhak memberikan angpao biasanya adalah orang yang telah menikah, karena pernikahan dianggap merupakan batas antara masa kanak2 dan dewasa. Selain itu, ada anggapan bahwa orang yang telah menikah biasanya telah mapan secara ekonomi. Selain memberikan angpao kepada anak2, mereka juga wajib memberikan angpao kepada yang dituakan.

Bagi yang belum menikah, tetap berhak menerima angpao walaupun secara umur, seseorang itu sudah termasuk dewasa. Ini dilakukan dengan harapan angpao dari orang yang telah menikah akan memberikan nasib baik kepada orang tersebut, dalam hal ini tentunya jodoh. Bila seseorang yang belum menikah ingin memberikan angpao, sebaiknya cuma memberikan uang tanpa amplop merah.

Namun tradisi di atas tidak mengikat. Sekarang ini, pemberikan angpao tentunya lebih didasarkan pada kemapanan secara ekonomi, lagipula makna angpao bukan sekedar terbatas berapa besar uang yang ada di dalamnya melainkan lebih jauh adalah bermakna senasib sepenanggungan, saling mengucapkan dan memberikan harapan baik untuk 1 tahun ke depan kepada orang yang menerima angpao tadi.

Rinto Jiang

Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa .

Sabtu, 14 Januari 2012

I CHING (KITAB PERUBAHAN)

Yi Jing ( bacanya: I Ching ) adalah Kitab China Kuno yang sangat fenomenal dan terkenal di kalangan kaum penghayat Ilmu Kebathinan China atau bagi mereka yang mendalami Ilmu Metafisika China Kuno. Kitab kuno ini, konsep awalnya diperkenalkan oleh Raja Fu Xi (2953 – 2838 SM), bertutur tentang Hakekat Perubahan. Baik perubahan mengenai fenomena Alam Semesta maupun tentang Kehidupan Manusia.
Seperti apakah isinya…??? Silahkan simak, sajian unik ini.
Kitab kuno ini, kini telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di dunia, bahkan di dunia Barat, kitab inipun tidak kalah populernya dengan Kitab Tao De Ching / Tao Te Cing ( Kitab tentang Kebajikan Tao ). Falsafah Perubahan I Ching merupakan cikal bakal dari berbagai Ilmu Kebathinan/Metafisika China, seperti; Chinese Medicine Classic, Akupuntur, Akupreiser, Ba Zi ( Ilmu 8 Huruf Kelahiran ), Feng Shui ( Hong Sui / Ilmu Pengaturan Angin & Air ), Zi Wei Dou Shu ( Ilmu Bintang Ungu ), Strategi Perang Sun Tsu, Ilmu Perbintangan Khong Beng, Mien Xiang ( Ilmu Bentuk Wajah), Telapak Tangan Ba Gua, Erl Shi Ba Xing ( Ilmu Pergerakan Dua Puluh Delapan Bintang ), Shi Erl Chin Wei ( Ilmu 12 Konstelasi Bintang ), Dong Shu / Tung Su ( Primbonisasi China ), Ciam Si, Wushu/Kungfu,dlsb.
Bahkan kalau kita mau jujur, Konsep inti dari I Ching, yaitu; Yin & Yang ( konsep tentang Minus & Plus / Negatif & Positif ) adalah sumber inspiratif dari segala macam bentuk Ilmu Pengetahuan Modern, seperti; Medan Magnet, Kelistrikan, Komputer, Genetika, Fisika, Matematika, Mekanika, Ilmu Hitung sampai ke Ilmu Sosial, dll.
I Ching inilah yang pertama kalinya memperkenalkan konsep tentang Pengkondisian Minus ( - ) dan Plus ( + ) atau Yin & Yang ke dalam sejarah peradaban kehidupan ini. Falsafah mengenai Minus dan Plus merupakan komponen paling baku bagi ilmu apapun, baik ilmu yang bersifat fisik/ilmiah maupun yang berbau supranatural. Tidak ada satupun di dunia ini, ilmu apapun wujudnya, yang tidak terkait dengan pengkondisian Negatif & Positif ( Yin & Yang ). Jadi, bukanlah sesuatu yang berlebihan kalau saya katakan, I Ching adalah Filasafat Paling Tua di dunia, yang menjadi sumber inspirasi bagi terciptanya segala macam Ilmu Pengetahuan & Teknologi, disamping Ilmu-Ilmu Metafisika China, tentunya.
I Ching tetap bisa bertahan dan berkembang luas sampai sekarang bukanlah semata-mata sekedar wujud peninggalan sejarah belaka, tapi merupakan bukti dari suatu proses panjang mengenai kejayaan peradaban manusia yang ternyata sudah hebat sejak jaman purba. Kitab I Ching ini di dalam perjalanan sejarahnya pernah melewati masa-masa pemusnahan massal, seperti di Zaman Kekuasaan Kaisar Chou Wang / Tiu Ong diakhir Dinasti Shang, lalu Zaman Kelaliman / Pemberangusan Kaisar Qin Shi Huang Di / Chin Se Hong Te dari Dinasti Qin. Perusakan dan Penjarahan Besar Zaman Kekuasaan Para Warlord, Penjarahan Brutal di masa hegemoni Inggris, Perancis dan Portugis ke China. Terakhir juga mengalami masa Pemusnahan Sistematis dari Revolusi Kebudayaan Mao Zi Dong / Mao Tse Tung. Namun, I Ching merupakan satu dari sedikit kitab kuno yang terbebas dari rangkaian pemusnahan besar tersebut. Ini satu bukti, bahwa I Ching memang bukan kitab sembarangan. Kitab kuno yang bertuah, bagaikan kitab wahyu yang diturunkan Sang Pencipta melalui seorang Fu Xi, yang terus terselamatkan, bahkan kini malah sampai tersebar ke mancanegara, dalam berbagai bahasa.
I Ching memperkenalkan (untuk pertama kalinya) ke dalam peradaban manusia tentang Hukum Perubahan. Suatu falsafah besar bagi kehidupan, yang masyarakatnya kala itu masih tergolong primitif. Falsafah Tentang Hakekat Perubahan yang dipaparkan Fu Xi pada sekitar 5.000 tahun yang lalu ini, dipaparkan justru di masa masyarakat Tiongkok (maupun dunia) masih belum mengenal huruf / tulisan. Lalu bagaimana cara penyampaiannya? Mungkinkah menyampaikan suatu konsep / filsafat kebathinan yang menyangkut tentang segala macam Hakekat Perubahan yang maha kompleks ini tanpa disertai dengan catatan atau tulisan ?
Untuk ukuran logika kita yang awam ini, tentu saja hal itu serasa mustahil, bukan? Namun tidak, bagi penghayat kebathinan (spiritualist) sekaliber Raja Agung Fu Xi.
Terinspirasi oleh kemunculan Kuda Naga di Sungai Lo yang di punggungnya terdapat gambar-gambar kecil beraturan, Fu Xi pun mendapat pencerahan (dalam bahasa agama, mungkin ini yang bisa kita artikan sebagai menerima wahyu).
Dijabarkannyalah Hakekat Perubahan yang mendasari proses kehidupan ini. Untuk menyampaikan konsep perubahan tersebut, dikarenakan saat itu manusia belum mengenal huruf/tulisan, maka dirumuskanlah Simbol-simbol Kehidupan yang dijadikannya sebagai metode pengantar untuk memahami falasafah mengenai adanya Hukum Perubahan yang bersifat universal ini. Symbol-symbol kehidupan yang dipergunakan inilah yang tertuang dalam I Ching, yaitu:


1. Wu Chi. Diartikan sebagai Alam Suwung, keadaan kosong yang hampa, yang melambangkan tentang alam semesta yang bermula dari suatu keadaan kosong yang belum ada apapun di dalamnya. Ini bisa juga dijabarkan sebagai adanya sesuatu yang tak terjangkau akal pikiran kita dan kita tidak tahu pasti seperti apa persisnya. Ini disimbolkan sebagai sesuatu yang hampa/kosong. Simbol ini digambarkan sebagai sebuah lingkaran yang kosong.


2. Tai Chi. Arti harafiahnya adalah Maha Kutub. Simbol ini menggambarkan tentang suatu kondisi bahwa kehampaan/kekosongan yang mengawali konsep kehidupan sebagaimana disimbolkan di atas, ternyata berporos pada Satu Titik Pusat / Maha Kutub ( Pusat Kegaiban Semesta ) yang kemudian menjadi sumber penggerak bagi semua fenomena yang ada di alam semesta ini dan bagi segala proses perubahan, pertumbuhan maupun kehidupan/dinamika yang ada di Jagad Raya. Pusat penggerak ini kemudian dikenal sebagai Hukum Alam, yang merupakan Satu Kesatuan Utuh sebagai ibu dari segala hal yang tercipta dan sumber penggerak atas semua fenomena alam yang terjadi. ( note penulis : dalam bahasa agama, inilah yang kita posisikan sebagai Tuhan – dalam pelajaran I Ching tidak disebut sebagai Tuhan karena di jaman itu belum dikenal adanya agama ) Pelajaran ini disimbolkan sebagai sebuah lingkaran kosong dengan satu titik hitam di pusatnya.


3. Yin Yang. Merupakan penggambaran tentang adanya kondisi yang saling antagonis. Ada gelap ada terang, ada dingin ada panas, ada yang buruk ada yang bagus, kecil-besar, lentur-kaku, lembut-keras, jinak-ganas, pasif-aktif, dll. Ke semuanya itu dijabarkan sebagai Hukum Negatif dan Positif. Simbol yin-yang ini bergambar lingkaran dengan kombinasi hitam putih dan dua buah mata yang juga hitam putih dalam komposisi yang saling simetris. Sekarang ini, lambang tersebut lebih dikenal sebagai Simbol / Lambang Tao.


4. Wu Xing. Yang diartikan sebagai Lima Elemen, yaitu Kayu, Api, Tanah, Logam & Air. Kayu, melambangkan warna Hijau, Cinta Kasih, Lever, Musim Semi, Sifat yang kaku, Hutan, dll. Api sebagai gambaran warna Merah, Kesusilaan, Jantung, Musim Panas, Sifat yang pemarah, Matahari, dll. Tanah sebagai symbol warna Kuning, Kejujuran, Lympha dan Lambung, Musim Pancaroba, Sifat yang malas, Bumi, dll. Logam yang mencerminkan warna Putih, Perikebajikan, Paru-paru, Musim Gugur, Sifat yang egois, Awan, dll. Air sebagai gambaran dari warna Hitam, Rendah Hati, Ginjal, Musim Dingin, Sifat yang liar, Laut,dll. Semua fenomena alam dan juga seluruh aktivitas kehidupan, bisa dikelompokkan / dijabarkan ke dalam kategori Lima Elemen di atas.


5. Ba Gua / Pat Kwa. Yaitu Delapan Trigram yang digambarkan sebagai kompilasi dari perpaduan Garis Utuh ( Yang / Positif ) dan Garis Putus ( Yin / Negatif ). Tiap trigram menggambarkan tentang Langit-Bumi, Gunung-Danau, Api-Air dan Petir-Angin. Langit-Bumi, sebagai Ayah & Ibu serta Sesuatu yang Aktif & Pasif. Api-Air sebagai Putri Tengah & Putra Tengah serta Kondisi yang Panas & Dingin. Gunung-Danau sebagai Putra Bungsu & Putri Bungsu serta Sifat yang Tinggi Hati & Rendah Hati. Petir-Angin, sebagai lambang dari Putra Sulung & Putri Sulung serta Hal tentang Kegalauan & Kedamaian. Masing-masing trigram terdiri atas 3 buah garis yang tersusun sedemikian rupa, tanpa ada satupun perpaduan kombinasi garis yang sama satu dengan lainnya.
Dengan menggunakan simbol-simbol kehidupan inilah, Fu Xi menjabarkan konsep filsafatnya tentang Hakekat Perubahan yang terjadi di alam kehidupan ini.
Fu Xi wafat di usianya yang ke 130 tahun. Sekitar 200 tahun kemudian, di Jaman Kepemimpinan Huang Di / Hwang Ti ( Raja Kuning ), Chong Kiat seorang cendekiawan kala itu, untuk pertama kalinya memperkenalkan bentuk-bentuk awal huruf / tulisan. Guratannya masih kuno dan berbentuk seperti gambar-gambar kecil. Inilah yang kemudian berkembang menjadi Huruf Kanji / Mandarin. Di zaman Huang Di ini (2698-2598 SM), mulailah konsep tentang Hakekat Perubahan yang dicanangkan Fu Xi, dibubuhi berbagai catatan/tulisan, tapi masih belum dibukukan.

Di zaman Dinasti Xia (2205-1766 SM) mulai dibukukan dan bukunya dinamakan Lian Shan ( Jajaran Agung ). Di zaman Dinasti Shang ( 1766-1066 SM ) dikenal dengan nama Gui Cang ( Kembali ke Kegaiban ). Lalu di masa Dinasti Zhou ( 1066-221 SM ) popular dengan sebutan Zhou Yi ( Kitab Perubahan dari Dinasti Zhou ), dan akhirnya, kini dikenal sebagai Yi Jing ( baca: I Ching ) , yang
secara harafiah berarti Kitab (tentang) Perubahan..

 Sumber : Suhu Tan

Yi Jing ( baca: I Ching )

Zhou Yi, Kitab tentang hakekat perubahan di zaman Dinasti Zhou, seiring perjalanan waktu akhirnya mengalami perubahan nama. Kemudian menjadi populer dengan sebutan Yi Jing ( baca: I Ching )
Sesuai dengan namanya, kitab ini memuat pelajaran tentang metafisika perubahan. Bahwa segala hal yang tercipta yang terkondisikan dengan jelas maupun yang tersamarkan kondisinya tak ada yang luput dari perubahan. Setiap aksi akan mendatangkan reaksi dan dari reaksi yang muncul pasti akan memunculkan kembali aksi yang baru. Dengan adanya kondisi aksi reaksi seperti ini maka terjadilah perubahan demi perubahan yang terus bersiklus tak pernah berhenti. Tercapainya suatu kondisi yang membuat berhentinya proses perubahan, inilah yang dinamakan sebagai pencapaian pencerahan abadi atau berakhirnya segala fenomena. Suatu kondisi yang mungkin terjadi tapi entah kapan fakta riilnya.
Berdasarkan konsep penghayatan Yin Yang, selalu saja ada hal antagonis didalam kehidupan ini. Ada panas pasti ada dingin. Ada keras ada lembut, ada siang ada malam, ada yang tidak takut pasti akan kita temui mereka yang takut. Karena adanya sesuatu yang enak maka akan memunculkan juga hal yang tidak enak. Kenyamanan baru bisa kita rasakan bila sebelumnya kita sudah merasakan tentang hal yang tidak nyaman. Bila seumur hidup kita tidak pernah tahu sesuatu yang tidak nyaman itu seperti apa, bagaimana mungkin kita bisa tahu rasa nyaman itu kayak apa. Ada sehat ada sakit, ada optimisme tentu ada pula pesimisme. Ada yang bergerak pasti ada yang tidak bergerak.
Dari logika pemikiran tersebut , berarti akan muncul jalur pemikiran yang menyimpulkan bahwa ; dengan adanya perubahan pasti ada suatu kondisi yang tidak berubah. Apa itu yang tidak berubah? Jawabnya cuma satu, yaitu Hukum Perubahan itu sendiri. Seperti matahari yang selalu terbit di timur dan tenggelam di barat, muncul setiap pagi hari dan tenggelam di sore hari. Begitu juga dengan fenomena alam lainnya. Semua terus berulang-ulang dalam siklus yang tetap dan terprediksikan alur pergerakannya (perubahannya). Ini dimungkinkan terjadi karena adanya Hukum Perubahan yang tetap, dari dulu sampai sekarang hukumnya tetap sama tak pernah berubah. Dengan adanya hukum yang tetap / abadi (tidak pernah berubah) akan hakekat dari Perubahan, maka Perubahan itu bukanlah sesuatu yang unpredictable, semuanya menjadi suatu fenomena yang bisa kita prediksikan.
Nah, adanya Hukum Perubahan yang tetap seperti inilah yang dipakai oleh Fu Xi (2953 - 2838 SM) sebagai dasar pemikiran bahwa perubahan adalah sesuatu yang pasti, tidak ada yang tidak berubah. Semua berderap dalam proses perubahan, tiada yang luput dari perubahan, tiada yang tidak akan berubah.
Dan perubahan itu sendiri adalah sesuatu yang berproses, bergerak dari momen ke momen, tidak ada yang langsung instan atau serba mendadak. Kalau saja kita mau cermat mengamati fenomenanya maka perubahan yang akan terjadi, seperti apapun bentuk dan wujudnya adalah sesuatu yang sesungguhnya bisa kita antisipasi.
Segala apa yang akan terjadi ( perubahan yang muncul ), di dalam logika penghayatan I Ching tidak ada yang tidak bisa diprediksikan karena semuanya bergerak dalam alur proses yang didasari oleh hukum yang tetap. Hukum yang bisa dihitung dan dijabarkan secara matematis. Cuma memang ukuran matematisnya agak unik, bukan perpaduan angka tapi matematis tentang kombinasi dan transformasi elemen.
Filsafat Perubahan I Ching, yang dicanangkan Fu Xi sejak hampir 5.000 tahun yang lalu, membeberkan secara detail tentang proses dari setiap perubahan. Baik perubahan alam maupun perubahan yang disebabkan karena aksi manusia. Apapun yang kita lakukan sekarang ini (sebab) pasti akan membuahkan reaksi (akibat) yang masuk ke dalam alur hidup kita. Seperti apa reaksi yang kita terima? Semua tergantung dari aksi apa yang kita lakukan. Dalam pengertian lain, apapun yang kita lakukan akan menghasilkan reaksi yang berbeda-beda, bisa baik bisa buruk. Bisa mendatangkan kemujuran bisa pula mendatangkan kemalangan. Sekali lagi, tergantung dari apa yang kita perbuat dan bagaimana kita mengantisipasinya.
Penganalisaan untuk semua bentuk-bentuk perubahan ini tertuang dengan gamblang di dalam I Ching. Asal saja kita mau mendalami dan menekuni I Ching dengan sungguh-sungguh, kita akan dapat dengan mudah membuat perhitungan yang matematis untuk memprediksikan tentang apa yang akan terjadi kelak.
Tak kepalang tanggung, Kong Fu Zi (Khong Hu Cu) seorang filusuf besar , yang oleh komunitas tertentu di posisikan sebagai Nabi Agung, dalam salah satu ujarnya ada mengatakan:
Seperti halnya BMG memprediksikan ramalan cuaca, begitulah I Ching mengupas setiap proses dari bentuk - bentuk perubahan. Melalui data atas aksi yang kita lakukan, dipadukan dengan elemen alam yang sedang berkuasa, munculah suatu perhitungan yang merumuskan tentang apa yang akan terjadi. Bukan klinik, bukan mistik, bukan pula ramalan tahayul, tapi perhitungan matematis Ilmiah Timur, yang oleh kalangan Barat tidak diakui sebagai sesuatu yang ilmiah.
Jika kita menyelami lebih jauh tentang I Ching, semakin kita dalami akan semakin kita temukan hal-hal yang fenomenal. Banyak hal yang kita hayati sebagai sesuatu yang tak mungkin tapi menjadi mungkin dan logis begitu kita telaah dalam logika matematis I Ching.
Konsep dasar yang dibangun dalam pemahaman I Ching ini, mengandung hal-hal faktual yang tak bisa kita pungkiri kebenarannya. Dari dulu sejak diperkenalkan oleh Fu Xi sampai ke zaman millenium sekarang ini, butir-butir pemikiran Fu Xi yang tertuang dalam I Ching terbukti benar adanya, tak terbantahkan.
Bagaimana mungkin ....?
Okey, marilah kita simak konsep perubahan yang dicanangkan di dalam I Ching, yang merupakan butir-butir pemikiran otentik seorang Fu Xi, sbb:
Hakekat Perubahan meliputi fenomena faktual , berupa pemahaman bahwa;
Semua yang terkondisikan pasti akan mengalami perubahan.
Tidak ada sesuatu yang kekal selain hukum perubahan itu sendiri, termasuk benda mati sekalipun. Kita contohkan saja, sebuah batu besar yang diletakkan di taman lalu biarkan jangan disentuh, jangan di apa-apakan. Setelah didiamkan selama, katakanlah, 6 bulanan, akankah batu itu berubah? Jawabnya ya. Apanya yang berubah? Ya, paling tidak warna permukaan atas dan bagian bawahnya pasti sudah berubah. Yang atas semakin terang memutih karena sering terkena siraman cahaya matahari, sementara yang bawahnya malah tambah gelap dan mungkin juga mulai berjamur. Batu besar yang tak disentuh manusiapun ternyata tetap saja mengalami suatu proses perubahan. Apalagi kalau harus berbenturan dengan sentuhan atau pengrusakan oleh manusia pasti akan semakin kompleks efek perubahannya.
Ada yang terkondisikan sebagai sesuatu yang mudah sekali berubah.
Seperti halnya angin, awan, air, formasi pasir di gurun, pikiran, perasaan hati, emosi manusia serta naluri/insting binatang dan semua benda yang bergerak
Ada yang terkondisikan sebagai sesuatu yang mengalami perubahan total.
Seperti telur - ulat - kepompong kupu-kupu; telur - kecebong - kodok; benih janin- embrio- bayi, dan lain semacamnya.
Ada sesuatu yang selalu berubah dengan pola yang tetap.
Seperti halnya Matahari yang selalu terbit di Timur tenggelam di Barat. Bumi dan Planet lainnya yang bergerak mengelilingi Matahari. Bulan yang berevolusi mengelilingi Bumi. Gerakan Bumi yang berotasi pada porosnya. Angin yang selalu mengalir ke daerah tekanan udara yang lebih rendah. Air yang selalu mengalir ke bawah. Api yang selalu bergerak ke atas. Tunas pohon yang selalu tumbuh mengarah ke sumber masuknya cahaya matahari. Setiap benda yang dilempar ke atas pasti akan turun ke bawah, dan fenomena sejenis lainnya.
Ada pula yang selalu berubah-ubah.
Seperti kumpulan gambaran awan yang berarak, bunglon yang selalu berubah warna mengikuti warna yang ada di dekatnya, fatamorgana yang memantulkan aneka cahaya berlain-lainan tergantung dari sudut mana kita melihatnya, deburan ombak yang menghantam ke pantai, arah tiupan angin, dan model sejenis lainnya.
Apa yang di konsepkan di atas, sampai sekarang hal-hal tersebut tetap berlangsung seperti itu. Hakekat Hukumnya tetap, tidak ada yang berubah. Tidak terbantahkan, semua benar dan faktual adanya.
Dengan dalih pemahaman seperti diatas, I Ching menjabarkan semua fenomena perubahan tersebut ke dalam bentuk-bentuk dan konfigurasi elemen. Tidak ada satupun fenomena alam maupun benda - benda di sekitar kita yang tidak terwakili ke dalam pengelompokan elemen Wu Xing (Lima Elemen) '
Wu Xing yang terurai menjadi sepuluh karena pengaruh Yin dan Yang, saling berinter aksi satu dengan lainnya. Begitu juga terhadap elemen faktor langit, faktor bumi dan faktor manusia itu sendiri, semua berstimulasi sesuai hukum-hukum kodratinya. Pergeseran yang terjadi dari setiap interaksi elemen inilah yang memunculkan suatu reaksi perubahan demi perubahan.
Karena faktor kejiwaan manusia, aktivitas manusia, kondisi situasional alam lingkungan, siklus perubahan elemen tahunan, bulanan, harian dan jam, semuanya terpolarisasi dalam penjabaran elemen. Maka perhitungan interaksi elemen berarti merupakan perhitungan terhadap proses perubahan. Dan sekaligus juga bisa kita jadikan sebagai sarana antisipatif menghadai segala kemungkinan yang akan terjadi.
Demikian kurang lebih sedikit gambaran atau penyederhanaan dalam memahami hakekat dari nilai-nilai fenomenal I Ching. Sepintas, pengenalan ini serasa sulit untuk dipahami tapi bila kita mempelajarinya dalam kelas pembelajaran I Ching, semua menjadi lain. I Ching menjadi suatu ilmu metafisika yang menarik untuk dipelajari dan mudah dihayati bagi mereka yang sungguh-sungguh mau mempelajarinya.

sumber:; : Suhu Tan


DAO


135. Confucius said: "When the Dao prevailed in his country, Ning Wu Tzu played the wise man. When the Dao declined in his country, he played stupid. Someone might be able to match his wisdom, but no one can match his stupidity." [5.20]

136. Confucius said: "Who can leave the room without using the door? So why doesn't anybody follow the Dao?" [6.15]

137. Confucius said: "Knowing the Dao is not as good as loving it; and loving it is not as good as taking delight in it." [6.18]

138. Confucius said: "Live in constant good faith and love learning. Be willing to die for the sake of following the Dao. Do not enter a disorderly state, nor live in one where there is rebellion. When the Dao prevails in the empire, show yourself. When it does not prevail, then hide. When the Dao prevails, you should be ashamed to be poor and unrecognized. When the Dao does not prevail, you should then be ashamed to be wealthy and famous." [8.13]

139. Yen Yuan said: "Looking up at it, it goes higher. Delving into it, it gets more difficult. I see it in front of me, and suddenly it is behind me. Confucius has enriched me with literature and disciplined me with the rules of propriety. I am ready to give up, but I can't. I have done all that I am able to do, and yet there it is, rising up in front of me again. I want to follow it, but I can't see the way." [9.10]

140. Chi K'ang Tzu had been robbed and was very upset. Confucius said: "If you had no desires, no one would steal from you, not even if you offered someone a reward to do so." [12.18]

141. Confucius said: "One who knows the Dao first becomes free of the world; then he becomes free of his culture; then he becomes free from lust; then he becomes free from language." [14.39]

142. Confucius said: "Human beings are manifestations of the Dao. The Dao is not a manifestation of human beings."

143. Confucius said: "Even if you were wise enough to grasp it, you are not virtuous enough to hold on to it. So even if you grasp it, you will certainly lose it. Even if you are wise enough to grasp it and virtuous enough to hold on to it, perhaps you do not manifest it. In that case, the people will not recognize your attainment. Suppose you are wise enough to grasp it and virtuous enough to hold on to it, and suppose also that you manifest it. Nonetheless, if you don't act in accordance with the rules of propriety, you are still not perfect." [15.32]

144. Confucius said: "When the Dao prevails in the realm, the people do not debate politics." [16.2]

145. [The Daoists,] Chang Tso and Chieh Ni were working together in the fields when Confucius and Tzu Lu were passing by. Confucius sent Tzu Lu to ask about the best place to cross the river.
Chang Tso asked: "Who is that in the carriage?" Tzu Lu said: "It is Confucius" Chang said: "The Confucius of Lu?" "Yes." "Well, if that's the case, let him answer his question for himself."
Tzu Lu then approached Chieh Ni, who said: "Who are you?" "I am Tzu Lu." "The follower of this Confucius of Lu?" "Right." Chieh then said: "The world is in radical disorder! Who [is Confucius to think that he] can change it? As for you, rather than following a scholar who flees from this situation or that situation, why don't you follow one who escapes from the world entirely?" And with that, he went back to his work and wouldn't stop. 211
Tzu Lu went back and reported to Confucius what had happened. Confucius said sadly: "I can't enter into human relationships with the birds and beasts! If I don't associate with people, with whom will I associate? If the Dao prevailed in the world, there would be no need to change anything." [18.6]

146. Tzu Lu, having fallen behind Confucius and the other disciples, met an old man carrying a basket on a shoulder-pole. He asked him: "Have you seen my Master?"
The old man said: "You don't know how to work the land. You can't even distinguish between the five kinds of grain. Who, indeed, is your Master?" The old man then planted his staff in the ground and began to pull weeds. Tzu Lu just stood there with his arms folded. The old man allowed him to stay overnight, feeding him a dinner of chicken and millet, and introducing him to his two sons.
The next day, Tzu Lu left and caught up with Confucius. When Tzu Lu told Confucius what had happened, the Master said: "He is a Daoist." Confucius sent Tzu Lu back to see the old man, but when Tzu Lu arrived, he found that the old man and his sons were gone.
Later, Tzu Lu said: "If you don't live in society, how can you practice justice? If the relationship between old and young cannot be ignored, how can the relationship between ruler and ruled be set aside? For the sake of his own purity, the Daoist disrupts the bonds of society. But the Chun-Tzu practices his justice from within society, and he is well aware of the reality of injustice." [18.7]

Jumat, 13 Januari 2012

Sejarah Konfusianisme Konfusianisme

Sejarah Konfusianisme Konfusianisme merupakan suatu ajaran yang berasal dari daratan China yang bersumber pada kitab-kitab klasik yang diajarkan seseorang yang bernama Kon Fu Tse (konfusius) beserta para penganutnya. Kon Fu Tse atau yang dengan bahasa latin menyebutnya Konfusius hidup sekitar tahun 551 SM sampai dengan 479 SM. Kon Fu Tse lahir di tengah-tengah kekacauan sosial dan politik. Kondisi sosial Cina pada masa itu diwarnai oleh ketidakteraturan, degradasi moral yang bermuara pada dehumanisasi. Pada masa itu, tidak ada lagi rasa saling menghargai, saling menghormati satu terhadap yang lain, antara kelompok atau negara yang satu dan kelompok atau negara yang lain terjadi ketegangan. Hal ini disebabkan karena masing-masing individu berusaha memisahkan diri dari kebersamaan demi kepentingan pribadinya. Akibatnya, mereka yang memiliki kuasa semakin berkuasa, sedangkan yang tidak mempunyai kuasa harus rela diperalat demi kepentingan penguasa. Berhadapan dengan situasi zamannya, Kon Fu Tse melihat bahwa persoalan utamanya adalah manusia tidak lagi dihargai sesuai dengan martabatnya. Atas dasar itu, ia ingin mengadakan reformasi masyarakat dan membentuk masyarakat yang hidup dalam kerukunan dan kedamaian.

Kon Fu Tse berkeyakinan bahwa reformasi masyarakat harus dimulai dengan mengembalikan setiap orang pada identitas aktualnya. Dengan ini, Kon Fu Tse bertekad untuk mengadakan reformasi masyarakat zamannya dengan memfokuskan perhatiannya pada manusia itu sendiri. Maka muncullah prinsip-prinsip moral dasar yang dianggap oleh Kon Fu Tse sebagai yang dapat membawa kedamaian, ketenangan dalam diri sendiri maupun bagi orang lain. Prinsip-prinsip moral dasar itu adalah Jen.
. Konfusius Kon Fu Tse berkata, “Jika engkau dapat mempraktekkan kelima hal ini dengan semua orang, engkau dapat disebut Manusia Jen.” Tzu Chang (muridnya) bertanya apa kelima hal itu. Konfusius berkata, “kesopanan, kemurahan, kejujuran, ketekunan dan kebajikan. Jika engkau berlaku sopan, engkau akan dihormati. Jika engkau bermurah hati, engkau akan memperoleh segala sesuatu. Jika engkau jujur, orang akan berharap padamu. Jika engkau tekun, engkau akan memperoleh hasilnya. Jika engkau bermaksud baik, engkau dapat memperkerjakan orang lain.” Kon Fu Tse menekankan konsep Jen sebagai nilai utama yang amat menentukan dalam suatu tindakan manusiawi dan pengembangan kualitas diri. Perbedaan perspektif pada saat itu, sangat sulit untuk ditemukan pengertian yang definitif dari Jen. Dari kekacauan sosial dan ekonomi yang terjadi, Jen menekankan pada pembentukan moraltias dan self-cultivasi pada setiap individu. Maka lahirlah Konsep konfusianisme apa yang disebut Etik Konfusianisme.   Pada konsep Etik Konfusianisme, Kon Fu Tse menekankan perubahan diri melalui perbuatan-perbuatan yang baik, pengembangan diri guna mencapai tujuan hidup. Pemecahan atas kekacauan dan permasalahan dapat dimulai dari perubahan diri manusia itu sendiri.

Pandangan Kon Fu Tse dalam konsep Jen juga menekankan pada pola pembenahan tata politik melalui pembetulan nama. Kon Fu Tse menjelaskan, “Hendaknya seorang penguasa bersikap sebagai penguasa, seorang menteri bersikap sebagai seorang menteri, seorang bapak bersikap sebagai seorang bapak dan seorang anak bersikap sebagai seorang anak.”
Dalam kaitannya pada perubahan kondisi politik saat itu, Kon Fu Tse menjelaskan, “Jika seorang ayah menunjukkan Jen-nya kepada keluarga dan anak-anaknya, ia akan menerima penghormatan (Li) dari mereka sebagai ganjarannya. Dan jika Pemerintah menunjukkan Jen kepada rakyat, pemerintah akan menerima ketaatan dari mereka.” Kon Fu Tse percaya bahwa dengan mengembalikan identitas seseorang maka negara pasti aman. Tapi karena sumber nilai kebaikan dan kebahagiaan adalah manusia, maka usaha reformasi atau pemulihan keadaan masyarakat harus didasarkan atas prinsip-prinsip moral dasar. Hal itu berarti, menurut Konfusius, pembaharuan sosial-politik perlu mendapatkan pendasarannya pada moralitas. Nilai-nilai pada ajaran Kon Fu Tse lalu dikemas secara ringkat menjadi 3 konsep utama konfusianisme yang kemudian akan dikaitkan dengan studi kasus di Singapura dalam rangka perjalanan ekonomi Singapura menjadi negara industri baru.
 Nilai-Nilai Konfusianisme KonfusianismeDi dalam istilah China, Konfusianisme menunjuk pada dua pengertian Ju Xhiao dan Ju Xhia. Dimana Ju Xhiao yang mengacu pada ajaran agama. Sedangkan Ju Xhia adalah suatu aliran atau isme dalam pengertian filsafat, budaya maupun ilmu pengetahuan. Untuk keperluan penelitian ini Konfusianisme yang dimaksud akan menitikberatkan pada penggunaan pengertian Konfusianisme dalam arti Ju Chia. Dan pada bab ini akan diceritakan mengenai kontribusi Konfusianisme terhadap keberhasilan Singapura menjadi NIC, sebab adanya fenomena yang muncul pada negara-negara industri baru di kawasan Asia Timur seperti Hongkong, Taiwan, Korea Selatan dan termasuk Singapura telah memberikan inspirasi bagi para ahli politik dan ekonomi pembangunan Barat untuk merevisi pandangannya tentang Konfusianisme. Dimana rahasia perkembangan ekonomi yang begitu tinggi yang diperoleh oleh negara-negara industri baru harus dicari pada faktor-faktor kultural, sebab secara kultural negara-negara industri baru tersebut sama-sama memiliki latar belakang penduduk dan budaya yang sama dimana etnis Cina merupakan mayoritas di negara NICs. Dengan kultur dan penduduk yang mayoritas adalah etnis China maka budaya dari etnis China tersebut akan mempengaruhi aspek-aspek kehidupan di negara-negara NICs. Begitu pula dengan Singapura, Singapura memiliki penduduk yang mayoritas etnis China dimana budaya Konfusianisme yang melekat pada etnis China tersebut memiliki pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan yang ada di Singapura. Berkaitan dengan hal itu, pada bab ini akan dijelaskan tentang konsep Konfusianisme yang mempengaruhi aspek-aspek kehidupan Singapura, dimana termasuk di dalamnya adalah aspek sosial politik yang berupa kekuatan nasional Singapura dengan karakter nasional dan kualitas pemerintahan sebagai elemennya. Konsep Konfusianisme yang dimaksud adalah etik Konfusianisme dan konsep di empat penjuru samudera adalah saudara yang mendukung dari karakter nasional dan konsep lima hubungan manusia/five human relationship yang mendukung dari kualitas pemerintahan Singapura.
1. Etik Konfusianisme Dalam etnik Konfusianisme, ajaran yang paling mendalam dari Kǒngzǐ dengan demikian terletak pada tekanannya untuk membangun diri atau pemberadaban diri (self-cultivation), keteladanan moral serta kemampuan untuk membuat keputusan yang terlatih baik, ketimbang pengetahuan akan hukum-hukum alam. Refleksinya, konsep konfusianisme dalam etik konfusianisme adalah sikap-sikap pembenahan dan pembentukan kualitas diri. Seperti etos kerja yang giat, rajin dan serius tunduk terhadap otoritas yang lebih tinggi, menghormati orang tua, etos kerja yang giat, rajin dan serius, selalu mencari konsensus dan keharmonisan dan menekankan pada ketertiban dan stabilitas. Selanjutnya akan kita lihat bagaimana kontribusi dari etik Konfusianisme terhadap perkembangan negara Singapura, sehingga Singapura termasuk kategori negara-negara industri baru/Newly Industrialized Countries (NICs). Di dalam etik Konfusianisme terhadap sikap hidup yang selalu mencari keharmonisan dan menekankan pada ketertiban dan stabilitas. Konsep ini mewarnai aspek-aspek kehidupan di Singapura termasuk aspek sosial dan politik, terutama pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Keharmonisan, kestabilan dan ketertiban menurut pemerintah Singapura amat diperlukan dalam menciptakan kondisi negara yang aman. Dimana dengan kondisi negara yang aman dan stabil, maka akan membuat iklim ekonomi di dalam negeri Singapura dapat tercipta dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat cara Lee Kuan Yew dalam menangani/mengatur negaranya. Untuk menciptakan kondisi negara Singapura yang stabil dan aman yang dapat mendukung iklim ekonomi yang baik dan mendukung proses pembangunan, maka pemerintah Singapura menerapkan disiplin, baik itu disiplin politik maupun disiplin sosial. Dan tantangan bagi Lee dalam menerapkan kebijakannya itu adalah bagaimana menyeimbangkan antara yang menurutnya sangat diperlukan yaitu disiplin sosial dan politik dengan kebebasan yang diinginkan oleh rakyat Singapura: “Lee challage was to strike a balance between what he considered necessary, namely tight social and political discipline, and what “his” people, who growing more affluent and better-eduated every year, might have preferred, namely more freedom”. Penerapan disiplin politik dimaksudkan agar kondisi politik dalam negeri Singapura stabil dan tidak dalam kondisi konflik akan tetapi dalam kondisi yang harmanis. Untuk itu pemerintah Singapura mempraktekkan sistem satu partai dominan walaupun secara teknik Singapura menggunakan sistem multipartai. Mengenai hal tersebut Lee Kuan Yew sebagai Perdana Menteri Singapura mempunyai visi/pandangan yaitu, dia (Lee) lebih senang sistem satu partai dominan karena Lee beranggapan dengan sistem tersebut akan membawa keamanan dan kemakmuran, dan menurut Lee pula bahwa partai oposisi yang kuat bukan sesuatu yang penting dalam demokrasi dan bahkan partai oposisi akan menciptakan ketidakharmonisan. Dan pandangan Lee tersebut sering dijelas-jelaskannya kepada rakyat Singapura: “Lee likes to expound on his vision of a one party government that brings peace and prosperity. He argues that strong oposisition parties are not essential to democracy, that infact they would only promote disharmony. This is a profoundly Confucian Veiw”. Selain mempraktekkan sistem satu partai dominan pemerintah Singapura juga menegakkan disiplin politiknya dengan memberantas korupsi. Hal ini juga untuk menciptakan kestabilan politik dalam negeri yang dapat mendukung iklim ekonomi yang kondusif bagi proses pembangunan. Dan dalam rangka untuk mencegah dan memerangi korupsi, di Singapura ada The Corrupt Practice Investigation Bureau (CPIB), dimana CPIB ini bertanggung jawab secara langsung pada Perdana Menteri. Dan hasilnya adalah Singapura dikenal sebagai negara yang rendah tingkat korupsinya: “Since 1957 corruption has steadly increased in Malaysia and also the rest of The Asean Countries with exception of Singapore”. Sedangkan disiplin sosial yang diterapkan oleh pemerintah Singapura diharapkan akan pula menciptakan kondisi dalam negeri yang stabil. Jika setiap komponen yang ada di Singapura memiliki kedisiplinan maka akan tercipta stabilitas. Alasan pemerintah Singapura untuk menerapkan disiplin sosial karena pemeritnah berkeyakinan dengan menjadi negara yang disiplin, maka Singapura akan menjadi sebuah negara maju. Dan menurut pemerintah Singapura, jika negara ini ingin dihargai secara internasional, maka rakyatnya harus hidup berdisiplin dan tidak berlaku seenaknya sendiri. Dengan menjadi negara yang dihargai oleh dunia internasional maka akan lebih mudah bagi pemerintah untuk menjalin hubungan dengan negara-negara lain dalam rangka menjalankan kebijakan-kebijakannya. Kebijakan pemerintah mengenai disiplin sosial tersebut mengikat kehidupan rakyat Singapura, dimana segala sesuatunya penuh dengan aturan. Dari mulai dilarang meludah sembarangan, dilarang merokok di tempat umum, dilarang menghentikan bis di sembarang tempat (harus di halte) dan lain-lain, jika semua itu dilanggar maka konsekwensinya adalah “fine” (denda); (You can be fined for eating on subway, smoking in restaurant, failling to flush a urinal). Dengan memiliki peraturan-peraturan yang ketat dan sanksi hukum yang relatif berat, maka hasilnya memang Singapura menjadi terkenal negara yang serba teratur. Keteraturan ini merupakan hasil dari kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Singapura dengan menerapkan disiplin sosial politik dan membuat kondisi Singapura menjadi relatif stabil. Dan kebijakan ekonomi open door for foreign investment juga berjalan dengan baik sebab didukung dengan kondisi politik sosial yang stabil dan minimnya korupsi, serta kondisi masyarakat yang bersiplin dan teratur. Dengan situasi kondisi yang aman dan stabil itulah Singapura menawarkan kepada investor untuk menanamkan modalnya di Singapura; “Singapore offers them (foreign investor) inexpensive labor and a favorable business environment of political stability and minimal corruption”. Hasilnya adalah antara tahun 1960 sampai 1970 TNC (Transnational Corporation) datang ke Singapura dengan beberapa alasan diantaranya karena kondisi dalam negeri Singapura yang stabil: “During 1960s and 1970s TNC (Transnational Corporation came to Singapore in response to political stability”. Dalam Eik Konfusianisme terdapat definisi tunduk terhadap otoritas yang lebih tinggi. Artinya dalam hubungan antara rakyat dengan pemerintahnya, rakyat dituntut untuk patuh terhadap aturan-aturan pemerintah yang berlaku. Dan dalam rangka menciptakan stabilitas di Singapura pemerintah mengeluarkakn ebijakan-kebijakan yang keras untuk membuat Singapura menjadi negara yang tertib dan teratur. Pelanggaran terhadap peraturan mempunyai konsekuensi hukum terhadap pelanggarnya. Peraturan-peraturan yang keras, dengan saksi yang tanpa pandang bulu, diciptakan oleh pemerintah Singapura untuk membangun suatu masyarakat yang modern yang berdisiplin. Dan itu berarti bahwa kebebasan warga Singapura menjadi terbatas. Mengenai hal itu Lee Kuan Yew memiliki pandangan konfusianisme tentang kebebasan individu; “From Lee’s Confucian perspective, emphasis on individual freedoms in The West puts law-abiding citizens at the mercy of criminals. In Singapore there is discipline and respect for those in authority, and people not afraid to venture out on the streets at night.” Dengan kata lain, Lee berpendapat bahwa untuk menciptakan kondisi yang aman maka diperlukan disiplin dan menghormati terhadap hukum yang berlaku. Dan untuk menjadi negara maju rakyat Singapura harus tunduk dan patuh (loyal) pada aturan yang dibuat pemerintahnya. Semua itu dalam rangka untuk menciptakan ketertiban yang pada akhirnya nanti juga akan tercipta stabilitas/keamanan sehingga negara dapat melaksanakan program-pprogram pembangunan yang telah direncanakan. Mengenai aturan-aturan yang diterapkan pemerintah Singapura sebagian besar mereka (rakyat Singapura) setuju dengan segala kebijakan pemerintah. Dan banyak dari penduduk Singapura mendukung pernyataan Lee tentang kestabilan negara dimana Lee menyatakan bahwa kebebasan akan menyebabkan ketidakamanan: “Many citizens accept Lee contention that liberty equals insecurity.”Disamping itu ketundukkan terhadap pemerintah dapat dilihat pula dengan dukungan rakyat terhadap rezim yang berkuasa di Singapura, dimana dari pemilu yang diselenggarakan dari tahun 1968 sampai dengan tahun 1988 mayoritas rakyat Singapura selalu mendukung rezim yang berkuasa. Dengan melihat hal tersebut di atas makna itu dapat melihat bahwa rakyat Singapura sebagian besar mendukung apa yang dilakukan oleh pemerintahannya Lee Kuan Yew untuk menjadikan negara Singapura menjadi negara yang maju melalui konsep konfusianisme yaitu etika konfusianisme dalam menciptakan harmoni, stabilitas dan ketertiban serta kepatuhan terhadap otoritas yang lebih tinggi yaitu pemerintah. Satu hal lagi yang menegaskan bahwa Singapura dipengaruhi konsep etik konfusianisme dalam pemerintahannya adalah ketika terjadi suksesi di Singapura. Setelah Lee turun dari kursi Perdana Menteri Singapura digantikkan oleh juniornya Goh Chok Tong, Lee masih dihormati dan dihargai dengan diangkatnya Lee sebagai Menteri Senior (Senior Minister). Pengangkatan Lee menjadi Senior Minister menunjukkan bahwa pemerintah Singapura pasca Lee yang dipimpin oleh Goh Chok Tong masih menghormati Lee sebagai seseorang yang telah berjasa besar dalam menjadikan Singapura menjadi negara yang dijuluki NIC. Penghormatan terhadap Lee Kuan Yew sejalan dengan konsep Konfusianisme, yaitu konsep menghormati orang tua. Dimana dalam etik konfusianisme yang telah kita ketahui sebelumnya ternyata cocok dengan praktek penghormatan terhadap Lee Kuan Yew.
2. Lima Hubungan Antar Manusia Sebuah konsep dari ajaran Konfusianisme yang mendukung dengan kualitas pemerintah Singapura (The Quality of Government) adalah konsep yang dinamakkan five human relationships. Five Human Relationships yaitu ajaran Konfusianisme mengenai bagaimana hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya yaitu bagaimana rakyat dalam bersikat terhadap pemerintah serta bagaimana pemerintah bersikap terhadap rakyatnya. Five Human Relationships yaitu : 1. Hubungan antara Raja dan Menteri, 2. Bapak dan anak, 3. Suami dan istri, 4. Kakak dan adik, 5. Teman.
Jika lima hubungan itu digambarkan sebagai hubungan antar aparat pemerintah dan aparat pemerintah dengan rakyatnya; yaitu seorang pemimpin (perdana menteri) harus bertindak sebagai pemimpin dan para pembantu pemimpin (menteri-menteri) itu juga harus bertindak sesuai dengan jabatannya. Artinya jika seorang pemimpin mengeksploitisir/menipu rakyatnya maka kemungkinan besar para pembantunya juga akan berbuat hal yang sama dan nantinya akan timbul kekacauan dan seorang pemimpin juga harus bisa berlaku sebagai ayah yang tidak boleh mengabaikan tugasnya agar dapat ditaati oleh anak-anaknya (rakyatnya). Pada pemikiran politik Kongzǐ diia yakin bahwa pemerintah yang terbaik adalah yang memerintah dengan moralitas rakyat ketimbang dengan penyuapan dan pemaksaan. Dalam Dà-xúe (Ajaran Besar) dia berpesan: Jika orang harus dibimbing oleh hukum dan keseragaman hendak dicapai melalui hukuman, orang memang akan menghindari hukuman namun tanpa rasa malu. Tetapi jika mereka dipimpin dengan kebajikan dan keseragaman dicapai dengan jalan menerapkan aturan kepatutan, orang akan memiliki rasa malu, dan lebih-lebih lagi menjadi orang baik. Pendek kata Konfusianisme mengutamakan hubungan antara manusia yang seimbang, maka yang sebagai pemimpin harus bertindak bijaksana sesuai dengan statusnya sebagai pemimpin dan yang dipimpin mau mentaati pemimpinnya tersebut dan ini akan menciptakkan keadaan yang tertib, teratur yang merupakan syarat mutlak bagi stabilitas dan keamanan dan dengan kondisi negara yang stabil dan aman maka pembangunan akan dapat berjalan lancar. Sebenarnya inti dari ajaran konfusianisme tentang lima hubungan manusia (Five Human Relationships) adalah masing-masing baik pemerintah ataupun rakyat harus dapat menjalankan kewajibannya masing-masing. Kewajiban rakyat adalah untuk patuh terhadap otoritas yang lebih tinggi (pemerintah) dan kewajiban pemerintah untuk mengatur negaranya dengan baik sehingga rakyatnya dapat hidup makmur. Jadi tidak hanya kepatuhan yang dituntut dari rakyat tetapi pemerintah pun dituntut untuk dapat menjalankan kewajibannya sesuai statusnya sebagai pemimpin. Kepatuhan/ketundukan rakyat Singapura telah dipenuhi/ditunjukkan rakyat Singapura dengan selalu mendukung pemerintah yang berkuasa dengan selalu mendukung rezim tersebut dalam setiap pemilu yang diselenggarakan sejak tahun 1968 sampai tahun 1988 (bahkan sampai tahun 1990-an). Diamping pemerintah yang menuntut rakyat untuk tunduk pada pimpinnya, dukungan terhadap pemerintah juga tidak lepas pula dari keberhasilan pemerintah Singapura dalam menjalankan tugasnya, dimana pemerintah Singapura telah berhasil membuat negara Singa itu menjadi mamur. Sehingga dengan keberhasilan tersebut berarti Pemerintah telah menjalankan tugasnya sebagai pemerintah (tidak mengabaikan tugasnya) dan sebagai timbal baliknya jiga pemerintah telah menjalankan tugasnya maka rakyat pun akan mendukung terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintahnya. Singapura telah berhasil menciptakan negara yang paling baik tingkat pendidikannya dan tingkat kesehatannya dibanding dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara; “Singapore has the healtiest, longest-lived, and best educated citizens anywhere in Southeast Asia. The streets are immaculate. (Littering is treated as a serious offense). Public transportations is better than anywhere else in Asia.” Jadi antara rakyat dan pemerintah Singapura telah menjalankan tugasnya sesuai dengan statusnya, rakyat yang harus patuh terhadap pemerintah, diwujudkan dengan kemauan rakyat mendukung rezim yang berlaku agar pemerintah Singapura menerapkan aturan-aturannya demi jalannya program-program pembangunan yang dilaksanakan, sedangkan pemerintah bertindak sesuai statusnya dalam menjalankan tugasnya menjalankkan kekuasaan yang diberikan padanya untuk mensejahterakan rakyatnya. Ini berarti bahwa konsep tentang Five Human Relationships juga memberian kontribusi terciptanya negara Singapura yang disiplin, tertib dan teratur. Dengan menjadi negara yang disiplin, tertib aman dan teratur membuat Singapura menjadi kawasan yang nyaman untuk berbisnis, dan ini memang sesuai dengan keinganan Singapura untuk menjadikan Singapura menjadi kawasan perdaganan dan jasa internasional.   3. Empat Penjuru Samudera adalah Saudara Diatas telah dijelaskan, salah satu lima sikap yang terutama dalam Jen yaitu ketekunan. “…Jika engkau tekun, engkau akan memperoleh hasilnya“. Ketika etik konfusianisme fokus terhadap pengembangan diri manusia, dan lima hubungan antar manusia pada sistem sosial, kini empat penjuru samudera adalah saudara ini menerapkan kepada individu untuk melakukan segala hal dengan ketekunan dan memberikan bentuk nilai atau hasil.

Konsep ini di kaitkan pada masyarakat konfusianisme untuk selalu tekun dan serius guna mencapai hasil kerja yang sempurna, termasuk dalam bidang bisnis sebagai pondasi keberhasilan Singapura dalam bidang ekonomi. kesuksesan orang-orang etnis Cina yang dalam bidang bisnis. Etnis Cina dimana kita ketahui sebelumnya merupakan mayoritas di Singapura sehingga kemampuan berdagang juga melekat pada orang-orang Singapura; “Trading is a Skill easily mastered by the Chinese. Or at least those Chinese who emigrated to Southeast Asia. Therefore, Singapore with aits large ethnic Chinese population is well provisioned.”
Keahlian orang-orang etnis China di Singapura dalam hal perdagangan dapat dibuktikan dengan data perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham Singapura 81 % nya adalah milik orang-orang etnis China. Salah satu keahlian dari enis China dalam berdagang adalah kemampuan mereka membentuk jaringan dalam berbisnis. Keahlian dalam berbisnis etnis China dengan membentuk jaringan sejalan dengan konsep yang ada dalam konfusianisme. Dalam konfusianisme terdapat konsep tentang “Di Empat Penjuru Samudera adalah Saudara” (Lun Gi XII:5) dan ini juga merupakan kunci keberhasilan orang-orang Asia Timur (termasuk Singapura) dalam membina dunia bisnis mereka. Karena dengan konsep tersebut orang-orang etnis Cina mengembangkan usahanya melalui jaringan bisnis dimana itu merupakan keahlian dalam berdagang. Jaringan-jaringan bisnis yang dimiliki pengusaha etnis Cina menyebar dan menembus batas-batas negeri. Banyak perusahaan keluarga etnis Cina skala besar yang menjadi transnasional. Misalnya, The Overseas Union Bank, The United Overseas Bank, Tat Lee Bank, dan kelompok-kelompok OECB Bank, yang semuanya dimiliki oleh keluarga, telah membangun bisnis di Malaysia. Kelompok Hong Leong di Malaysia merupakan kelompok yang tumbuh dari sebuah kelompok perusahaan Singapura. Perusahaan miliknya berkembang, tidak hanya bergerak dibidang alat-alat perkebunan tetapi juga dibidang properti, bisnis bidang kontraktor, perhotelan, semen, barang-barang baja. Kerajaan keluarga Kwek tidak terbatas di Singapura tetapi elompok Hong Leong berhasil mengembangkan usahanya di luar Singapura. Konsep Di Empat Penjuru Samudera adalah Saudara ini dapat dilihat pada keluarga Kwek yang tergabung dalam Hong Leong ketika mengembangkan usahanya, dimana ketika mengembangkan usahanya di Malaysia. Keluarga tersebut membangun usahanya dengan mendirikan perusahaan cabang yang bergerak dibidang yang sama dengan perusahaan di Singapura, yaitu bidang pembangunan properti, keuangan dan perbankkan. Hong Leong Malaysia dipimpin oleh Pak Kwek Leng Chan, keponakkan dari Pak Kwek Hong Png dimana dibawah kepemimpinannya Pak Kwek Leng Chan berhasil mengembangkan identitasnya sendiri dan operasinya independen dari kelompok Singapura. Kemudian Hong Leong Singapura dan Hong Leong Malaysia sama-sama telah berkembang keluar negeri: Hongkong, Taiwan, Filipina, Cina dan Inggris. Konsep tentang di Empat Penjuru Samudera adalah Saudara merupakan konsep tentang pembentukkan jaringan bisnis agar lebih mengembangkan usahanya keluar dari wilayah usaha yang dibentuknya. Konsep ini telah diterapkan oleh pengusaha-pengusaha etnis Cina pada umumnya termasuk etnis Cina di Singapura. Jaringan bisnis pengusaha etnis China Singapura tidak hanya pada negara tetangganya (Malaysia) saja akan tetapi jaringan yang dibentuk oleh pengusaha entis China juga sampai di Hongkong, Taiwan, Filipina, dan RRC bahkan sampai ke negara Inggris. Jaringan bisnis yang dibangun oleh pengusaha etnis China Singapura telah membuktikan bahwa konfusianisme juga mempengaruhi kehidupan bisnis orang-orang etnis China Singapura sehingga hal itu juga menjadi salah satu keahlian mereka dalam dunia perdagangan. Dan pada akhirnya konsep tentang Di Empat Penjuru Samudera adalah Saudara yang diimplementasikan oleh para pengusaha etnis Cina di Singapura dengan membentuk jaringan bisnis memberikan kontribusi pada terbentuknya karakter nasional dimana karakter nasional Singapura merupakan salah satu unsur kekuatan nasional Singapura yang menjadi salah satu faktor dari keberhasilan Singapura menjadi negara NIC.
 Perkembangan Konfusianisme Implementasi ajaran Konfusius telah memberikan sumbangan positif bagi pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam rangka proses modernisasi di Singapura. Secara garis besar, ajaran Konfusius yang diimplementasikan dalam kehidupan sosial di Singapura telah menopang terjadinya pertumbuhan ekonomi Singapura yang cepat. Ajaran Konfusius yang dilihat sebagai faktor pertumbuhan ekonomi yang cepat di Singapura adalah ajaran mengenai kepatuhan dan kesetiaan, pemahaman bahwa negara adalah agen moral yang aktif dalam pembangunan masyarakat, penghormatan atas status dan hierarki, penekanan pada pengembangan diri dan pendidikan, dan perhatian terhadap harmoni sosial. Berkembangya waktu dan modernisasi, ideologi konfusiansme mengalami perkembangan menjadi neo konfusianisme. Neo konfusiaisme merupakan penggabungan antara nilai-nilai konfusianisme, Daoisme dan Budhisme. Yaitu dimana konfusianisme mengajarkn penyelaraskan hubungan antar manusia, Daoisme memberikan nilai perlunya hubungan manusia dengan alam, serta Budhisme yang menganjurkan penyelarasan hubungan antara manusia dengan sang pencipta.
Ini bermula dari perdebatan antara Men zi dan Kong Zi yang turut menyelaraskan hubungan dari berbagai aspek. Selain hubungan antar manusia, Men Zi mencoba menitikberatkan penyelarasan hubungan manusia dengan alam. Neo-Konfusianisme adalah bentuk Konfusianisme yang terutama dikembangkan selama Dinasti Song, tetapi aliran ini mulai nampak ke permukaan sudah sejak zaman dinasti Tang lewat Han Yu dan Li ao. Neo konfusianisme menekankan konsep Etik Konfusianisme pada pengembangan diri melalui pendidikan.
Confusius (Widyastini, 2004 : 8) berpendapat bahwa pendidikan memiliki dua tujuan yaitu tujuan secara khusus dan secara umum. Secara khusus untuk membimbing dan mendidik agar senantiasa siap menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan secara umum untuk mewujudkan manusia-manusia yang bermoral, pandai, dan mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat, bangsa dan negara. Di Singapura, pendidikan merupakan faktor penting untuk menentukan kedudukan seseorang dalam masyarakat. Seseorang yang ingin meningkatkan status sosial dan kehidupan ekonomi harus mempunyai gelar kesarjanaan dengan mengikuti ujian masuk menjadi pegawai pemerintahan. Ujian saringan dilakukan dengan ketat karena pegawai pemerintahan merupakan kedudukan yang tinggi dalam masyarakat Singapura. Pendidikan berperan dalam peningkatan dan pengembangan diri seseorang menuju taraf hidup yang lebih baik. Pendidikan sangat berpengaruh besar dalam pertumbuhan ekonomi di Singapura.
Adapun visi pendidikan di Negara Singapura adalah ”First World Economy, World Class Home” dengan menekankan pentingnya sisitem pendidikan yang berkualitas tinggi. Visi di bidang pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia namun juga menjadi sumber keuangan negara. Untuk mencapai visi tersebut pemerintah Singapura membentuk suatu lembaga yaitu Singapore Education. Singapore Education adalah suatu inisiatif multi-lembaga yang didirikan oleh Pemerintah Singapura untuk mengembangkan dan mempromosikan Singapura sebagai pusat pendidikan berkualitas dan membantu siswa internasional mengambil keputusan dalam hal belajar di Singapura. Dalam kinerjanya lembaga ini dibantu oleh beberapa lemabaga lain yang mempunyai tugas berbeda sesuai keahliannya masing-masing. adapun lembaga tersebut antaralain : Singapore Tourism Board (STB) - Education Services DivisionLembaga ini mempunyai peran untuk mempromosikan Singapore Education di luar negri, sehingga nantinya Negara lain akan mengetahui pendidikan di Singapura itu seperti apa. Jika dirasa memang bagus, maka mungkin saja Negara-negara yang lain akan tertarik dan melakukan kerjasama dengan Singapura. Dalam lemabaga ini terdapat 3 departemen yang masing-masing mempunyai focus pelayanan pendidikan yang berbeda yaiu : Pengembangan pasar dan Industri Pendidikan Penyelenggaraan seminar dan pameran pendidikan Pelatihan bagi para konsultan pendidikan Pengembangan media internasional 2. Strategi pemasaran industry pendidikan  Lembagai ini mempunyai tugas untuk menarik berbagai institusi pendidikan terkenal dari luar negeri untuk membuka kampusnya di Singapura. Sehingga masyarakat Singapura tidak usah pergi jauh-jauh menimba ilmu di perguruan tinggi terkenal di luar negri karena di negerinya sendiri sudah ada perguruan tinggi tersebut,Mengontrol kualitas dari organisasi pendidikan swasta di Singapura. Sehingga apabila terdapat organisasi pendidikan yang kualitasnya menurun dapat diketahui secara langsung dan nantinya dapat diperbaiki.

sumber : wikipida

Kamis, 12 Januari 2012

PRESPEKTIF SEJARAH PERKEMBANGAN RU KONFUSIAN

Oleh : Rip Tockari   儒教发展史   印度尼西亚:卓永福   (Part B:E-Buletin Ru Jiao edisi ke-16)


Zaman Chun qiu  ( 770 – 476 SM )(春秋)
 
  • Kaisar Ping ( 770 Sm ) memindahkan ibukota daari Xi An kearah timur ke Luo yang mengawali periode Zhou Timur awal dari penulisan Kitab Chun Qiu.
  • Lao Zi(老子) dilahirkan pada tahun 604 di negeri Chu, nama aslinya Li Er bekerja sebagai curator arsip kerajaan, menulis buku Dao De Jing (道德经)dan meninggal tahun 531 Sm.
  •  Kong fuzi hidup pada jaman ini yakni tahun 531 , Kongzi  dilahirkan di Queli(阙里) distrik Qufu (曲阜)yang kelak menjadi ibukota negeri Lu, Kong Qiu ( 孔丘) putra dari Kong Shu Liang He(孔叔梁纥) seorang Xianling magiststrat setingkat Bupati, nenek moyang pindah ke negeri Lu dari Song, keluarga Kong keturunan pendiri kerjaan Song, tahun 481 Sm rakyat Lu menangkap seekor hewan suci Kilin dan Kongcu memahami waktunya telah habis, ia segera merampungkan Kitab Chun Qiu(春秋) tak lama kemudian beliau meninggal dunia, Kitab Li Ji(礼记) dikompilasi oleh Kongzi, karya lainnya adalah Kitab Shi Jing(诗经) dan menyusun komentar Yi Jing(易经).
  • Tahun 478 Sm Ai Gong(哀公), pangeran Ai satu tahun setelah wafat Kongzi membangun kuil untuk mengenang Kongzi di kota Qufu, spirit Nabi Kongzi dicitrakan dalam sebuah lukisan , ikon atau patung belum menjadi tradisi pada jaman itu, baru muncul belakangan karena pengaruh Buddisme tetapi kemudian dihilangkan karena banyak konfusianis yang menolak penggunaan ikon, panggunaan patung secara resmi dan masal baru terjadi setelah tahun 1530.
  • Murid-murid Kongzi menghimpun catatan-catatan yang berisi ajaran Kongzi menjadi sebuah Kitab Lun Yu(论语), salah satu muridnya Zeng Shen(曾参) menulis bagian komentar dari Kitab Da Xue(大学), bab utama Da Xue adalah salah satu bagian dari Kitab Liji, sejawatnya Zuo Qiu Ming menulis Zuo Zhuan(左传), sedang Gong Yong menulis Gong Yong Zhuan(公羊传), murid lain Gu Liang menulis Gu Liang Zhuan(谷梁传).
  • Periode 551 hingga 200 Sm dikenang sebagai masa seratus aliran  ( Bai Jia 百家) jaman keemasan filsafat China, Liu Xiang seorang cendekiawan ( 77 Sm – 6 M ) mengkompilasi semua aliran dan menyatukan ada 7 aliran utama yang terbagi menjadi 103 aliran。
  • Kelompok studi tsb menurut Sima Qian  dinamakan Ru Lin(儒林) secara harafiah maknanya rimba bagi kaum terpelajar atau lingkaran kaum terpelajar dimana mereka secara rutin berdiskusi dan saling belajar dan mengajar, jai semacam pusat pengkajian ,semacam pesantren.
  • Tahun 483 Sm Kong Zi Si (子思)cucu Kongzi dilahirkan, seorang Mahatma yang penting, ia bekerja bagi Zeng zi dan mengajar Ru Jiao dan turut menulis beberapa pasal dari Kitab Li Ji
  • Mo zi(墨子) seorang pemikir besar sekaligus  kritikus ajaran Ru Konfucian ( 479 – 381 Sm ) ia menulis buku Mo zi dengan focus pada Ai ( Kasih sayang tak bersyarat ).
  • Jembatatn batu Anji yang melintang pada sungai Xiao dibangun didaerah Zhao Zhou provinsi He Bei dibangun oleh seorang arsitek Lu Ban (鲁班)dari negeri Lu, ia konon diilhami oleh dua perahu yang berulang alik disungai tersebut bertemu ditengah sungai sehingga nampak satu perahu yang menghubungkan kedua tepi sungai, jembatan Zhao Zhou panjangnya 5032 m dan lebarnya 96 m, panjang bagian yang berbentuk busur panjangnya 3737 M, terbuat dari dua lempengan batu tipis, ditengah untuk jalan kereta dan dikedua tepi untuk pejalan kaki, mungkin jembatan ini adalah jembatan pertama di dunia, penemuan teknologi pembuatan jembatan perlu dicatat karena instrument  ini sangat menunjang integrai rakyat Chna.
  • Periode Chun Qiu berakhir 476 Sm.
 
JAMAN PERANG SAUDARA ( 战国 ) 476 – 221 Sm
  • Kemaharajaan Zhou terpecah menjadi tiga kerajaan yakni, Han, Zhao dan Wei
  • Tahun 478 SM pangeran Ai ( Ai Gong ) dari negeri Lu menganugerahkan gelar Ni Fu artinya Ni Sang Arya ( Venerable Ni ) bagi Kongcu。
  • Meng zi alia Zi Yu Lahir 372 Sm, ia adalah murid Kong zisi cucu Khongcu, meninggal tahun 289 Sm, Kitab Meng zi adalah penjabaran dan perluasan ajaran Kongzi dikompilasi oleh murid-murid Meng zi yakni Gong Sunchou(公孙丑) dan Wan zhang(万章)
  • Kao Gong seangkatan Khongcu menulis buku tentang ritus namanya Kitab Kao Gong
  • Zhuang zi penulis buku Daoisme  Nan Hua Jing(南华经), keduanya dilahirkan pada tahun yang sama 313 Sm, Zhuang zi meninggal pada usia 83 th.
  • Xun zi(荀子) alias Xun Kuang nama kehormatannya Xun Qing pendiri aliran legalisl Fa Jia, seorang tokoh Ru yang sangat penting penulis Kitab Xun zi  juga lahir pada tahun 313 Sm, meninggal tahun 283 Sm
  • Han Fei zi (韩非子)murid Xun zi seorang pemikir besar dan memperluas cakupan dari faham Fa Jia(法家) ,meninggal 233 Sm, tahun kelahirannya tidak tercatat.
  • Li Si  murid  lain dari Xun zi perdana menteri dan penasihat kaisar Qin Shi Huang Di (秦始皇帝)yang sangat antusias menerapkan faham Fa Jia(法家) di negerinya, tapi Li si(李斯) sendiri akhirnya dihukum mati oleh tuannya.
 
DINASTI QIN秦朝
  • Ying Zheng resminya  anak dari Raja Qin yang bernama Zhuang Xing Wang, ia kelak menjadi kaisar Qin Shi Huang Di dilahirkan tahun 259 Sm , ada dugaan kuat ibunya yang sangat cantik sudah mengandung Ying Zheng dari suami lamanya seorang saudagar dari suku Han, ketika dinikahi Raja Zhuang Xing, jadi Yin Zheng bukan orang Qin tapi orang Han, konon bentuk fisik Ying Zheng agak aneh telinganya sangat panjang dan glambir, telinganya melekat pada pipinya dan matanya tajam dan miring seperti mata elang.
  • Tahun 246 Sm pada usia 13 tahun naik tahta  kerajaan dari negeri Qin, kata Qin bermakna bangsa yang selalu siap memperbaharui diri
  • Tahun 221 Sm pada usia 38 tahun Ying Zheng berhasil mempersatukan seluruh negeri China dan mendeklamasikan dirinya sebagai kaisar Qin Shi Huang Di(秦始皇帝), ibukota Qin adalah Xian Yang , sekarang bernama Chang An(长安)。
  • Negara Qin dibagi menjadi 36 Jun setingkat provinsi dipimpin oleh seorang Junshou  atau gubernur , setiap Jun dibagi menjadi Xian atau kabupaten dipimpin oleh seorang Xiaming atau bupati。
  • Qin Shi Huang Di merebut Yunnan , pulau Hainam dan tanah asia tenggara。
  • Tanaman kapas mulai dikenal, kemungkinan dibawa oleh suku Xiongnu(匈奴) suku bangsa Mongol yang sering berkelana kearah barat ke tanah Ferghana dalam kawasan Afghanistan sekarang, sejak itu pakaian bangsa Hua semakin beragam, mulai dari kulit kayu, kulit binatang, sutera dan katun, mereka juga sudah pandai membuat mantel kapas  ( mianyi(棉衣)。
  • Umum diketahui bahwa Kaisar Qin Shi Huang Di membangun tembok Qin pada tahun 214 Sm sebenarnya yang dilakukan adalah menyambung tiga alur tembok besar yang dibangun oleh tiga kerajaan sebelumnya yakni, Qin, Zhao dan Yan. Kaisar mengerahkan 300.000 tenaga untuk melakukan proyek besar ini yakni tembok besar Qin, panjang tembok ini kemudian menjadi 5000 Li, kemudian diperpanjang pada jaman dinasti Ming dengan tembok besar Ming dan baru rampung tahun 1500 , panjang tembok selurluhnya 12700 Li tetapi dikenal sebagai tembok 10.000 Li ( Wan Li Chang Chen 万里长城)
  • Setahun kemudian Qin Shi Huang Di seorang pengagum aliran Fa Jia , atas anjuran perdana menteri Li Si memerintahkan membakar semua buku ajaran Kongzi dan mengubur hidup-hidup 346 pendeta agama Khonghucu, Qin Shi Huang Di juga menghancurkan system feodal tinggalan dinasti Zhou.
  • Kegiatan Qin Shi Huang Di diluar biasa antara lain membangun jaringan jalan raya yang semuanya menuju ke ibukota, membagi Negara menjadi subdistrik, menetapkan mata uang, penerapan system timbangan, menyeragamkan aksara kanji, mengatur kembali nama marga.
  • System militer dinasti Qin sangat maju mungkin termaju pada jamannya, hal ini dapat disaksikan pada situs anthropology yang juga berisi makamnya di Xian.
  • Kaisar Qin Shi Huang Di wafat karena diracun oleh perdana menterinya, digantikan oleh anaknya yang kedua Hu Hai setelah membunuh Fu Su anak yang sulung dengan memaksanya meminum racun, perdana menteri Zhao Gao berada dibalik pembunuhan dari Fu Su, kaisar kedua mengambil gelar Qin Er Shi Huang Di, ternyata anaknya  jauh lebih kejam dibanding ayahnya yang sudah sangat kejam, konon penduduk negeri China sudah mencapai bilangan 20 juta orang , melihat kekejaman Qin Er Shi Huang Di , dua orang jenderalnya wu Guang(吴广) dan Chen Sheng(陈胜) memberontak, setelah beerhasil menguasi Qixian dan negeri Chen, Chen Sheng memproklamirkan berdirinya Negara Zhang Chu dan menyatakan dirinya sebagai raja
  • Kaisar Qin Er Huang Di gusar lalu memerintah pasukannya untuk menumpas poemberontakan yang dipimpin oleh Chen Sheng dalam serangan ini baik Chen Sheng maupun Wu Guang terbunuh oleh penghianat dari anak buahnya sendiri
  • Kendati pemimpinnya terbunuh, api pemberontakan terus menyala, tdak lama kemudian muncul Liu Bang seorang petani sebagai pemimpin baru, ia berhasil merebut ibukota Xian Yang dan menggulingkan Qin Er Shi Huang Di, kaisar ini dibunuh oleh perdana menterinya sendiri Zhao Gao, kemudian muncul Shan Shi Huang Di, tetapi segera tersingkir, muncullah dinasti baru yakni Han.

DINASTI HAN (汉朝) ( 206 SM – 220 M )
  • Dinasti ini dibagi menjadi Han Barat ( 西汉206 Sm – 24 M ) ada 12 generasi raja, dinasti Xin ( 8 – 23 M ) satu raja, beribukota di Xi An dan kemudian ibukota dipindahkan ke Timur yakni  Luo Yang, ibukota lama dinasti Zhou dekat Chang An, dinasti ini dinamakan Han Timur ( 25 – 220 M ) ada 12 generasi.
  • Liu Bang lahir tahun 256 Sm dikota Pei atau Anhui sekarang, setelah berjuang selama 4 tahun berhasil mumbangkan kaisar Qin Er Shi Huang Di  anak dari Qin Shi Huang Di, kemudian mendirikan dinasti baru Han, ia naik tahta dengan gelar Kaisar Han Gao zu 汉高祖( zu gelar bagi pendiri dinasti, istilah lain yang sama artinya dengan zu adalah zong , kata Han bermakna bangsa yang berjalan tegak, maksudnya menjunjung tinggi etika dan kebenaran.
  • Semua raja dinasti Han memakai marga Liu misalnya Liu Ying, lalu Liu Ping Ti dst.
  • Kaisar Han Gao zu  menyelenggarakan kebaktian besar di makam Khongzi di Qufu  untuk menghormati arwah Nabi Kongzi dan murid kesayangannya Yan Hui(颜回), kaisar membangun Universitas guna mengkaji dan mengajarkan agama Khonghucu.
  • Dalam periode dinasti Han negeri China bertambah besar setelah daerah Yunna, Hainam dan Vietnam serta Mongolia termasuk Tarim Basin dianeksasi, perdagangan luar negeri meningkat, kapal-kapal laut berkelana mengarungi lalutan nusantara baik sumatera, Kalimantan hingga Timor membawa kayu cendana , kulit hewan liar, gading dsb.
  • Kaisar militer Han Wu Di (  156 – 87 Sm ) naik tahta sebenarnya pengagum aliran Fa Jia, tetapi Dong Zhong Shu(董锺书) seorang penasihat kaisar berhasil meyakinkan  kaisar untuk menyatakan Ru Jiao sebagai agama Negara, setiap calon pembesar negeri harus menguasai Kitab Sishu Wujing(四书五经) dan mengikuti ujian Negara , kaisar memerintahkan pembesar negeri untuk menemukan dokumen ajaran Kongfuzi, beruntung kemudian ditemukan naskah asli dibalik tembok bekas rumah Kongfuzi
  • Atas saran perdana menteri Gongsun Hong ( 121 Sm ) selain Ru Jiao aliran lain dilarang oleh kaisar Han Wu Di.
  • Kaisar Han Wu Di memerintahkan satu ekspedisi yang dipimpin oleh Zhang Qian dengan 36 pasukan pilihan untuk menemukan negeri Da yue zhi dikawasan barat , maksud awalnya untuk membentuk aliansi guna melawan bangsa Hun ( Mongol ) yang selalu mengganggu keamanan , setelah berkelana beberapa tahun rombongan tiba di negeri Taiyuan, yang menerima mereka dengan senang hati, rombongan kemudian mnelanjutkan perjalanan kearah barat dan akhirnya tiba di Dayuezhi , tapi mereka tidak bersedia beraliansi dengan Han karena wilayah kerajaan mereka sudah luas dan posisi  Han terlalu jauh, diperkirakan Dayuezhi adalah kerajaan Romawi Yunani sedang Taiyuan adalah negeri sekitar Kazakhtan, negeri lainnya adalah Kangju, wusun dan Yutian adalah negeri sebelah barat India , disekitar Iran dan kemudain irak, menarik sekali adanya beberapa ahli bahasa yang mencatat kosa kata bahasa asing.
  • Rombongan kembali ke Chang An setelah berkelana hampir 14 tahun, perjalanan inilah awal dari jalur sutera atau jalur keramik sejak itu kaisar China mengembangkan perdagangan luar negeri via jalur sutera ini, kain sutera dan porselin juga diperdagangkan oleh kafilah di Mekkah dan dibawa dengan unta ke Damaskus, Siria, kemudian ke Eropa via Bi*antinia, sejak itu  bangsa – bangsa diarah baratpun berkunjung ke kerajaan Han, agama Buddha, Agama Yahudi juga melalui jalur sama dibawa oleh komunitas Yahudi proselit dari Armenia , kelak agama Kristen Nestorian sekitar abad ke 3 hingga 5 dibawa masuk oleh imigran berbangsa Turki ke kawasan Kaifeng sekarang, terakhir agama Islam yang memasuki China beberapa abad kemudian dibawa oleh orang Arab dan Asia tengah seperti Usbeistan dan Kajakhtan
  • Dong Zhong Shu ( 179 -103 Sm )adalah seorang  pemikir besar Ru Konfusian, setiap pengkaji Konfusian wajib mempelajari buku-bukunya  karya-karyanya sungguh luar biasa.
  • Pemikir Konfusian penting lainnya sebelum Dong Zhong Shu  adalah Lu Jia dan Jia Yi
  • Han Wu Ti sekaligus mengangkat 136  sarjana ahli Ru Konfusianisme dan diminta mendirikan Universitas Konghucu ( Bi Yong ) salah satu dosennya adalah Sima Qian perguruan tinggi ini menghasilkan tidak kurang dari 30000 sarjana.
  • Buddisme mulai merembes ke negeri China tetapi belum begitu berpengaruh , dalam bentuk aslinya Buddhisme  sukar diterima oleh kaum terpelajar, karena ada keharusan meninggalkan keluarga, hidup selibat dan tergantung pada sedekah masyarakaat yang dianggap bertentangan dengan budaya China yang konfusian.
  • Tahun 1 M kaisar Ping menganugerahi gelar Bacheng XuanNi Gong bagi Khonghucu, artinya Yang Amat Mulia Pangeran Ni, pada kurun waktu ini ajaran Khonghucu mulai menyebar ke Korea ,pelajar Korea berdatangan ke China
  • Dua sarjana Konfusian dari Korea yakni aiki dan Wang In menyebarkan ajaran Khonghucu ke Jepang.        
 
PERIODE ENAM DINASTI ( 221 – 589 AD ) NON HAN
Dinasti Wu, Jin Timur, Song , Qi , Liang, dan Chen
Terbagi sub periode sebagai  berikut :
 
  1. Jaman Tiga Kerajaan  ( 220 – 280 AD ) San Guo
  • Kerajaan Wei 魏( 220 m – 265 m ) didirikan oleh Cao Pi
  • Kerajaan ShuHan蜀汉( 221 M – 263 ) di Si Chuan, didirikan oleh Liu Bei dn huge Liang
  • Kerajaan Wu 吴( 222 M – 280 M ) diutara diririkan oleh Sun Quan
 
 
  1. Dinasti Jin Barat西晋( 265 – 316 AD )
  • Keluarga Sima mengakhiri jaman tiga kerajaan dengan mempersatukan semua fihak yang bertikai, kaisar yang pertama adlah Sima Qian dan membangun Dinasti bartu Jin, kaisar mempersembahkan ritual bagi Khonghucu di Unibvestas Negara , ritual kepada Khongcu menandai drifikasi Khongcu, ritual didasarkan atas ritus kepada Ti Gong dan Shen Nong, tidak lama kemudian cina kembali kacau dan porak poranda, Negara terpecah belah menjadi Negara-negara kecil  dan memasuki jaman :
 
  1. Jaman 16 Kerajaan  ( 304 – 439 AD )
Sima Rui tahun 317 AD mermulihkan kembali Dinasti Jin dan mengankat dirinya sendiri sebagai kaisaar baru dengan gelar Kaisar Yuan, masa ini dinamakan Jin Timur东晋. Pendeta Budha dari India antara lain Kumarajiwa dan Budhi Dharma pendiri aliran Zhen yang mengkombinasikan Budhisme dengan Daoisme, tiba sekitar tahun 401 dari India, kaisar membalas kunjungan mereka dengan mengirim Fa Xin ke India untuk mempelajari agama Budha, bahasa Sansekertra dan membawa pulang  Kitab Suci Tri pitaka untuk diterjemahkan kedalam bahasa China. pada masa itu kaisar dari dinasti Jin berhsil merebut Korea sebelah utara, ajaran Khonghucu berkembang di korea, kerajaan Han Korea mengadopsi agama Khonghucu sebagai agama Negara, Wang In seorang tokoh Konfusian dari korea bermusafir ke Jepang untuk menyebarkan agama Khonghucu pada istana kerajaan Jepang, ia menterjemahkan buku Lun Yu kedalam bahasa Jepang.
 
Jaman Dinasti Utara dan Selatan 南北朝( 420 – 581 AD )
 
Cina terbagi dua konfederasi yakni :
  1. Dinasti Utara terdiri dari Wei Utara, Wei Timur,WeiBarat, Qi Utara, Zhou Utara
  2. Dinasti Selatan terdiri dari Song , Qi, Liang, dan Chen
 
Pembangunan kuil Negara untuk Khonghucu dibangun pada tahun 445 oleh kaisar Wen Yuan Jia dari dinasti Liu Song, kaisar menyelenggarakan ritual agung dengan tarian 6 baris di iringi tiga rak instrument musik, persembahan dan bejana yang biasanya digunakan untuk menyembah Tuhan Surgawi.
Tahun 489 kaisar Xiao Wen membangun kuil Khonghucu di ibukota kerjaan Wei, kuil pertama yang dibangun di luar Qufu.
Tahun 580 dinasti Haou Zhou menganugerahi gelar anumerta gong bagi Khonghucu, Zhouguo Gong.
 
Dinasti Sui 隋朝 ( 581 – 618 M )
Dinasti ini didirikan oleh Yang Jian seorang bekas perdana meneri pada negeri *hou Utara, wallau dinasti ini sangat singkat tetapi berhasil melertakan dsar perencanaan tata ruang bagi kota-kota kerajaan.
Salah satu peristiwa penting adalah dibangunnya semacam kebun raya oleh kaisar Sui Yang Di yang nama kecilnya Yang Guang ( 569 – 618 M ) semua contoh tanaman dan hewan penting dikumpulkan dari seluruh negeri di ibukota Luo Yang. Proyek ini adalah kebun botani dan *oologi pertama di dunia, sebuah terusan kanal besar dlibangun untuk menghubungkan Luo Yang dengan SungaiHuang He, dikiri kanan sungai dibangun jalan raya, kaisar mengerahkan tidak kurang dari ratusan ribu tenaga kerja, proyek ini selesai dalam enan tahun dengan menghabiskan 150 juta 。
Sebelumnya pada masa Chun Qiu telah dibangun kanal yang menghubungakan sungai Yang Tse dn sungai Huang He  atas perintah kaisar Fu Chai dari negeri Wu, kanal inti dibangun untuk keperluan mobilisasi pasukan dengan system logistiknya, kemudain pada jaman dinasti Yuan dibangun sector yang menghubungkan Beijing dan Hang zhou.
Seluruh jaringan kanal raksasa ini panjangnya 1794 Km sebuah kanal tertua dan terpanjang di dunia, pada waktu lalu system kanal ini memainkan peranan penting dalam membangun system pertahanan dan logistic kekaisaran China, panjangnya setara dengan jaringan jalan dari Anyer sampai Timor Timur.
Kaisar yang tahun 608 menganugerahi gelar Xianshi Nifu, yang Arya Guru Besar bagi Khonghucu.
 
Dinasti Tang 唐朝( 618 – 907 M )
 
  • Li yuan seorang keturunan Turki dari suku Tuoba, tahun 618 M merebut kekuasaan dari kaisar Yang Jian mendirikan dinasti Tang dan menamakan dirinya Kaisar Tang Gao Zhu
  • Tang Gao Zhu membina hubungan luar negeri dengan mengirimkan delegasi ke berbagai kerajaan di Asia Tenggara, India, Arab, Korea,dan Jepang, Konfusianisme mencapai puncaknya di korea dn kemudian Jepang.
  • Tang menganeksasi Vietnam sejak itu Vietnam dijadikan daerah taklukan selama 1000 tahun , Konfusianisme berkembang di Vietnam
  • Mengirimkan adiknya pangeran Xuan Zhuang 玄装 ke India untuk mengambil Kitab suci Tripitaka, tokoh Budisme penting lainnya adalah Ji Zang ( 549 – 597 M ) dan Zhi Yi ( 538 – 597 M )
  • Pendeta agama Budha belajar agama Budha di Universitas Mandala di sriwijaya palembang, banyak pendatang dari negeri China, mereka kini sudah terserap dalam komunitas palembang.
  • Tang adalah puncak kebudayaan tertinggi, aritektur, kesenian, kesusatraan, matematika, astronomi dan kalilgrafi mencapai kemajuan luar biasa, suatau pedriode yang sangat dibanggakan.
  • Tahun 626 Tang gao Zhu mengundurkan diri dan digantikan anaknya Li Shi Min dengan nama Kaisar Tang Tai Zhong memerintah hingga tahun 649 m
  • Tahun 628 Masjid Guangda selesai dibangun oleh wahab bin kabcha, hanya tiga tahun setelah selesainya masjid Nabawi di Mekkah oleh Nabi Muhammad saw, komunitas Arab di China yang dipimpin wahab ketika itu tidak kurang dari 10.000 jiwa wahab sendiri dimakamkan di Guangdong, mereka terserap dalam komunitas Hui (回)dan keturunannya masih dapat ditemukan hingga kini。
  • Kaisar Tang Tai Zhong  memerintahkan pendirian kampus universitas milik kerajaan, dimana dibangun kuil untuk menghormati Khonghcu, kaisar memperbaharui system ujian untuk menjadi birokrat.
  • Tahun 630 kaisar Tang memerintahkan agar semua sekolah negeri baik di distrik maupun provinsi memiki kuil untuk memuliakan Khonghucu, Khongcu dimuliakan sebagai pendidik agung, hari kelahiran Khongcu dijadikan hari pendidikan nssional, Khongcu mendapat gelar Xiansheng ( Mahatma Pratama ) tahun 628 dan tahun 637 dianugerahi gelar Xuanfu ( Yang Arya ) tata ibadah bagi Khonghucu menjadi sangat kompleks.
  • Tahun 647 sebanyak 22 Kitab dan buku tafsir diresmikan sebagai Kanon Kerajaan atau Kitab suci Negara.
  • Tahun 720 dibangun kuil ulntuk menghormati 72 murid Khonghucu.
  • Tahun 739 Khonghucu dinaikkan derajatnya menjadi Wenxuan Wang文宣王, pangeran Kebudayaan , lukisan Khongcu berukuran besar ditegakkan pada gedung departeman pendidikan kerajaan , posisinya menghadap ke selatan.
  • Han Yu ( 768 – 824 M ) seorang penegak Ru Konfusian yang paling penting dalam jaman dinasti Tang, konsep penting yang dilahirkannya adalah Dao Tong道统 Yakni transimisi Dao dari satu tokoh pembawa kebenaran ke tokoh Ru berikutnya
  • Aliran San Jiao(三教) terbentuk pada jaman ini yakni Daoisme, Konfusianisme dan Budisme, kaisar Tang Tai Zhong banyak berjasa bagi perkembangn ajaran Ru antar lain menulis buku Xiao Jin.
  • Tahun 635 misionaris Kristen pertama dari aliran Nestorian tiba di Kai Feng sekarang, pada saat yang bersamaan agama Yahudi Armenia pun tiba di lokasi yang sama, pluralisme  agama semakin berkembang di china.
  • Kaisar wanita Wu ze Tian naik tahta dengan cara merebut kekuasaan dari anaknya sendiri Zhong Zong, Wu Ze Tian sangat cerdas sekaligus penuh intrik berkuasa selama 15 tahun dan direbut kembali oleh Zhong Zong , nama Tai Zhong jangan tertukar dengan Tai Zong anak Genghis Khan.
  • Setelah Zhong Zong Negara diperintah oleh Rui Zong tetapi tidak lama kemudian digantikan oleh Xuan Zong yang memerintah dari tahun 712 – 755 M, xuan Zhong dikenal dengan nama Tang Ming Huang atau Kaisar Brilian.
  • Teknik percetakan ditemukan di China, jika semua Kitab Suci ditulis diatas sutera kini pada kertas merang, meja dan kursipun digunakan.
  • Kaisar Tang terakhir adalah kaisar Ai seorang yang sangat lemah, terbunuh tidak lama setelah menyerahkan kekuasaan kepada Zhu Wen yang kemudian mendirikan dinasti Liang.
  • Setelah berakhirnya dinasti Tang Negara memasuki masa kacau balau, Negara terbadi dua kelompok pada periode yang hampir bersamaan

Rabu, 11 Januari 2012

kawan yang berpengetahuan luas dan mau mendengarkan adalah kawan yang membantu mengembangkan diri.

Jagalah Ucapan yang keluar dari mulut kita, agar kita tidak membuat orang lain menderita Pikiran ( Sakit Hati ). Jika Sakit Badan Jasmani akan terlihat kesembuhan nya, namun Sakit Hati tidak terlihat Kesembuhan nya,
Apabila seseorang melakukan hal apa pun dengan Tergesa-gesa, maka hasilnya tidak akan Terlalu Baik. Namun apabila melakukannya dengan Perlahan-lahan, maka akan Tertinggal oleh orang lain. Hanya dengan ke Tenang se-Imbangan lah hasilnya akan Nyaris Sempurna.
Jika kmu memancing ikan,setelah ikan itu terikat dimata kail,hendaklah kamu mengambil ikan itu..jgnlh sesekali kamu lpskn ia kembali kedlm air bgtu saja..dan mungkin ia akan menderita slma hidupnya..bgtulah juga kmu memberi penghrpn kpd seseorg..setelah ia mulai menyygimu,hendaklah kmu menjaga hatinya..jgnlah sesekali kmu meninggalkannya begitu saja..karena ia akan terluka oleh kngn bersamamu dan mungkin tdk dpt melupakan sglanya slmanya..jika kmu tlh memilih sepiring nasi..yg pasti baik untuk dirimu,mengenyangkan,berkhasiat. Mengapa kamu mencoba mencari mknan yg lain? Terlalu ingin mencari kelezatan..kelak,nasi akan basi dan kmu tdk dpt memakannya kmu akan menyesal. Bgtu juga jika kmu tlh bertemu dgn seseorg..yg membawa kebaikan kpd dirimu,menyygimu,mengasihimu. Mengapa kmu mencoba membandingkannya dengan yang lain? terlalu mengejar kesempurnaan. Kelak kamu akan kehilangannya.


Lun Yu 16.4 孔子曰:“益者三友,損者三友。友直,友諒,友多聞,益矣。友便辟,友善柔,友便佞,損矣。”
Kong Zi bersabda , ada 3 macam teman yang membantu mengembangkan diri益者有三友 (益 disini berarti membantu mengembangkan diri , bukan bermanfaat atau memberi keuntungan )損者有三友 (損 adalah lawan dari 益, artinya adalah ada 3 macam kawan yang membuat kita malah mundur, bukan maju berkembang )
友直, 友諒, 友多聞, 益矣. 友便辟, 友善柔, 友便佞 , 損矣.
Kawan yang jujur (直 artinya lurus, tidak mementingkan diri sendiri, berkawan bukan mencari keuntungan pribadi ), kawan yang hatinya lapang( 諒 bisa berarti memahami dan memaafkan ), kawan yang berpengetahuan luas dan mau mendengarkan adalah kawan yang membantu mengembangkan diri.
Kawan yang menjilat( pianbi便辟, oportunis/selalu mencari keuntungan pribadi ) , kawan yang bermuka 2 (shanrou 善柔 itu apa yang dikatakan belum tentu sesuai dgn hatinya , alias tidak tulus dalam berkawan, picik ), kawan yang pembual/omong besar ( 便佞pianning bisa diartiin adalah tukang debat kusir, membantah krn pengetahuannya cetek ) adalah kawan yang membuat kita mundur ( arti mundur disini , kita tidak akan bisa berkembang dan terjerat dalam perkawanan yang palsu ).

Mandat Langit (Tianming)

Konsep mandat langit merupakan alat legitimasi selama ribuan tahun bagi para penguasa zhongguo yang kemudian menjadi doktrin. Doktrin ini menyatakan bahwa langit akan memberikan berkat kepada para penguasa yang bijaksana sehingga pemerintahannya akan langgeng dan langit akan merasa tidak senang pada penguasa yang lalim sehingga pemerintahannya akan dijatuhkan.



Keunikan dari mandat langit adalah tidak dihiraukannya asal usul penguasa sehingga dalam sejarah terdapat dua dinasti yang penguasanya dari kalangan rakyat jelata yakni Liu Bang dari Dinasti Han dan Zhu Yuan Zhang dari Dinasti Ming. Terdapat pula dua dinasti asing yang mengklaim menerima mandat langit yakni Yuan dan Qing. Yang diutamakan merupakan kecakapan dan kebijaksanaan dari penguasa dalam memimpin rakyatnya ketimbang latar belakang kelahirannya.

Dalam melihat apakah langit memberikan mandatnya pada penguasa atau tidak adalah dari kehidupan rakyatnya. Langit memberikan mandat apabila kehidupan rakyat dipandang layak dan berkecukupan dengan suasana yang damai serta harmonis. Sebaliknya penguasa dipandang kehilangan mandat langit apabila rakyat hidup dalam kemiskinan dan bencana alam serta perang yang tidak berkesudahan. Dalam keadaan demikian maka sah bagi rakyat untuk menggulingkan sang penguasa lalim.

Mandat langit pertama kali dipakai oleh Zhou Gong Dan untuk menangkis serangan ideologis dari sisa2 pendukung Dinasti Shang yang menolak kepemimpinan Zhou dan berusaha membangun kembali Dinasti Shang. Selama berabad-abad, para raja dari Dinasti Shang dipandang sebagai dewa yang turun dari langit. Mereka adalah penguasa mutlak yang merupakan keturunan dewa2 langit sehingga pantang untuk ditentang apalagi digulingkan. Hal ini terlihat dari gelar yang dipakai Raja2 Shang yakni Ti (帝). Bandingkan dengan penguasa Zhou yang memakai gelar Wang (王)..

Keluarga Ji (姬) yang mendirikan Dinasti Zhou awalnya tak lebih dari vassal wilayah barat dari Shang. Meskipun pada beberapa generasi terakhir sebelum penggulingan Shang mereka telah menikah dengan anggota keluarga Zi (子) , bukan berarti mereka punya hak atas tahta kerajaan. Status resmi mereka hanyalah ipar kerajaan, tidak kurang tidak lebih. Pada masa2 awal Dinasti Zhou, hal ini mengundang keresahan dan ketidakpuasan dari rakyat. Rakyat Shang terbiasa dengan pewarisan tahta dari ayah ke anak. Naiknya keluarga Ji sebagai keluarga kerajaan yang baru tidak dapat diterima begitu saja. Lebih2 mereka naik tahta menggunakan kekerasan. Raja Wu mengumpulkan lebih dari 800 bangsawan feodal di tepi Sungai Mengjin pada 1046 SM dan menyerang Shang pada tahun berikutnya yang menyebabkan Raja Di Xin bunuh diri serta kematian seluruh pengikut setianya. Dikatakan bahwa genangan darah yang terkumpul sampai membuat alu terapung di atasnya. Kudeta berdarah ini menyebabkan rakyat Shang bersikap antipati pada penguasa yang baru.

Setelah meninggalnya Raja Wu, rakyat di sebelah timur di bawah Jizi bangkit memberontak melawan Zhou. Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh keinginan rakyat untuk mengembalikan pemerintahan ke keluarga Zi. Dengan kata lain, untuk mengembalikan keadaan sebagaimana mestinya. Saudara2 Zhou Gong Dan juga ikut memberontak. Setelah berhasil meredam pemberontakan, Zhou Gong Dan membangun Kota Luoyi (Luoyang) sebagai ibukota wilayah timur Zhou sekaligus sebagai basis kontrol yang lebih ketat terhadap sisa2 Shang di timur.

Menyadari bahwa perlu legitimasi yang lebih kuat untuk menandingi status kedewaan raja2 Shang, Zhou Gong Dan kemudian menjelaskan konsep Tianming pada rakyat. Dalam pandangannya, keluarga Ji tidak pernah memiliki keinginan untuk memberontak pada Shang. Kesalahan ada pada raja terdahulu yang selama bertahun2 absen melakukan upacara ritual kepada langit. Langit yang tidak mendapat persembahan menjadi murka, menganggap bahwa anak cucu mereka yakni keluarga Zi sudah lalai dan lupa daratan. Kepemimpinan buruk Raja Di Xin juga membawa malapetaka di bumi. Langit lalu mencari siapakah yang dianggap bisa memperbaiki keadaan ini. Pilihannya jatuh pada keluarga Ji yang merupakan ipar dari keluarga Zi. Meskipun enggan, namun karena ini kehendak langit maka diturutilah kemauan langit tersebut. Seandainya langit berkenan pada Shang maka pemberontakan tentu akan gagal. Kenyataannya berhasil yang berarti Zhou mendapat mandat untuk memimpin rakyat dan Shang sudah tidak memiliki mandat tersebut.

Kalau dilihat maka nampaklah kecerdikan Zhou Gong Dan disini. Hanya ada dua pihak yang dapat dikatakan salah melalui penjelasan ini yakni Shang dan langit itu sendiri. Shang bersalah karena lalai sementara langit bersalah karena membiarkan anak cucu mereka dikalahkan. Dengan kata lain, keluarga Ji cuci tangan terhadap pemberontakan mereka sendiri. Zhou nampak sebagai pahlawan yang enggan dalam menerima mandat.

Doktrin ini kemudian diadopsi oleh para pemikir klasik dan menjadi sumber legitimasi para penguasa. Dalam ribuan tahun sejarah perang saudara di zhongguo, Tianming selalu menjadi apa yang diperebutkan para elit politik demi menjadi penguasa tertinggi.


sumber; Budaya Tionghoa

Selasa, 10 Januari 2012

3 Maharaja dan 5 Kaisar dalam Ajaran Konghucu

“Maharaja ( huáng / 皇 )” adalah “Besar ( dà / 大 )” dan “Cantik ( měi / 美 )”, yang pada awalnya belum dipakai sebagai istilah atau kata nomina. Baru sampai akhir Periode Negara Perang, oleh karena huruf “Kaisar ( dì / 帝 )” dari kata “shàngdì / 上帝 ” dipakai juga sebagai sebutan untuk para penguasa manusia, maka baru mulai diadopsikan huruf “Maharaja” . Seperti berbagai sebutan dalam buku 《 Phraseologi Chǔ ( salah satu karya literatur puisi dan syair klasik Cina ) 》 ; Maharaja Barat, Maharaja Timur, Maharaja Atas dan sebagainya.
Kemudian juga ada sebutan Maharaja Langit, Maharaja Bumi dan Maharaja Manusia, yang disebut sebagai “Tiga Maharaja”. Dalam buku 《Tata Krama Zhōu》, 《Kronik Sejarah Lǚ Bùwéi》 dan 《 Kronologi Zhuāngzǐ》 juga mulai ada sebutan “Tiga Maharaja dan Lima Kaisar” yang bermaksud penguasa manusia. Bahkan dalam buku 《Kronologi Guǎn Zhòng》 telah dijabarkan dan dijelaskan perbedaan arti dan makna dari “Maharaja ( huáng / 皇 )”, “Kaisar ( dì / 帝 )”, “Raja ( wáng / 王 )”, “Hegemoni ( bà / 霸 )”, tetapi semuanya belum pernah ditetapkan sebagai nama orang.
“Tiga Maharaja dan Lima Kaisar” adalah “Kaisar-Kaisar” legenda China yang muncul sebelum Dinasti Xià. Sesuai hasil penelitian sekarang, mereka tersebut semuanya adalah ketua suku, dan oleh karena memiliki kekuatan dan pengaruh besar sehingga berhasil menjadi pemimpin dari gabungan berbagai suku. Qín Shǐ Huáng dalam rangka menunjukkan diri berkedudukan lebih tinggi dari mereka, memakai huruf “Maharaja” dari “Tiga Maharaja” dan huruf “Kaisar” dari “Lima Kaisar” yang dikomposisikan menjadi gelar “Kaisar ( huángdì / 皇帝 )” yang kita kenal sampai sekarang.
Baik berdasarkan mitologi legenda maupun catatan buku sejarah, semuanya beranggapan dan berkeyakinan bahwa zaman dari “Tiga Maharaja” adalah lebih awal dari pada zaman “Lima Kaisar”. Tetapi dari masing-masing sejarawan yang berbeda, terdapat definisi “Tiga Maharaja dan Lima Kaisar” yang berbeda. “Tiga Maharaja” ada lima versi dan “Lima Kaisar” juga ada lima versi.

3 Maharaja

Catatan paling awal tentang Tiga Maharaja ( sānhuáng / 三皇 )” muncul dalam buku 《Catatan Sejarah Agung • Catatan Qín Shǐ Huáng》 pada tahun 221 SM ( tahun ke-26 Qín Shǐ Huáng ) menurut Lǐ Sī bahwa zaman kuno ada Maharaja Langit, Maharaja Bumi dan Maharaja Manusia sebagai Tiga Maharaja, dan di antaranya Maharaja Manusia dianggap paling agung.
Versi-versi dari Tiga Maharaja menurut berbagai buku dan kitab sejarah :
Versi terakhir oleh karena pengaruh dari 《Klasik Sejarah》 sehingga menjadi lebih popular. Fúxī, Shénnóng dan Huángdì menjadi Tiga Maharaja paling kuno di China.
Dari berbagai catatan sejarah tersebut di atas, Fúxī dan Shénnóng mendapatkan dua posisi yang pasti sebagai Tiga Maharaja, yang dalam berbagai versi boleh dikatakan hampir sama semua. Sedangkan posisi ketiga seharusnya siapa, terdapat perbedaan yang cukup besar.
Selain itu, dalam buku 《Norma Tata Krama》 dari Dinasti Hàn menyatakan Maharaja Langit, Maharaja Bumi dan Maharaja Manusia sebagai Tiga Dewa Langit.

5 Kaisar dalam Ajaran Konghucu

5 Kaisar Langit Awal ( xiāntiān wǔdì / 先天五帝 ) dalam Ajaran Konghucu ( yang juga menurut 《Zhōulǐ • Tiānguān》 karya Jiǎ Gōngyàn dari zaman Dinasti Táng ) adalah :
  • Tengah ; Huángdì ( 黄帝 ~ 黃帝, Kaisar Kuning ) Hánshūniǔ ( 含枢纽 / 含樞紐 )
  • Timur ; Qīngdì ( 青帝, Kaisar Hijau ) Língwēiyǎng ( 灵威仰 / 靈威仰 )
  • Selatan ; Chìdì ( 赤帝, Kaisar Merah ) Chìbiāonǔ ( 赤熛弩 )
  • Barat ; Báidì ( 白帝, Kaisar Putih ) Báizhāojù ( 白招拒 )
  • Utara ; Hēidì ( 黑帝, Kaisar Hitam ) Yèguāngjì ( 叶光纪 / 葉光紀 )
Ada legenda yang menggunakan dewa dari lima arah sebagai “Lima Kaisar”. “Lima Kaisar” dalam 《Phraseologi Chǔ • Xīsòng》 karya Wáng Yì dari zaman Dinasti Hàn Timur adalah Dewa Lima Arah. Serta oleh Lǚ Bùwéi dalam bukunya 《Kronik Sejarah Lǚ Bùwéi》 dari empat kaisar yang semula dipuja oleh Negara Qín ( 秦 ) ( Báidì, Qīngdì, Huángdì, Yándì ) ditambah dengan Hēidì menjadi Lima Kaisar yang mengatur Empat Arah, Empat Musim dan Lima Eleman, masing-masing :yakni :
  • Timur : Tàihào Elemen Kayu, Musim Semi.
  • Selatan : Yándì Elemen Api, Musim Panas.
  • Barat : Shǎohào Elemen Logam, Musim Gugur.
  • Utara : Zhuānxù Elemen Air, Musim Dingin.
  • Pusat ( Tengah ) : Huángdì Elemen Tanah.

sumber;  http://www.szkolenie.wodzislaw.pl/wodzislaw/w/id